Anak masuk sekolah, bukan hanya peralatan sekolah yang perlu disiapkan tapi yang tak kalah penting adalah persiapan mental. Salah satunya bagaimana menghadapi teman yang gemar merundung atau bullying. Aksi ini ada dimana-mana, baik secara langsung atau lewat media sosial. Zaman sudah berubah, anak-anak zaman sekarang harus memiliki mental yang lebih kuat. Sebagai orang tua, kita harus memahami bagaimana cara mengantisipasinya.

Menurut NASP (National Association of School Psychologists) di Amerika, perundungan itu terbagi dalam beberapa aksi, yaitu aksi secara langsung seperti perkataan dan fisik, aksi tak langsung seperti misalnya mengolok-olok, tak mau berteman, memfitnah serta menyebar gosip, dan aksi terakhir adalah cyberbullying. Dulu zaman kita kecil, teknologi belum seperti ini. Sekarang sungguh mudah merundung lewat media sosial seperti facebook, twitter, Instagram, atau lewat layanan pesan singkat (SMS).

Disebut perundungan karena aksi ini disengaja dan dilakukan terus-menerus. Sehingga dapat mengakibatkan depresi. Aksi ini biasanya dilakukan pada anak-anak yang terlihat lemah, dianggap tak bersosialisasi, termasuk anak yang berbeda warna kulit, berbeda fisik (terlalu tinggi, pendek, kurus, gemuk), berbeda keyakinan agama, bahkan berbeda orientasi seksual. Selain dapat menimbulkan depresi, lebih parah lagi dapat menyebabkan anak mengampil jalan pintas mengakhiri hidupnya karena tidak tahan dirundung. Persentase kasus anak yang mengambil jalan pintas di Amerika sendiri sungguh membuat hati miris. Setiap tahun makin bertambah. Selain itu juga anak-anak yang menghindari sekolah karena ketakutan.

Karena itulah peran orang tua sangat penting. Orang tualah yang dapat memahami isi hati anak dan melihat bagaimana perilakunya sepulang sekolah. Mengajak anak bicara dan mengajarkan mereka untuk lebih bersikap asertif. Tanpa memaksa. Bangun rasa percaya dirinya dan bantu mereka untuk bersosialisasi. Salah satu studi banding tentang perundungan di Amerika adalah bahwa anak-anak yang dekat dengan orang tua dan keluarga, mendapat kasih sayang cukup, merupakan anak yang bahagia dan lebih kuat mental serta percaya diri.

Bisa dilihat persentase perundungan di Asia lebih rendah karena mereka terbiasa hidup dalam keluarga yang sangat dekat, tinggal bersama dalam satu atap, serta sering berkumpul bersama sanak saudara. Jadi ajaklah anak dekat dengan om-tante dan sepupu. Itu merupakan cara mengajarkan mereka bersosialisasi dan berkomunikasi. Selain keluarga dekat, kenalkan juga pada orang-orang dewasa yang kita anggap dapat akrab dengan anak, sehingga jika mendapat masalah, selain lari ke keluarga, mereka juga memiliki orang lain yang dapat menenangkan atau diajak bicara.

Perundungan baik secara verbal atau fisik, tidak perlu dilayani dengan hal yang sama. Ini yang perlu ditanamkan ke anak. Justru tetaplah berbuat baik, beri senyum saja, tidak perlu takut dan cuek. Tidak perlu dipedulikan jika mereka mengolok-olok. Tapi apabila merundung secara fisik, tidak perlu dilawan dengan amarah tapi bersikap tegas. Dan ingatkan untuk bersikap asertif, yaitu sikap yang berani mengutarakan secara jujur apa yang ada dalam hati tanpa menyinggung perasaan. (Foto: dok. ist)