KabariNews – Christine Lagarde, Managing Director IMF saat bertandang ke Indonesia baru-baru ini mengatakan, Indonesia seperti banyak negara berkembang lainnya sekarang ini sedang diterpa  gejolak keuangan global.

“Apa kita harus  merasa cemas dengan kondisi ini? Tentu saja. Tetapi Indonesia memiliki cukup pengalaman dalam menangani turbulensi tersebut. Lihatlah bagaimana negara ini melewati krisis keuangan global pada tahun 2013! Indonesia tentu lebih mampu menangani jenis turbulensi daripada di masa lalu” kata Lagarde.

Meski begitu, Lagarde mengatakan  turbulensi baru-baru ini menyoroti kebutuhan untuk ketahanan lebih besar yang membutuhkan peremajaan pertumbuhan negara. “Pertumbuhan telah melambat selama empat tahun terakhir, dan baru-baru ini turun di bawah 5 persen untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global. Jelas, perlambatan ini tidak perlu permanen. Indonesia dapat beralih ke lintasan pertumbuhan yang lebih tinggi. Tapi perlu untuk mendapatkan di sisi kanan pergeseran yang sedang berlangsung di lanskap ekonomi dan keuangan global” tuturnya.

Caranya, Lagarde menjelaskan dengan mengambil keuntungan penuh dari potensinya.  Indonesia saat ini adalah ekonomi terbesar kedelapan di dunia dengan beberapa ukuran, dan rumah bagi lebih dari setengah dari angkatan kerja di komunitas ASEAN. Menciptakan peluang investasi dan perdagangan yang lebih besar akan memungkinkan negara ini untuk mendapatkan keuntungan dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan itu akan membantu negara-negara lain untuk ikut serta dalam pertumbuhan Indonesia juga.

Memang, oleh beberapa perkiraan, lebih dari 70 persen dari populasi pada tahun 2030 akan menjadi usia-180 juta orang muda yang bekerja.  Kembali pada tahun 1930 dimana Sukarno pernah mengatakan “Beri aku 1000 orang, saya akan pindahkan gunung. Tapi beri saya 1 pemuda dan aku akan mengguncang dunia. “

Jokowi dan Christine Lagarde Managing Director IMFLagarde mengatakan, Jadi bagaimana bisa generasi Indonesia mengguncang dunia? Pengangguran, terutama di kalangan anak muda harus segera ditangani.  Pada saat yang sama, bahkan ketika tingkat kemiskinan telah dibelah dua, ketimpangan pendapatan telah meningkat pesat selama dekade terakhir. Tidak ada pertumbuhan dapat berkelanjutan jika manfaatnya hanya dinikmati oleh beberapa golongan saja. Ini adalah kesempatan  bagi Indonesia untuk mengatasi hambatan tersebut. Sekarang adalah waktu untuk memulai reformasi yang berani yang lebih lanjut akan memodernisasi ekonomi, menciptakan lapangan kerja bagi kaum muda, serta membuatnya cocok untuk pemimpin global abad ke-21.

“Caranya  Indonesia seharusnya tidak hanya cerita tentang ekspor komoditas dan pasar domestik yang besar. Ada kelas baru dari pasar untuk ditaklukkan-bukan hanya di lingkungan Anda, tetapi secara global juga. Ada lebih dari 1,5 miliar konsumen yang akan memasuki kelas menengah global selama beberapa tahun ke depan. Dan itu akan sampai kepada Anda untuk membuat penaklukan itu. Ini dicapai dengan mengembangkan potensi ekonomi di bidang manufaktur, pertanian dan jasa. Dengan menghasilkan peluang bagi semua. Dan dengan membangun infrastruktur kelas dunia modal fisik dan manusia” tuturnya.

Dengan kata lain, pikirkan tentang tiga bidang yaitu  infrastruktur, investasi, dan perdagangan. Pertama, berpikir infrastruktur. Dalam sebuah negara yang terdiri dari lebih dari 17.000 pulau, infrastruktur modern dan efisien sangat penting untuk menghubungkan orang dan memasarkan baik di dalam negeri dan  dunia. Namun kesenjangan infrastruktur Indonesia masih besar dibandingkan dengan perusahaan sejenis, terutama dalam kekuasaan dan transportasi.

Kedua, berpikir iklim investasi. Pengalaman ekonomi yang dinamis seperti China selama dekade terakhir, dan Jepang menunjukkan satu hal, yakni melibatkan diri  dengan dunia dan belajar dari dunia, internalisasi teknologi baru, dan kemudian pergi ke tempat pasar global untuk bersaing. Indonesia dapat melakukan hal yang sama, tetapi pertama-tama perlu untuk menghapus kendala yang membelenggu sektor swasta. Di sisi investasi, ini berarti perampingan persyaratan peraturan yang kompleks. Ini juga berarti harmonisasi peraturan nasional dan lokal yang tumpang tindih dan bertentangan.

Dan ketiga, berpikir tentang integrasi perdagangan. Sebuah strategi pengembangan perdagangan yang sukses bergantung pada menolak tekanan untuk melihat ke dalam dan menghilangkan hambatan untuk kompetisi. Perdagangan selalu menjadi pendorong utama kegiatan ekonomi Indonesia. Sekarang semua lebih penting untuk menuai dividen potensial dari liberalisasi perdagangan lebih lanjut dan integrasi, terutama dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Klik disini untuk melihat majalah digital kabari +

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/79674

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Asuransi Bisnis

 

 

 

 

 

kabari store pic 1