Konsep Sustainable Development (Pembangunan Berkelanjutan) sudah mulai berkembang ke berbagai lini industri. Saat ini sustainable telah menyasar ke industri fashion. Banyak bermunculan brand fashion Indonesia yang menerapkan konsep sustainable dalam bisnisnya, salah satunya RS The Label.

Riene Subiyanto, pemilik brand fashion lokal RS The Label, bercerita awalnya RS The label adalah brand fashion pada umumnya, tetapi seiring berjalannya waktu dan mengetahui dampak limbah tekstil seperti perubahan iklim, emisi karbon, kerusakan ekosistem darat dan laut dan berbagai dampak buruk lainnya. Pada pertengahan 2020, RS The Label beralih ke zero waste fashion. Label ini mengubah haluan setelah melalui riset dan melakukan beberapa eksperimen.

“Alhamdulillah saat ini RS The Label bisa memberikan laporan keberlanjutan untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs),” tutur Riene kepada KABARI.

RS The label

Riene  menjelaskan penerapan zero waste dapat dilakukan di berbagai bagian dalam proses produksi fashion, seperti desain, bahan baku, produksi, dan distribusi. Dalam hal ini RS the Label membuat desain pakaian yang minim limbah atau hampir tidak ada limbah kemudian menggunakan bahan baku yang tidak mengandung mikroplastik, jika ada limbah tersisa seperti sisa-sisa benang atau sisa potongan mesin obras langsung digunakan untuk ornamen pada pakaian.

Dalam menerapkan zero waste fashion, RS The Label membuat perubahan mendasar dalam proses produksi, desain, dan bahan baku yang digunakan. Ini termasuk menggunakan desain yang meminimalkan sisa-sisa produksi, menggunakan bahan baku yang dapat didaur ulang atau diubah menjadi bahan baku lain, mengembangkan sistem distribusi yang meminimalkan limbah, membuat teknik produksinya juga berbeda dengan produksi pakaian jadi lainnya.

RS The Label menggunakan dua teknik dalam produksinya yaitu teknik Pre-Consumption Zerowaste, teknik yang dari awal desain dirancang sedemikian rupa agar tidak meninggalkan limbah kemudian teknik Post-Consumption Zerowaste, teknik memanfaatkan limbah produksi

Sejauh ini respon pelanggan RS The Label terhadap produk fashion zero waste cukup baik dan sudah menerima, baik di Indonesia maupun di luar negeri, meskipun masih banyak yang belum aware karena kurangnya informasi tentang dampak limbah tekstil ini.

“RS The Label memanfaatkan teknologi digital untuk mempromosikan produknya seperti melalui sosial media, marketplace dalam dan luar negeri, e-commerce, kolaborasi, komunitas, dan lainnya, “ katanya.

Konsep penting penuh hambatan

Industri fashion dikenal sebagai penyumbang limbah terbesar no 2 di dunia, terutama karena penggunaan bahan baku yang tidak ramah lingkungan, serta sisa-sisa produksi yang tinggi. Ini menjadi masalah karena limbah tersebut dapat merusak lingkungan dan menyebabkan masalah kesehatan bagi manusia. Karena membutuhkan berpuluh-puluh tahun bahkan sampai ratusan tahun untuk bisa hancur.

Menurut Riene, zero waste fashion merupakan konsep yang penting untuk diterapkan di industri fashion di Indonesia, terutama karena masalah lingkungan dan kesehatan yang disebabkan oleh limbah fashion yang tidak terurus dengan baik. Selain itu, zero waste fashion juga dapat menjadi cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi dalam jangka panjang serta menjadikan RS The Label bisnis yang tidak hanya mementingkan profit tetapi manusia dan bumi.

RS The label

Namun ada beberapa hambatan yang mungkin dihadapi dalam menerapkan zero waste fashion di industri fashion, antara lain perubahan sistem produksi. Menerapkan zero waste fashion mungkin membutuhkan perubahan signifikan dalam sistem produksi yang sudah ada, seperti menggunakan bahan baku yang berbeda atau mengubah proses produksi untuk meminimalkan limbah. Hal ini dapat menyulitkan bagi perusahaan yang sudah terbiasa dengan proses produksi yang sudah ada.

Selain itu soal biaya, menerapkan zero waste fashion mungkin membutuhkan biaya tambahan, terutama jika perusahaan harus membeli mesin atau peralatan baru atau mengganti bahan baku yang sebelumnya digunakan.

Ketiga yaitu informasi yang kurang. Mungkin ada kurangnya informasi atau sumber daya yang tersedia untuk membantu perusahaan memahami bagaimana cara terbaik untuk menerapkan zero waste fashion.

“Tapi menurut saya, zero waste fashion mungkin akan menjadi trend dalam industri fashion di masa depan. Konsep ini telah menjadi lebih populer dalam beberapa tahun terakhir, dan semakin banyak perusahaan fashion yang mencoba untuk meminimalkan limbah yang dihasilkan dalam proses produksi mereka. Selain itu, semakin banyak konsumen yang menghargai dan mencari produk fashion yang ramah lingkungan, sehingga zero waste fashion mungkin akan menjadi lebih dibutuhkan di masa depan,” pungkasnya.

Simak video pilihan Kabari dibawah ini