Lagi sedih, kesepian, marah atau karena capek seharian kerja, lalu biasanya ngapain? Nonton TV atau dengerin musik sambil mengudap, atau malah makan enak. Demi melupakan hari yang buruk. Kalau ini menjadi kebiasaan, hati-hati, itu tandanya sindrom emotional eating. Itu dapat memengaruhi kesehatan tubuh dan emosi jika dibiarkan saja.

Melarikan diri ke makanan ketika emosi, bisa muncul dari kebiasaan saat kita kecil. Jika orang tua kita sering menawarkan makanan sebagai obat pelipur lara saat kita sedih atau marah, maka kebiasaan itu bisa terbawa sampai sekarang. Tapi emotional eating dapat juga muncul saat dewasa tanpa kita sadari.

Awalnya cuma camilan segenggam atau sedikit es krim, lalu porsinya bertambah bahkan berubah menjadi ayam goreng atau burger. Kalau dibiarkan terus-menerus, selain berat badan bertambah, darah tinggi atau kolesterol pun memuncak. Bukannya menghilangkan stres menjadi happy tapi malah mengganggu kesehatan.

Ketika sudah menjadi kebiasaan, memang bukan hal yang mudah untuk mengubahnya. Akan tetapi jika punya niat dan usaha termasuk mendapat dukungan dari orang-orang terdekat, maka kebiasaan itu dapat dihilangkan. Banyak cara yang lebih sehat untuk menghilangkan stres dan mengobati emosi kita.

Bagaimana kalau saat dilanda emosi, pejamkan mata lalu tarik nafas dalam-dalam. Jika ada waktu lanjut dengan meditasi. Banyak aplikasi meditasi yang dapat kita unduh. Kita buka dan ikuti caranya. Kurang fokus jika meditasi sendiri? Masuklah ke kelas yoga. Kurang tertarik dengan yoga? Masuk ke klub olahraga. Di sana kita bisa pilih alat olahraga apa yang kita inginkan. Kalau tidak ingin sendirian, ajak teman untuk olahraga bersama. Mengajak anjing kita jalan juga menjadi salah satu terapi saat kita dilanda emosi.

Selain mengalihkan perhatian ke olahraga, cara sederhana adalah angkat telepon, lalu telepon teman, keluarga atau bercanda dengan keponakan. Bisa menceritakan apa yang sedang dirasakan saat itu atau sekedar bercerita hal yang ringan dan membuat hati riang. Selain melupakan keinginan makan, bertelepon dengan mereka juga menjalin hubungan persaudaraan.

Coba pikir apakah tertarik melakukan hobi baru saat luang? Misalnya menanam atau merangkai bunga, merajut serta melukis. Kenapa tidak bergabung dengan kelas atau grup yang memiliki hobi yang sama. Sehingga ada tempat atau kegiatan baru untuk melarikan diri saat stres atau emosi. Kegiatan seperti itu tidak membuat kita merasa ingin mengudap. Menjadi sukarelawan misalnya di animal shelter, di homeless shelter, di perpustakaan, juga merupakan kegiatan yang selain positif juga membuat kita belajar meredam emosi. Berbeda jika kita nonton film di rumah, membaca atau browsing internet, susah untuk mengendalikan diri untuk tidak mengudap.

Yang terakhir, jika ingin tetap mengudap atau makan, apa boleh buat. Tak apa asal yang sehat. Sediakan buah-buahan, sayur-sayuran, kacang pistachio, dan yogurt sebagai pengganti es krim. Periksa lemari dapur dan isi kulkas. Simpanlah makanan yang rendah kalori, lemak, kolesterol dan kandungan gulanya. Daripada mengudap keripik kentang, bukankah lebih sehat mengudap sayuran seperti wortel, paprika, timun, brokoli, dengan celupan hummus atau saus ranch dressing. Agar simpanan makanan di rumah terjaga, janganlah belanja pada saat sedang emosi karena akan lebih besar godaan meraup coklat dan es krim daripada buah-buahan.