Apa yang digagas oleh Fahd Adityo Oscar atau King Fahd, seorang petinju pro kelas berat ring, untuk mendirikan sekolah tinju bekerja sama dengan petinju legendaris Manny Pacquiao, bisa menjadi angin segar dalam menciptakan bibit-bibit petinju tanah air.

Bagaimana tidak? Indonesia membutuhkan petinju-petinju handal yang dapat kuat berlaga dan mengharumkan nama bangsa di ring tinju dunia. Nama-nama seperti Crish John dan Ellyas Pical adalah sedikit daripadanya. Ellyas Pical adalah petinju pertama asal Indonesia yang menjadi juara dunia IBF kelas bantam junior (kelas super terbang)

Sementara Chris John mencatatkan rekor sebagai petinju kedua terlama yang menjadi juara dunia kelas bulu sepanjang masa, serta mencatatkan rekor sebagai peringkat kedua dalam daftar petinju yang paling sering mempertahankan gelar juara dunia kelas bulu sepanjang masa

King Fahd menyadari Indonesia tak kurang dengan talenta berbakat di bidang olahraga ini. Hanya saja memerlukan wadah yang lebih untuk menciptakan, mengasah dan menguji para talenta. Tidak ada yang cepat dan perlu proses untuk mewujudkannya. Berikut kutipan wawancara KABARI dengan King Fahd yang juga mantan manajer artis untuk Roy Kiyoshi, Romy Rafael dan Evelyn Anjan ini.

Sejauh ini bagaimana perkembangan sekolah tinju Anda bersama  Manny Pacquiao?

Sebenarnya kita juga semua ini lagi dalam proses, kita lagi cari lahan dibeberapa tempat, ada di Jakarta sama di daerah BSD dan kita juga lagi membutuhkan beberapa tambahan sponsor dari investor juga, kita lagi mencari juga.

Alasan dari pendirian sekolah tinju?

Dari tahun 2014 memang saya sudah punya cita – cita jadi waktu itu ada beberapa petinju curhat juga sama saya, “ Bro tinju kita atlet kurang ini, kurang ini,  “ terus juga banyak beberapa atlet yang memang berprestasi, tapi yaitu ada yang jadi tukang parkir, ada yang jadi jaga pasar, macam – macam lah, kaya contohnya juga legend kita Ellyas Pica. Nah dari situ saya pengin punya cita – cita untuk menaikan lagi tinju Indonesia.

Terakhir kan Chris John itu kan sudah lama tahun 2006 atau tahun 2007 dia pensiun, nah setelah itu udah tak ada, sebenernya sih ada beberapa petinju yang memang berprestasi cuman yang seperti Crish John dan Ellyas Pical maksudnya tak  ada yang ngeboom lagi, padahal di Indonesia ini banyak banget talenta – talenta atlet tinju yang berprestasi. Jadi saya punya cita – cita, yuk kita bangun yuk, Indonesia punya prestasinya tinggal diwadahin saja nih. Tak ada wadahnya soalnya kan, jadi saya punya cita – cita saya bareng sama teman – teman mau buat tinju Indonesia menjadi bangkit lagi.

Harapan dari adanya sekolah tinju ini seperti apa?

Kita buka untuk umum, jadi sekolah ini ada dua, untuk member yang memang untuk umum untuk latihan biasa, yang kedua memang untuk atlet dari mulai umur 10 kita membibitkan dasar – dasarnya dan segala macamnya.

Memang seperti cita – cita kita dari awal saya ingin membangkitkan lagi tinju Indonesia, saya waktu itu udah sempat ke beberapa daerah seperti ke Surabaya, Purwokerto itu saya lihat umur -umur 15 – 17 tahun, mau cowok ataupun cewek itu banyak banget yang saya lihat berprestasi cuma campnya kurang memadai terus event -event juga kurang, pertandingannya kurang, saya disini untuk bisa membangkitkan kembali gairah Tinju Indonesia.

