Wuwun Hely alias Wuwun Wiati bisa dikatakan wanita yang berprofesi di dua bidang yang berbeda. Satu sisi seorang penulis yang telah menerbitkan beberapa buku, di sisi lain Wuwun adalah terapis handal yang berkarir di Perancis.

Tetapi secara kronologis Wuwun lebih dulu menjadi seorang penulis. Sejauh ini ada 4 buku yang diterbitkan baik di Indonesia dan Perancis, yaitu novel berjudul Memburu Fatamorgana (Penerbit Imania), Novel Sengenggam Daun di Tepi La Seine (Penerbit Gramedia) dan buku non fiksi berjudul Mix Marriage, Sebuah Tantangan (Penerbit Indi Publisher – Bersama Komunitas Kawin Campur dimana Wuwun sebagai ketua grup penulis). Buku terakhir yang terbit di Perancis adalah buku non fiksi yang diterbitkan dalam bahasa Prancis berjudul Massage Balinais, l’art de touche relaxant et ses pouvoirs de guérison.

Wuwun Hely

“Nah, buku terakhir ini tentang pijat terapi. Judulnya Massage Balinais, nama dari Pijat Indonesia di dunia international, Balinese Massage dalam bahasa Inggris dan Massage Balinais dalam Bahasa Perancis. Sub judulnya; L’art de touche relaxant et ses pouvoirs de guérison yang artinya adalah seni sentuhan relaksasi dan kekuatannya dalam segi penyembuhan,” kata Wuwun kepada KABARI.

Wuwun bercerita, sesuai dengan judulnya buku ini berbicara tentang pijat Indonensia mulai dari teori sampai praktek untuk dilakukan di rumah maupun profesional di spa. Selain untuk tujuan relaksasi, ada juga dibahas tentang massage urut yang bertujuan terapi penyembuhan. Tidak lupa ada bagian tentang praktek tradisional seperti kerokan dan lainnya untuk mengenalkan budaya wellness Indonesia.

“Yang ingin disampaikan dalam buku itu adalah kekayaan pijat Indonesia. Bahwa kita memiliki pendekatan yang lengkap dalam melihat manusia sebagai makhluk fisik dan non fisik termasuk sisi spiritualitas. Tercermin dari cara terapi pijat yang tidak hanya mencakup tubuh fisik tetapi juga pendekatan energi. Tujuannya agar pijat kita lebih bisa meluas, dilestarikan dan bermanfaat bagi banyak orang,” tuturnya.

Wuwun mengatakan saat ini pijat Indonesia sudah mulai dipraktekkan di spa-spa. Melalui bukunya, ia membuat jejak tertulis dari teknik tradisional yang selama ini pijat Indonesia lebih diturunkan secara langsung dan oral.

“Melestarikan kekayaan budaya juga agar tetap jadi milik kita. Di beberapa negara lain, sudah ada buku tentang pijat Indonesia yang ditulis orang asing. Buku saya ini merupakan buku tentang Massage Balinais pertama di Perancis,” imbuh Wuwun yang belajar terapi pijat di Jakarta dan Paris.

Ilmu pijat yang berasal dari negara lain sudah ada jejaknya baik dalam bentuk buku maupun sekolah. Misalnya Shiatsu, sudah banyak buku dan sekolah di Perancis. Ilmu pijat Ayuverda dari India juga banyak buku dan orang Perrancis tahu bila ingin belajar secara otentik banyak ke India. Thailand lebih terkenal lagi karena sekolah Watphonya di Bangkok yang dikelola langsung oleh kerajaan.Wuwun Hely

“Kita orang Indonesia harus lebih aktif di luar negeri. Buku Balinese Massage di Spanyol misalnya sudah ada, ditulis oleh orang Spanyol. Sayang kalau pengetahuan kita tidak dikelola oleh orang Indonesia sendiri,” tambah Wuwun.

Nah, sepanjang pengalamannya warga Perancis semakin tertarik dengan pendekatan natural termasuk pijat. Di Perancis, katanya, asuransi kesehatan pemerintah termasuk satu yang terbaik di dunia. Jadi hampir semuanya gratis, bahkan untuk obat. Justru hal ini yang membuat orang Perancis semakin tidak menyenangi konsumsi obat karena efek sampingnya misalnya lemas, naik berat badan dan lainnya.

“Wellness natural yg mencegah penyakit termasuk pijat semakin meluas. Minat ini terlihat dari pameran-pameran seperti Salon Zen, Médecine douche dan lainnya selalu penuh. Saya sudah sering mengajar pasangan atau teman yang ingin belajar massage antar mereka. Klien pijat tahu bahwa pijat bisa mengurangi stress dan membantu mengurangi sakit keseharian yg terutama berhubungan dengan otot,” kata Wuwun.

Sekolah BaliZen

Nah, selain menulis buku, Wuwun juga mendirikan BaliZen. BaliZen adalah nama sekolah yang didirikannya di Perancis. Wuwun sudah menjadi guru massage sejak beberapa tahun di sebuah sekolah massage di Paris. BaliZen merupakan usahnya untuk melestarikan budaya Indonesia. Jika buku yang ditulisnya mewarisi budaya secara tertulis, maka sekolah ini adalah bentuk nyata dan praktik.

Di BaliZen Wuwun bisa lebih bebas mengajarkan teknik-teknik tradisional dan juga metode-metode yang dikembangkannya. Secara khusus, Wuwun menterjemahkan teknik “olah energi” tradisional Indonesia melalui pendekatan yang lebih modern. Oleh sebab itu BaliZen adalah école de massage et approche énergétique, sekolah massage dan pendekatan énergie.

Adapun murid yang dituju oleh BaliZen adalah orang Perancis maupun Indonesia. Kedepannya, Wuwun berharap ada juga sekolah ini juga di Indonesia.

“Beberapa tahun lagi, saya ingin mengajak kelas orang Perancis untuk berkunjung ke Indonesia. Sebagai pelengkap, nantinya BaliZen akan mengeluarkan produk yang berhubungan dengan bidang massage dan wellness,” pungkas Wuwun.

Simak video pilihan Kabari dibawah ini