Anak-anak Umbulmartani, Ngemplak, Sleman, berkesempatan belajar dan berinteraksi langsung dengan pelajar yang berasal dari Amerika dalam kegiatan bertajuk ‘Piknik ke Amerika’.

Bertempat di Taman Baca Mata Aksara, Sabtu, (20/8/2022), acara yang digagas Taman Bacaan Masyarakat Mata Aksara bekerja sama dengan Bina Antarbudaya ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan tiga orang siswa dalam program Youth Exchange Students (YES) Short Term yang merupakan bagian dari American Field Service (AFS) Intercutural Program di Indonesia yang seharusnya dilakukan pada tahun 2020 lalu.

“Mereka harusnya tinggal di Indonesia selama satu tahun pada 2020-2021, situasi pandemi membuat keberangkatan para siswa tersebut dibatalkan,” ujar Uning Rasyida, Koordinator Penempatan Bina Antar Budaya Yogyakarta.

Ketiga orang siswa yaitu Connor (Washington State), Addysn (Utah), dan Sarah (Texas) melakukan berbaga kegiatan dalam masa program, salah satunya adalah pengabdian masyarakat. Bekerja sama dengan Mata Aksara, mereka mengajak masyarakat pelajar Ngemplak dan sekitarnya  untuk belajar berbahasa Inggris dan mengenal budaya Amerika.

Anak-anak belajar dan berinteraksi langsung dengan pelajar yang berasal dari Amerika. Mereka bercerita tentang negara bagian tempat tinggalnya, tempat istimewa, serta sekolah di Amerika Serikat. Anak-anak  Sleman yang hadir mengenalkan Sleman dalam hal budaya,  keanekaragaman alam, dan kulinernya.

Diskusi dipandu oleh Kakak relawan Bina Antarbudaya Yogyakarta sebagai penerjemah untuk beberapa kalimat yang sulit dimengerti oleh dua belah pihak.

Sementara itu, tiga pekan sebelumnya, tiga belas pelajar dari Amerika Serikat juga datang ke Indonesia dalam program National Security Language Initiative for Youth (NSLI-Y), yaitu program belajar bahasa Indonesia selama enam Minggu di Yogyakarta. Mereka pun mengadakan pengabdian masyarakat di Mata Aksara.

Kegiatan ini sendiri mendapatkan respon positif dari anak-anak SD yang menjadi peserta. Aisya (12 tahun) siswa SD Percobaan Pakem menyampaikan, “Menyenangkan sekali bisa berbincang dengan para pelajar asal Amerika.’ Mempraktikkan bahasa Inggris dan belajar berani berbincang dengan penutur asli bahasa Inggris,” ujar Aisya.

Kesan yang sama disampaikan Connor, bahwa anak yang hadir adalah anak yang hebat dan mempunyai semangat belajar tinggi. Mereka berupaya mengikuti diskusi, meski sesekali minta penjelasan lanjut dari Kakak Relawan Bina Antarbudaya.

“Interaksi dan diskusi ini kami yakini memberikan pengalaman dan pemahaman budaya antarbangsa. Memberikan inspirasi dan pengenalan anak-anak di Sleman sebagai bagian dari warga dunia,” pungkas Heni Wardatur Rohmah, pengelola Mata Aksara.