Berangkat dari keprihatinan belum meratanya pendidikan seni di kalangan anak prasejahtera dan disabilitas, Teddy Almuktady Afif dan Galih Wismoyo Sakti berinisiatif mendirikan Komunitas Sosial Kelas Gambar Indonesia.

Penggagas komunitas ini merasa prihatin ternyata di Indonesia, pendidikan seni yang mungkin paling mudah di dapatkan oleh anak-anak prasejahtera  masih belum merata didapatkan. Komunitas Kelas Gambar ini pun dibentuk tujuannya ingin mengakomodir kekurangan dan pendidikan seni yang memang belum terjamah.

“Jadi saat kita datang, mereka sangat senang sekali dan itulah yang menghadirkan motivasi dan semangat untuk kami hingga saat ini memberikan ilmu berkesenian kepada anak-anak,” tutur  Syarif (Ipin), Public Relation Komunitas  Kelas Gambar kepada KABARI.

Syukur, dari terbentuk dari 2017 lalu, hingga kini komunitas terus tumbuh berkegiatan memberikan manfaat .

Kelas gambar semakin banyak peminatnya terlihat dari semakin banyak jumlah followersnya lini sosial media semisal Instagram dan sponsorship yang membantu komunitas ini  dalam melaksanakan berbagai kegiatan yang melibatkan anak-anak prasejahtera dan juga anak-anak disabilitas kendati ada pandemi yang mengubah cara berkegiatan.

 “Sewaktu pandemi kita setiap hari Sabtu  selalu mengadakan kelas gambar online dimana Kelas Gambar bareng di rumah ini diadakan live di instagram dengan para sukarelawan kelas gambar bergantian setiap seminggu sekali mengajar menggambar bersama adik-adik melalui Instagram,” kata Syarif.

Disaat pandemi telah melandai, Komunitas Kelas Gambar Indonesia dan Yayasan Handai Tuli Indonesia terakhir berkolaborasi menggelar pameran seni rupa “Seni dalam Sunyi” di Kota Kasablanka.

“Targetnya kelas gambar adalah bagaimana pendidikan seni untuk anak-anak prasejahtera dan disabilitas di Indonesia bisa merata jadi semua mendapatkan pendidikan seni. Dan mengharapkan Kelas Gambar ini tetap bisa memberikan pendidikan gratis kepada mereka yang membutuhkan,” imbuh  Syarif.

Simak wawancara dengan Komunitas Sosial Kelas Gambar disini