Hidup 27 tahun di rumah kontrakan, berjualan gorengan dan celana dalam sejak kecil, tak membuat Gilang Margi Nugroho menyerah pada keadaan. Justru pengalaman getir itu menjadi pondasi ketangguhan mentalnya dalam membangun bisnis yang kini menginspirasi banyak orang. Lewat Gudang Parfum Import (GPI), Gilang tak hanya bangkit, tapi juga mengajak ribuan orang untuk tumbuh bersama.
“Bukan cuma soal ingin kaya, tapi saya pengin banyak orang naik kelas bareng-bareng,” ujar Gilang dalam kanal YouTube Sekali Seumur Hidup.
Sejak duduk di bangku SD, Gilang sudah belajar jualan demi bisa jajan seperti teman-temannya. Tidak ada ruang untuk gengsi—apa pun yang bisa dijual, akan ia jual. Celana dalam, gorengan, hingga casing laptop pernah jadi dagangannya.
Namun perjalanan bisnisnya tak selalu mulus. Sebelum menemukan pijakan di dunia parfum, Gilang sempat membangun bisnis kuliner Kepiting Nyinyir yang memiliki lima cabang dan 60 lebih karyawan. Pandemi menghantam keras. Cabang demi cabang tutup, dan ia terpaksa mem-PHK satu per satu karyawannya.
“Bukan cuma soal kehilangan pekerjaan. Tapi saya kepikiran keluarga mereka yang kehilangan nafkah,” kenangnya.
Kegagalan itu menjadi pelajaran besar tentang manajemen, empati, dan tanggung jawab. Tahun 2023, Gilang memulai dari nol lagi dengan mendirikan Gudang Parfum Import (GPI). Melalui GPI, ia menawarkan sistem kemitraan yang inklusif—siapa pun bisa mulai jualan parfum hanya dengan modal mulai dari Rp1,8 juta, tanpa target, tanpa tekanan.
Ia bahkan tak menggaji dirinya selama setahun pertama membangun GPI. “Semua uang bisnis saya putar lagi buat growth. Biar cashflow aman, biar tim tenang,” kata Gilang.
Kini, GPI mengirim lebih dari 1.500 botol parfum setiap hari dan mencatat omzet harian sekitar Rp40 juta. Tapi bagi Gilang, angka bukanlah segalanya.
“Yang paling bikin saya bahagia bukan omzet saya. Tapi saat mitra bisa bikin hidup orang tuanya lebih baik,” ucapnya.
Banyak reseller yang kini bisa menyekolahkan anak, membeli motor, bahkan memberangkatkan orang tua umrah dari hasil jualan parfum.
Pesannya sederhana: “Mulai aja dulu, meski gak sempurna. Gak ada bisnis ideal. Yang ideal itu bisnis yang kamu jalanin sekarang dari apa pun yang ada di tangan.”
Gilang bukan anak konglomerat. Ia tak bersekolah di luar negeri. Tapi ia punya semangat baja yang tak mengenal kata mundur. Dan dari langkah kecil itu, ia menciptakan perubahan besar—bukan hanya untuk dirinya, tapi juga bagi ribuan orang yang ia rangkul naik kelas bersamanya.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Refleksi Dua Dasarasa – Kilas Balik Reza Rahadian di Industri Film dan Kreatif Indonesia
- Britney Davanya Manese Sabet Best Model of the Year di Bangkok Kids International Fashion Week 2025
- Luka yang Luas, Single Terbaru Sammy Simorangkir
- Mendadak Dangdut Tayang Hari Ini di Seluruh Bioskop Indonesia, Hadirkan Anya Geraldine yang Ubah Haluan dari Penyanyi Pop ke Biduan Dangdut di Pantura!
- Dari Minus Ratusan Juta hingga Bantu Emak-Emak Jualan Rumah: Kisah Inspiratif Azhary Husni di Bisnis Properti Tanpa Modal