Semarak HUT DKI Jakarta ke-497 di Sarinah menjadi momen istimewa bagi desainer, R. Emma Damayanti, yang dikenal dengan brand “Rumah Betawi”.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Sarinah Dept Store ini, Emma menampilkan koleksi kebaya Encim yang menggambarkan kekayaan budaya Betawi dan semangat warga Jakarta.
R. Emma Damayanti mempersembahkan 10 desain kebaya yang terinspirasi dari penari Topeng Blantek dan Tanjidor, dua elemen budaya yang selalu hadir dalam perayaan dan acara penting di Jakarta.
“Koleksi yang saya keluarkan untuk fashion show ini filosofinya dari Jakarta tentang penari Topeng Blantek sama Tanjidor,” ujar Emma.
Kedua elemen ini tidak hanya mencerminkan kemeriahan tetapi juga menjadi simbol keunikan budaya Betawi.
Melalui fashion show ini, Emma ingin menyampaikan pesan kepada generasi muda untuk mencintai dan melestarikan budaya lokal.
“Dalam fashion show kali ini saya ingin menyampaikan kepada para muda mudi untuk biasakan berbudaya memakai budaya encim yang cantik ini beserta batik Betawi khas DKI Jakarta,” jelas Emma.
Ia berharap kebaya encim dan batik Betawi dapat menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari generasi muda.
Koleksi Emma dikenal dengan warna-warna cerah yang mencerminkan kehidupan metropolitan Jakarta yang penuh warna. “Desain saya itu salah satu keunggulannya adalah warna-warna yang cetar, bisa dibilang warna-warna yang ceria,” kata Emma. Warna-warna ini juga terinspirasi dari ondel-ondel, simbol kehidupan Jakarta yang berwarna-warni dan penuh semangat.
Emma berharap desain-desainnya dapat menginspirasi anak muda untuk berkarya dengan mengangkat budaya lokal. “Harapan saya semoga desain-desain kami ini bisa menginspirasi anak-anak muda, berkarya dengan berbagai jenis kebudayaan di daerah masing-masing,” ungkapnya. Sebagai seorang asli Jakarta, Emma merasa bertanggung jawab untuk mengembangkan fashion khas DKI Jakarta.
Kecintaan terhadap Kota Kelahiran
Sebagai seorang yang lahir dan besar di Jakarta, Emma memiliki kecintaan mendalam terhadap kotanya. “Kebetulan saya ini kelahiran Jakarta, saya asli orang Jakarta, jadi bagi saya siapa lagi yang bisa mengembangkan fashion khas DKI Jakarta,” ujarnya.
Meskipun usianya tidak lagi muda, semangat Emma untuk terus menciptakan desain yang merefleksikan keindahan Jakarta tidak pernah surut.
Emma memilih nama “Rumah Betawi” untuk brand-nya karena desain-desainnya terinspirasi dari budaya Betawi. Koleksi ini mencakup kebaya encim dan batik Betawi, yang semuanya mencerminkan keunikan dan kekayaan budaya Jakarta.
“Saya menamakan desain saya ini Rumah Betawi karena saya mendesain seluruh khas DKI Jakarta,” jelasnya.
Setiap desain Emma memiliki filosofi yang berkaitan erat dengan budaya Betawi. Misalnya, motif kembang kaca piring yang sering digunakan dalam desainnya. “Kembang kaca piring itu dari zaman nenek moyang saya dulu sangat diagung-agungkan,” tuturnya. Selain itu, Emma juga terinspirasi oleh penari topeng Blantek, sebuah seni tradisional khas Jakarta.
Emma sangat selektif dalam memilih bahan untuk setiap rancangannya. “Batik yang saya buat adalah bahan katun primisima yang super,” katanya.
Ia juga menggunakan sutra untuk memenuhi permintaan khusus dari pelanggan yang menginginkan kebaya atau batik dari bahan tersebut.
Sejak memulai usahanya pada tahun 2010, Emma mengandalkan promosi dari mulut ke mulut dan jaringan pertemanan. Ia juga aktif mengikuti berbagai pameran, baik di dalam maupun luar negeri, dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Dinas UKM DKI.
“Alhamdulillah sudah ke berbagai negara,” ungkapnya.
Emma bercita-cita untuk memiliki gerai di bandara agar dunia dapat mengenal keindahan desain khas Jakarta. “Saya punya cita-cita suatu hari punya gerai di Bandara biar seluruh dunia tahu bahwa Jakarta itu mempunyai ciri khas desain yang sangat cantik,” harapnya.
Ia juga ingin menginspirasi anak muda Jakarta untuk mengembangkan fashion design, melanjutkan upayanya dalam melestarikan budaya Betawi.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 202
Simak wawancara Kabari bersama R. Emma Damayanti dibawah ini