KabariNews – Tanpa dinyana, walau tidak pernah bergabung dengan pulau Sumatera sepanjang sejarah geologinya, Pulau Enggano menyimpan keanekaragaman flora dan fauna. Hal ini terungkap dalam Ekspedisi Enggano yang dilakukan oleh Tim peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dalam eksplorasi Pulau Enggano, tim peneliti LIPI berhasil mengoleksi dan mendata informasi kekayaan dan potensi hayati yang terbilang masif di Pulau Enggano. “Temuan yang menarik ada beberapa species baru dan catatan baru, khususnya dari kelompok mamalia. Dua new records: Cynopterus brachyotis dan Hipposideros cervinus (mamalia kecil), kemungkinan penemuan berupa jenis baru, catatan baru ataupun perubahan status taksonomi: Pteropus sp., Rhinolophus sp. dan Hipposideros sp,” ungkap peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dr. Amir Hamidy dalam siaran pers LIPI, Kamis, (5/11)

Amir yang juga merupakan Ketua Tim Ekspedisi Enggano LIPI melanjutkan penemuan spesies baru lainnya adalah ikan kandidat jenis baru yaitu Stiphodon sp. Sementara, jenis ikan lainnya yang menarik dan terungkap sejumlah lima jenis: Hypseleotris sp., Redigobius sp., Stenogobius sp., Schismatogobius sp, Ambassis sp. dan Mugilogobius sp. “Tidak tertutup kemungkinan bila jenis-jenis ini merupakan spesies endemik di Pulau Enggano, namun diperlukan penelitian lebih lanjut dan waktu khusus untuk mengetahui status taksonominya,” jelas Amir.

Di sisi lain, Amir mengungkapkan bahwa pihaknya juga menemukan kandidat jenis baru dari kategori krustase, yaitu Macrobrachium bariense dan M. Placidulum. Kedua jenis udang ini biasanya hanya terdapat di sebelah timur garis Wallace dan sekarang dapat dijumpai di pulau Enggano. “Biasanya ukurannya relatif besar, tetapi yang dijumpai di Enggano berukuran kecil dan sudah dewasa (matang kelamin),” jelasnya. Selain menemukan kandidat jenis baru, Amir dan timnya juga mendata berbagai kekayaan fauna maupun flora yang selama ini jarang terjamah. “Dari jenis fauna, kami mengungkap ada 35 jenis burung, 13 jenis mamalia kecil, 3 jenis mamalia besar, 13 jenis reptil, 2 jenis amfibi, 52 jenis ikan, serangga (ngengat 100 jenis, kupu-kupu 4 famili, capung 15 jenis , lalat buah 3 jenis), 24 jenis moluska, dan 25 jenis krustasea,” paparnya.

Dari jenis flora, sambungnya, eksplorasi ini juga berhasil mengoleksi flora tumbuhan tinggi: Jamur, tumbuhan rendah, lumut dan satu jenis baru dari kelompok jahe-jahean (Zingiberaceae). Tim juga mencatat adanya tumbuhan yang bermanfaat yaitu pemanfaatan tumbuhan untuk alat musik, seperti markis atau kecrek yang terbuat dari batok kelapa, kulele yang terbuat dari kayu ba’ba atau nyun, pahum atau gendang yang dibuat dari pohon waru, dan bass yang dibuat dari kayu ba’ba. Selanjutnya pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan, jenis-jenis seperti Dukung Anak (Phylanthus niruri), Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus), Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza), Alang-alang (Imperata cylindrica L.), dan akar I’it (Musa sp.) dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan.

Sementara itu, kegiatan eksplorasi di Pulau Enggano sendiri merupakan eksplorasi yang diikuti para peneliti lintas satuan kerja seperti dari Pusat Penelitian Biologi, Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, dan Pusat Penelitian Biomaterial. Kegiatan Ekplorasi Bioresources ini dirancang berkesinambungan dari ekplorasi, identifikasi, analisis potensi, dan pemanfaatan. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/80956

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

realty world seperlapan

 

 

 

 

 

kabari store pic 1