Universitas Negeri Jakarta (UNJ) mencatatkan pencapaian melalui salah satu dosen terbaiknya, Dr. Vera Utami Gede Putri, S.Pd., M.Ds. Sosok yang dikenal dalam menciptakan pakaian adaptif yang membawa angin segar bagi penyandang disabilitas, khususnya tunadaksa.

Dengan dedikasi tinggi, Vera berhasil menjadikan pakaian tidak hanya sebagai pelengkap kebutuhan, tetapi juga sarana inklusi, kepercayaan diri, dan pemberdayaan.

Gagasan menciptakan pakaian adaptif berawal pada 2017 saat Vera membimbing skripsi mahasiswa yang membahas topik ini. Pada 2020, ia memperdalam ide tersebut dalam disertasinya di Institut Teknologi Bandung, dengan fokus pada kebutuhan anak-anak dan remaja dengan cerebral palsy. Penelitiannya yang mendalam membuahkan gelar doktor pada 2024 dan menghasilkan lebih dari 20 desain pakaian adaptif.

Melalui brand Zavera Adaptif, Vera memadukan inovasi pakaian adaptif dengan sentuhan wastra Indonesia. Produk ini dirancang untuk memberikan kenyamanan bagi penyandang disabilitas dan pendamping mereka, dengan bahan seperti katun dan fitur khusus seperti velcro untuk memudahkan penggunaan.

“Pakaian yang nyaman sangat penting, baik bagi pengguna maupun pendamping, karena dapat memengaruhi kondisi psikis keduanya,” ujar Vera.

Keseriusan Vera membuahkan berbagai prestasi, termasuk juara pertama LPPM Award UNJ dan keberhasilan di program BEKUP Kemenparekraf. Meski sempat diremehkan di awal, Vera terus melangkah maju.

 “Tanggapan dari komunitas disabilitas sangat positif. Mereka menantikan produk ini tersedia di pasaran,” kata Vera.

Namun, ia juga menghadapi tantangan besar, seperti menemukan konveksi yang memahami kebutuhan spesifik desainnya.

“Potongan, jahitan, dan bahan sering kali tidak sesuai harapan. Tapi, saya yakin industri fesyen di Indonesia bisa lebih peduli,” tambahnya.

Vera berharap pakaian adaptif dapat diproduksi massal dan diterima luas oleh masyarakat. Ia juga mengajak lebih banyak pihak, termasuk keluarga penyandang disabilitas dan industri fesyen, untuk berkolaborasi dan mendukung inklusivitas.

“Mereka juga berhak hidup layak dan mendapatkan apresiasi, salah satunya melalui pakaian yang nyaman,” tutupnya penuh harap.

Sumber Foto: UNJ

Baca Juga: