KabariNewsSaat ini banyak bertebaran tempat-tempat nonkrong disudut-sudut kota besar maupun di desa-desa. Kebanyakan tempat-tempat nongkrong atau angkringan ini  menyediakan minuman, makanan dan fasilitas wifi gratis sebagai daya tarik tersendiri.

Biasanya dimanfaatkan hanya untuk sekedar melepas kejenuhan setelah seharian beraktivitas atau sekedar ngobrol bersama teman-temannya, tetapi ada pula yang sengaja mencari fasilitas wifi gratis sambil menyanding  segelas kopi. Hal itu sudah biasa dan sudah menjamur menjadi bagian kehidupan di kota. Kebiasaan itu akhirnya dibaca dan menjadi suatu peluang usaha oleh Jaelani pemilik warkop (warung kopi) Sedekah.

Jaelani membuka warkop sedekah punya alasan khusus, Kenapa warkop hanya untuk tempat nongkrong saja? Dari situlah  Jaelani mempunyai ide membuka warkop dengan membayar seiklasnya sambil bersedekah. Dengan konsep bersahabat, nongkrong ada manfaatnya. Warkop yang terletak di jalan Ketintang Baru 3 Surabaya ini buka mulai pukul 18.00 WIB sampai dengan pukul 00.00 WIB. Warkop Sedekah setiap harinya ramai dikunjungi terutama mahasiswa-mahasiswi UNESA Surabaya yang sengaja datang selain untuk mengerjakan tugas juga untuk menikmati makanan dan minuman yang disediakan oleh warkop sedekah.

Saat ditanya, apa tidak rugi? Jaelani menjawab, “Tidak rugi, warkop sedekah ada di depan ruko milik saya, tidak perlu bayar sewa tempat atau bayar listrik. Karena sudah masuk dalam biaya operasional ruko, alias pemanfaatan ruang kosong saja” . Kemudian Jaelani menjelaskan lebih lanjut, Pembeli yang datang dan menikmati makanan dan minuman dipersilahkan menghitung sendiri dan membayar, berapa habisnya? Pembeli sendiri yang membayar dan memasukan ke dalam kotak yang sudah disediakan.

Tinggal kejujuran pembeli,  kalau ada kelebihan atau kembalian silakan ambil sendiri, tapi itu tidak pernah terjadi. Kebanyakan mereka pembeli langsung menyedekahkan kembaliannya untuk disumbangkan. “Terlebih lagi saya memberikan informasi kepada pembeli, bahwa hasil atau keuntungan dari warkop sedekah disumbangkan ke lembaga Sahabat Pintar setelah di kurangi untuk gaji karyawan dan belanja barang dengan memasang stiker dan menjelaskan langsung.” katanya.

Lembaga Sahabat Pintar merupakan lembaga yang memberikan bimbingan belajar pada anak-anak yang kurang mampu secara gratis dan membuka perpustakaan gratis. Nah! Disinilah manfaatnya, jujur, iklas dan sedekah.

Dua tahun sudah warkop sedekah berdiri, namun jumlah pengunjung tidak berkurang. Artinya, masih banyak orang yang peduli terhadap sesamanya. Saat ini Jaelani mempunyai beberapa karyawan yang notabenenya semua  adalah pelajar yang didik untuk mandiri. Dari gajinya mereka dapat meringankan beban orangtuanya. Soal SPP atau kebutuhan sekolah lainnya adalah menjadi tanggungan Jaelani. Jaelani juga mengharapkan, akan muncul lebih banyak lagi warkop-warkop yang berkonsep sedekah. (1011)