Inanike Agusta  dan lukisan ibarat dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Setiap kali ada kesempatan di jadwal sibuknya menjadi ibu dan pramugari,  Inanike selalu menyempatkan diri untuk melukis.

Dimana pun ada kesempatan, kanvas dan cat selalu di tangan.  Dua benda ini acapkali dibawanya saat dirinya bertugas di maskapai penerbangan pelat merah Indonesia. Inanike hafal dimana titik yang tepat untuk melukis di kota yang singgahinya, maklum bukan sekali dua sekali dia berkunjung. Pikirnya daripada shopping-shopping,  lebih baik  melukis.

Inanike suatu waktu pernah bercerita kepada KABARI, dirinya sudah akrab dengan dunia lukis melukis sedari kecil.  Ayahnya adalah seorang desainer motif di Jakarta. Yup! Buah tak jatuh dari pohonnya, darah seni mengalir dalam diri Inanike.

Ia mengingat dulu sewaktu kecil sering menemani ayahnya melukis. Suatu saat Inanike ingin sekali melukis seperti ayahnya. Ia lantas mengambil sepotong kanvas dan  cat minyak milik ayahnya untuk melukis.

“Dari pertama kali saya umur 10 tahun sudah mulai melukis di kanvas dengan cat minyak. Ambil kanvas dan papa.  Melukis dengan gaya ekspresionis dan impresionis, aliran ini yang saya anut sampai sekarang,” tuturnya.   

Dan lukisan yang dibuatnya Inanike  adalah lukisan kucing kesayangannya. Lukisan ini menjadi lukisan yang paling berkesan yang pernah dibuatnya. Ibunya kala itu tidak menyangka bahwa lukisan kucing itu dibuat oleh Inanike.   “Pikir ibu saya, lukisan itu dibuat oleh bapak saya, ” tuturnya.  

Melihat apresiasi positif atas hasil lukisnya, Inanike berpikir ternyata dirinya dapat melukis dengan baik.    “Semua itu harus dilakukan tidak hanya dipikirkan karena kita bisa tahu sampai mana kemampuan kita untuk mengerjakan. Lukisan itu pun masih disimpan dengan baik oleh saya,” kata Inanike.

Nah, hobi melukis tidak terhenti bahkan saat dirinya menjadi pramugari.  Melukis bagi dirinya adalah sebuah panggilan jiwa.  

Di tahun 2015 Inanike mulai menjadi pelukis profesional dengan mengikuti berbagai macam pameran lukisan di dalam dan luar negeri.   Inanike ikut pameran lukisan pada 2015 di Taman Ismail Marzuki. Dia mengingat ada 15 lukisan yang pamerkan. Tiga lukisan yang dibuatnya laku terjual.

Tak terhitung berapa banyak pameran yang pernah diikutinya. Di tahun 2023 ini, Inanike bersama Hani Santana dan Dina Budjianto menggelar pameran lukisan bertajuk ‘Dealova’ di Tan Artspace, Jalan Papandayan Nomor 11, 5-16 Februari 2023. 24 karya lukisan aliran ekspresionisme dipajang di Tan Artspace. Karya ini bertajuk Dealova yang berarti dewi cinta. Tujuannya untuk menggaungkan seniman perempuan agar terus berkarya.

Di tahun sebelumnya,, Inanike berpameran di Painting & Group Exhibition 20 Artists Harkat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta bersama Artpora dan Kampoeng Semar, International Group Exhibition with L2 Art gallery di Kuala Lumpur ‘Welcome to The New World’.

Dan di Art Jakarta 2022 di Jakarta Convention Centre, Jakarta, Instalation Group Exhibition ‘Kalatanda’ di National Library of Republic Indonesia. Pada 2023 pameran di International Journey of Ink-Like Exhibition, Departemen of Cultural Affairs, Taoyuan, Taiwan.

“Kedepannya sih ingin berkolaborasi dengan seniman-senman lainnya dan ingin rasanya lukisan-lukisan saya di pajang di museum –museum terkenal dunia,” pungkasnya.

Baca Juga: