Didirikan oleh pasangan suami istri Setiawan Ananto dan Meri Yuarif, label Biyantie Genuine Leather memantapkan diri meramaikan bisnis kerajinan kulit di Indonesia.

Bisnis tas Biyantie diawali oleh Meri Yuarif yang awalnya memutuskan resign dari pekerjaannya. Setiawan melihat sang istri adalah pribadi yang kreatif dan produktif. Ia kemudian meminta support dirinya untuk memulai usaha. Mereka pun mendirikan Biyantie di Jogjakarta pada 2011.

Biyantie sebelumnya bukan memproduksi tas kulit melainkan memproduksi vinyl, namun didalam perjalanannya mereka tidak bisa mempertahankan produksi vinyl karena posisi jauh di Jogjakarta. Usaha dijalankan di Yogyakarta, sementara Setiawan dan keluarganya tinggal di Jakarta.

Bisnis jarak jauh tersebut tersendat. Dalam perkembangannya, keduanya mulai mengenal tas kulit. Saat itu Setiawan untuk ikut pameran Inacraft, sebuah pameran kerajinan besar. Setiawan hanya memiliki sedikit stok vinil membawa tas-tas kulit yang diambil dari rekannya. “Dia sudah memasok ke 40 toko, juga sudah punya pasar di Jepang dan Eropa,” kata Setiawan. Seusai pameran, masih banyak pembeli yang bertanya tentang tas yang dijualnya.

“Menjadi reseller, memang ada untungnya, ada uang yang masuk. Tetapi rasanya hati saya tidak puas. Tidak ada kepuasan kalau hanya bisa menjual barang milik orang lain,” kata Setiawan.

Berawal dari permintaan pelanggan yang gencar, dia mendapatkan ide untuk memproduksi tas kulit. Sejak diluncurkan, produksi tas kulit Biyantie menyasar segmen atas. Biyantie diambil dari nama tokoh rekaan yang menggambarkan perempuan yang cerdas dan tangguh.

Bahan baku tas Biyantie berasal dari kulit berkualitas premium dari dalam maupun luar negeri. Selain kulit berkualitas, bahan lainnya adalah Biyantie menambahkan asesoris seperti ritseleting, kancing dan logo-logo.

“Jadi tas kulit yang sudah kita produksi banyak banget variannya mulai bagpack, slingbag, dan lain sebagianya. Oh iya Produk tas Biyantie customize dibuat untuk mampu mempresentasikan pesan apa yang ingin kita disampaikan melalui sebuah tas,” tutur Setiawan.

Contohnya desain di dalam tas terdapat batik trusmi Cirebon yang lahir sebagai apresiasi dan dukungan dari Biyantie untuk penyelenggaraan Miss Universe di tahun 2023 khusus Miss Universe Jawa Barat.

Biyantie berusaha untuk mempresentasikan Provinsi Jawa Barat di dalam detail tas. Seluruh peserta Miss Universe dari Jawa Barat menggunakan tas cantik ini. Tak hanya di tas tersebut, di produk lainnya pun Biyantie berusaha untuk membawa pesan yang ingin disampaikan dengan desain tas.

Untuk strategi market, Biyantie masuk hampir di semua platform media digital dan juga fokus ke marketplace dan kerjasama dengan agency. Peran agency ini mendeliver apa yang Biyantie targetkan.

“Pangsa pasar di Indonesia sangat luas, jadi brand lokal tentu banyak di Indonesia tapi market kita juga sangat besar. Beberapa pembeli Biyantie juga berasal dari luar, dari Qatar, ada dari Korea, negara ASEAN, Belanda, Singapura, Swiss, New Zealand, teapi orang Indonesia yang tinggal disana, karena kita brand lokal jadi orang Indonesia yang berdomisili dan bekerja di luar negeri mengenal brand produk kita,” kata Meri.

Biyantie juga berkolaborasi dengan fashion designer khususnya. Sampai saat ini ada beberapa nama yang pernah diajak berkolaborasi seperti Kursien Karzai , Yogiswari Prajanti, Almarhum Sikie Purnomo, Padushi by Novitasari, dan lainnya.

Meri mengatakan hampir rata-rata Biyantie fokus di ajang nasional kendati pernah berpartisipasi di New York Fashion Week pada tahun 2017.

Kolaborasi dan ikut ajang peragaan busana menjadi bagian dari strategi Biyantie karena industri fashion termasuk peringkat ketiga penyumbang pendapatan di sektor kreatif di Indonesia dan peminatnya sangat banyak.

“Jadi kolaborasi dengan fashion designer di industri fashion itu salah satu pilihan kita utnuk bisa masuk market yang middle up dan lebih luas juga pastinya,” kata Setiawan.

Setiawan dan Meri mengatakan pekerjaan rumahnya masih banyak. Mimpi memiliki workshop adalah salah satunya. Biyantie sebagai brand lokal itu harus memiliki spirit untuk tidak mau kalah dengan brand luar yang memang punya keunggulan dari sisi modal, dari sisi pendanaan dari sisi promosi punya segalanya.

“Semoga saja banyak brand lokal ini nanti bisa bersaing di pasar ekspor.”

Artikel ini dapat dibaca juga di Majalah Digital Kabari Edisi 193

Simak wawancara Kabari dengan Biyantie Genuine Leather dibawah ini.