Daun bukanlah sekedar daun belaka yang tiada arti di mata Gilang. Daun kering ditangannya diubah menjadi sesuatu yang artistik dan bernilai jual tinggi. Melalui media daun, Gilang dapat membuat karya lukisan siluet sketsa wajah yang indah.

Yup! Semua itu berawal dari hobinya yang sering melewati pohon entah saat dirinya sedang berjalan atau berolahraga. Daun-daun dilihatnya banyak gugur berserakan dan hanya di sapu lalu dibakar. Terbesitlah dalam pikirannya membuat sesuatu yang kreatif menggunakan daun tersebut.

“Sudah banyak yang memanfaatkan kertas untuk Siluet Art. Kompetitor pemain siluet kertas sudah banyak maka saya pilih daun. Selain juga saya ingin menerapkan konsep daur ulang sampah yang menekankan pada reuse, reduce and recycle,” tuturnya kepada KABARI.

Dalam membuat karya siluetnya, Gilang menggunakan daun ketapang, khususnya ketapang biola. Sebelumnya Gilang pernah pakai berbagai macam daun seperti daun mangga, pisang, jati, tetapi karakter daun yang tepat dipakai untuk membuat lukisan sketsa wajah adalah daun ketapang.

Lebih lanjut, Gilang menuturkan tahap pertama adalah pengeringan daun. Daun yang diambil adalah daun yang sudah jatuh kering. Jika petik di pohon nanti menghitam pas kering karena ada efek getah di daun yang belum kering. Setelah daun kering, daun di sketsa terlebih dahulu setelah sketsa selesai tahap pemotongan dengan cutterpen. Setelah semua selesai, lalu tahap framing dengan menempel daun dengan lem di background kertas hitam.

Objek yang sering dibuat Gilang adalah kepala manusia. Jadi muka manusia, satu daun bisa sampai enam kepala dengan pengerjaan untuk satu daun bisa 3 sampai 4 jam. Jika salah satu pengerjaan kurang maksimal dibuat dari awal lagi.

Saat ini hanya dirinya saja yang membuat sendiri karyanya karena belum pernah keteteran saat ada orderan membuat lukisan sketsa wajah. Produk akhir sketsa wajah mulai dari ukuran terkecil berukuran A4 plus sampai dengan ukuran terbesar ukuran A3 plus bingkai dengan harganya masing-masing.

Gilang banyak memanfaatkan sosial media seperti facebook, instagram dan marketplace seperti tokopedia, untuk memasarkan produk lukisannya. Penjualannya tidak hanya di pasar lokal dalam negeri saja, tetapi sampai Singapura, Belanda, dan Algeria.

Diakui Gilang, tantangan dalam membuat seni lukisan sketsa wajah ini adalah semakin bermunculan dari kompetitor. Dirinya pun terpacu untuk terus memiliki ide didepan mendahului kompetitor yang ada.

“Ya harapan kedepan semoga pemerintah melirik bisnis kreatif Indonesia agar lebih banyak dilihat dunia dan semoga pandemi ini berakhir dan bisnis perekonomian UMKM menjadi stabil,” pungkas Gilang.