Tahun ini Jenama Indonesia Puta Dino Kayangan banyak wara-wiri ke luar negeri. Bukan tanpa alasan? Pasalnya, Anita Gathmir, pemilik jenama Puta Dino Kayangan ingin mengenalkan karya Wastra Nusantara ke dunia khususnya kain tenun Tidore.
Belum lama ini Puta Dino Kayangan berkesempatan mengikuti Threads of Indonesia yang diselenggarakan oleh KBRI Pretoria bersama dengan KJRI Cape Town dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Johannesburg untuk mempromosikan produk tekstil di Cape Town, Afrika Selatan.
Bertempat di hotel Mount Nelson, sebuah hotel legendaris di Cape Town, kegiatan fashion show dan business matching Threads of Indonesia dilangsungkan pada 11 September 2023. Anita Gathmir dan desainer Indonesia Jessica Febiani, menampilkan karya-karya Wastra Nusantara.
Anita Gathmir, pemilik jenama Puta Dino Kayangan membawa 20 koleksi busana dan menampilkan koleksi berbahan dasar tenun Tidore yang diberi nama motif Tuan Guru. Kepada KABARI, Anita berbagi pengalaman saat di Afrika Selatan.
Dirinya mengatakan Puta Dino Kayangan bisa datang di Afrika lantaran disupport oleh Bank Indonesia. Anita merasa bersyukur KJRI Cape Town menyiapkan acara ini untuk kemajuan UKM. Pihak terkait membuat acaranya dengan detail dan mengundang audiens pilihan yang berhubungan dengan industri fashion.
“Saya disiapkan spot untuk bisa pajang produk kita sehingga nanti pesertanya itu bisa melihat dan bisa komunikasi dan itu betul – betul diniatkan sekali. Ternyata bukan satu hari itu saja besoknya panitia KJRI ini juga bikin acara di kantor, di kantor ini undangannya berbeda lagi, undangan itu komunitas – komunitas jadi mereka undang komunitas,” tuturnya.
Acara kedua juga diisi dengan kegiatan talk show, dimana Anita dapat dapat bercerita ke audiens yang hadir mengenai karyanya. Dan audiens bisa berinteraksi dengan dirinya.
“ Jadi hal yang baik sekali karena akhirnya peserta itu tau cerita tentang kain ini dan nilai plusnya akan besar sekali,” tambah Anita.
Sebelumnya pada bulan Agustus, Anita berkesempatan mengikuti sejumlah agenda yang digelar Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) di Kyoto, Jepang. Terdapat tiga agenda selama di Jepang, yaitu mengikuti Pameran, Kelas Tenun yang di ikuti 50 orang, dan Fashion show Malam Indonesia bertajuk Yukata Bercerita: Kisah Kain di Negeri lain.
“Untuk yang di Jepang kebetulan kita tidak bawa banyak desain karena kegiatan itu juga bukan cuma fashion show tapi mengajar menenun. Pameran di Jepang kita bawa 6 baju, yaitu untuk 3 pria dan 3 untuk wanita. Khusus desain dari kainnya bermotif bunga sakura supaya bercerita tentang hubungan Jepang dan Tidore, karena kan dulu zaman perang ke- 2, Jepang pernah ada di Maluku Utara,” kata Anita.
Anita membuat motif bunga sakura dengan satu kain ada bunga sakura, cengkeh, setelah jadi kain Anita membuat baju bertema kimono. “Kimono dengan gaya – gaya Indonesia jadi kita gabungkan sama rompi oby ala Indonesia jadi saya berusaha untuk menampilkan dua budaya,” tambahnya.
Selama berada di Jepang, Anita menangkap antusiasme pengunjung terbilang tinggi.
“Untuk respon disana sambutannya Alhamdulillah bagus sekali, selain baju yang kita bawakan kimono itu unik tampilannya membawa dua negara. Waktu kita mengajar tenun respon juga luar biasa. Saya bawa 2 alat tenun besar, pesertanya ada 50 orang. Saya sengaja ciptakan alat tenun kecil dari sumpit, dan alat tenun sumpit ini bisa dilipat dan lebih simple masuk ke dalam tas. Saya sosialisasi bagaimana menenun itu sebenarnya mudah dan jangan takut untuk menenun dan sebagianya,” katanya
Bulan depan Puta Dino Kayangan akan berangkat ke Paris untuk menampilkan hasil – hasil baju desain dari tenun Tidore.
Artikel ini dapat dibaca juga di Majalah Digital Kabari Edisi 193
Simak wawancara Kabari dengan Anita Gathmir dibawah ini.