Oh iya, apa yang membuat dunia tinju itu menarik perhatian Anda?

Satu, Petinju Indonesia atlet – atletnya banyak sekali yang berprestasi coach saya sendiri adalah juara asia, tapi tak ada yang tahu, tak ada yang mengenal beliau, jadi yuk mari kita bersama – bersama, pemerintah, dan beberapa perusahaan yang memang suka tinju kita bersatu kembali untuk menaikkan pamor Tinju Indonesia, padahal banyak atlet – atlet Indonesia yang punya juara dunia potensinya -potensinya.

Lalu pertandingan yang pernah Anda lakukan, ring manakah yang paling berkesan?

Kalau saya baru pertandingan ke 4, debut pertama dan kedua di Vietnam, saya baru saja debut di Vietnam jadi berasa di luar negeri danAlhamdulillah menang juga. Salah satu inspirasi juga untuk temen – temen tinju Indonesia supaya bangkit kembali.

Siapa petinju favorit Anda?

Pertama ya Manny Pacquiao karena memang saya melihat dia kalau dari sosmed dan dari pertandingan – pertandingannya itu selalu membawa keluarganya, dari ayahnya, istri dan anaknya. Dia family man banget. Bener banget pas kita ketemu saya sangat kagum dengan dia. Manny ini tokoh legenda tokoh dunia tetapi sangat humble bisa menerima saya, waktu di Bali makan barengnya sangat humble sekali.

Mengenai Tinju di tanah air, perkembangannya seperti apa?

Yaitu tadi terakhir juara dunia Chris John habis itu hilang dan tenggelam. Mati suri maksudnya udah tak ada yang meningkatkan lagi gairahnya dan sebenarnya juga banyak yang berprestasi tetapi tidak ada wadahnya, sekarang mungkin kita saatnya saya dengan Manny Pacquiao bisa membangkitkan kembali Tinju Indonesia.

Jika ada yang perlu dibenahi dalam tinju professional Indonesia?

Mungkin dari pertandingan – pertandingan dulu kali ya, kita musti banyakin pertandingan, dirutinkan lagi mungkin ada sebulan sekali atau dua bulan sekali minimal jadi atlet ini bisa berkembang dan semua provinsi bukan hanya di Jakarta saja, seluruh Indonesia.

Dan kedua untuk fee nya. Untuk fee di Indonesia kita agak sedikit minim mungkin agak sedikit di tambahin tidak membuat mereka kaya tapi setidaknya mencukupi. Kita tak usah mengikuti gaya Amerika atau Eropa yang terlalu mewah, megah tapi setidaknya mereka bisa menaungi keluarganya sendiri dan mereka bangga bisa membawa nama bangsa Indonesia, dan yang ketiga mungkin dari sisi gizi, makanan dan vitamin.

Bagaimana regenerasi tinju tanah air?

Saya dengan Manny Pacquiao satu visi ingin meningkatkan kualitas tinju Indonesia karena memang banyak atlet – atlet Indonesia yang berprestasi contohnya Chris John, Daud “Cino” Yordan, Ellyas Pical, meningkatkan kehidupan daya tariknya para atlet, tidak kaya tapi bisa menghidupkan keluarganya mereka, dan saya berharap sekali pemerintahan, terus perusahaan swasta bisa bergabung bersama kami dan Manny Pacquiao untuk bersatu untuk Tinju Indonesia.

Saya yakin kalau petinju Indonesia akan jauh lebih baik dari sebelumnya, dan saya berharap yuk kita bangkitkan kembali petinju Indonesia dan untuk pemerintah, para pengusaha bersatu ikut berpartisipasi dan support selalu terus mendukung, demi memajukan atlet tinju Indonesia.

Artikel ini juga dapat dilihat di Majalah Digital Kabari 187

Simak wawancara Kabari dengan Fahd Adityo Oscar dibawah ini.