Terinspirasi dari pengalaman pribadi tentang manifestasi, dan diperkuat oleh penelutian yang dilakukan Prof. Masaru Emoto, ilmuwan Jepang, Tex saverio merilis koleksi scarf perdana. Menggandeng super model ternama Paula Verhoeven dan make-up artist Bubah Alfian, ketiga bercerita tentang manifestasi diri dalam perjalanan hidupnya masing-masing.
Setiap orang pasti memiliki kisah hidup dan perjalanan yang beragam, masa pasang dan surut, gagal dan berhasil, momen bahagia dan penyesalan, tersenyum dan terluka, tidak terkecuali Tex, Paula dan Bubah. Berangkat dari pengalaman pribadi dan bagaimana melewati semua itu, Tex mengimpikan, mencurahkan hati dan pikirannya dalam sebuah karya yang bukan saja menjadi fashion statement yg berkualitas tinggi dan memiliki nilai estetika yang tinggi, namun memiliki makna dan tujuan yang mendalam, yakni #1. menguatkan (empowerment) #2. merayakan kehidupan setiap insan dengan kisah yang beragam.
3 anak bangsa dari kisah berbeda, namun satu kesamaan. Tex dengan pencapaiannya lewat fashion yang membawa nama Indonesia berhasil menembus Hollywood untuk pertama kalinya melalui beragam disiplin, mulai dari dunia musik (Lady Gaga), seni peran (Jennifer Lawrence), tv-reality star (Kim Kardashian), hingga International collaboration dengan brand SWAROVSKI, Shu Uemura, Victoria’s Secret, American Next Top Model sampai menjadi brand asal Indonesia pertama yang tampil dalam jadwal resmi Paris Fashion Week.
Bubah dengan keberhasilannya dalam menjadikan Jember Fashion Carnaval sebagai ajang bergengsi dengan skala international sampai New York, mengharumkan nama Indonesia dan memenangkan berbagai macam penghargaan atas keterampilannya sebagai make-up artist terbaik Indonesia.
Paula memulai karir sebagai model Indonesia telah membuktikan kepiawaiannya menguasai berbagai macam panggung mode dengan skala internasional. Paula berhasil mengukuhkan diri sebagai super model Indonesia dan menjadi figure publik dengan citra muslimah yang bersahaja.
Semua berawal dari impian yang diwujud-nyatakan dengan kepercayaan dan keteguhan dalam hati, pikiran, dan perbuatan yang berdampak positif bukan hanya untuk pribadi, namun masyarakat luas.
Terinspirasi dari penemuan MASARU Emoto tentang kekuatan dari energi dalam setiap kata dan pikiran kita yang dapat membentuk perbedaan dalam realita kehidupan, Tex ingin bercerita tentang kekuatan afirmasi dan energi positif yang dapat membawa perubahan dalam hidup setiap orang. Berangkat dari pengalaman pribadi, Tex terinspirasi untuk mengukirkan kata-kata afirmasi positif yang dapat menjadi pengingat dan/atau penguat dalam setiap design scarf, dengan harapan membawa energi positif dalam kehidupan setiap pemakainya.
“Gone is the day where every brands shove down their brand’s story to the audience, what about their stories? Let’s initiate the movement then let our audience’s story takes the center stage,” ujar Tex. Berawal dari pemikiran ini, Tex berinisiatif untuk mencoba membuat perbedaan dengan mengganti thank you card yang umumnya bercerita tentang brand (brand’s story) menjadi tribute card yang kosong dimana setiap pemiliknya dapat bercerita tentang pengalamannya, janjinya terhadap dirinya, pengingat, cerita selebrasi, atau pernyataan terima kasih atas pencapaian pribadi.
“This is about them telling their very personal story and we are there walking along them, supporting, reminding and encouraging them through the positive affirmations written on it,” kata Tex. Dalam rangka mengukuhkan konsep tersebut, Tex pun secara simbolis mengganti kepanjangan TS dari Tex Saverio menjadi Testament of Soul, yang mana sejalan dengan pernyataan (testament) afirmasi positif yang tertera dalam setiap sending scarf TS. “It’s a full circle moment,” sambung Tex.
Pada saat memulai, Tex menginginkan dan sangat teliti dalam mempelajari segala detail teknikal seperti kualitas dan konstruksi bahan, bahkan pemilihan benang yang dapat menunjang bukan hanya dari segi estetika (konstruksi berdiri, tidak terlihat kaku, warna tidak redup), namun juga secara fungsi (nyaman, breathable, tidak mengganggu pendengaran, dan tidak menyebabkan ketombe).
Dalam proses development pun, Tex banyak memerlukan trial dan error, karena proses pencetakan huruf ke atas kain yang sangat halus dan tipis, sangatlah berisiko tinggi dan rentan gagal menyebabkan tulisan terlihat buram. Membutuhkan teknik pengerjaan dengan tingkat ketelatenan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Untuk tingkat kecerahan, kedalaman, dan ketajaman warna, apabila dibandingkan, dapat terlihat perbedaan kualitas karena menggunakan tinta dan proses cetak dengan alas kertas khusus yang berkualitas tertinggi. Dan terakhir adalah proses finishing, yang mana membutuhkan teknik pelapisan khusus sehingga dapat menghasilkan handfeel yang sangat halus dan lembut, dan kualitas tersebut dapat bertahan lama.
Design yang unik dan berbeda adalah suatu hal yang sangat identik dengan karya-karya Tex. Kali ini pun, Tex menciptakan design dengan sentuhan teknologi mix 3D design print yang belum pernah ada sebelumnya. Salah satu hal yang menjadikan koleksi scarf TS berbeda adalah adanya design charms/bandul yang dapat dilepas-pasang(detachable) secara custom menyesuaikan keinginan, personality pemakai, ataupun menyesuaikan kebutuhan acara saat pemakaian.
Kualitas charms tersebut pun menggunakan bahan copper dengan finishing chromatic sehingga hasil terlihat lebih berkualitas dan tahan lama. Untuk packaging limitied edition box, Tex memilih menggunakan tin can metal box yang di chrome semi-matte, yang membuat tampilan jauh lebih exclusive dan juga secara fungsi akan lebih awet untuk menyimpan scarf sehingga tidak mudah lembab dan usang.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 212
Simak wawancara liputan Kabari dibawah ini.