Sepekan
menjelang rencana kenaikan harga bahan bakar minyak(BBM), aksi penolakan terus
terjadi. Tak hanya berorasi, aksi penolakan dari berbagai lapisan masyarakat
juga mulai berkembang. Aksi unjuk rasa menentang kenaikan harga bahan bakar
minyak bersubsidi akan digelar serentak di sejumlah daerah besok. Diperkirakan
aksi adalah ada puncak dari aksi-aksi sebelumnya, puluhan ribu orang akan turun
kejalan untuk menolak kenaikan BBM yang akan diberlakukan mulai 1 April
mendatang. Jumlah massa yang akan turun diperkirakan ada sekitar 19.000 orang
yang tergabung dari 93 elemen, diantaranya buruh, petani, mahasiswa, aktivis
lembaga swadaya masyarakat (LSM), supir, pengemudi becak motor, nelayan, dan lain-lain.
Dengan digelarnya aksi massa tersebut, transportasi di dalam kota terancam
lumpuh.

Untuk
mengatisipasi aksi demonstrasi massa yang akan digelar besok Selasa (27/3),
Polda Metro Jaya akan menyiagakan
22 ribu personelnya untuk menjaga demo kenaikan BBM di Jakarta. Dari jumlah
tersebut, sebanyak 8000 di antaranya dibantu TNI. 22 ribu personel akan
dikerahkan dan dipecah menjadi dua, yaitu untuk menjaga demontrasi dan pom
bensin.Polda Metro
Jaya berharap massa kooperatif dan tidak berbuat anarki. Selain itu, Polda
Metro Jaya menyiagakan 10 hingga 15 polisi di setiap stasiun pengisian bahan
bakar umum (SPBU) di Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodetabek) untuk
pengamanan menghadapi rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak
(BBM).

Kepolisian Daerah Metro Jaya mencatat akan ada 8000
orang demonstran yang tersebar di beberapa titik di depan gedung DPR/MPR dan
Monumen Nasional (Monas). Aksi demonstrasi
ini akan dilakukan mulai 09.00 sampai sore hari. Massa akan menyebar ke
beberapa titik seperti gedung DPR/MPR, Monas, Bundaran Hotel Indonesia.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar
Rikwanto berharap massa tidak anarkis dalam menyampaikan aspirasinya. “Aparat hanya
disiagakan untuk pengamanan”, kata Rikwanto. Tidak ada aparat keamanan yang
dipersenjatai sejata api apapun. Mereka hanya dibelaki tameng dan pentungan untuk
menghalau massa. Persiapan gas air mata pun hanya akan digunakan jika ada
kerusuhan. “Kami berharap semua kordinator lapangan bisa menjaga massanya agar
tidak mudah disusupi provokator yang hanya ingin membuat kerusuhan. Kami sudah
koordinasi dengan mereka kemarin, semoga tidak ada kericuhan yang terjadi.” paparnya.

Untuk share artikel ini klik www.KabariNews.com/?37994

Untuk melihat artikel Jakarta lainnya, Klik di sini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
_____________________________________________________

Supported by :