Di tengah maraknya bar yang mengandalkan produk impor, Lokaholik hadir sebagai rumah minum yang dengan bangga mengusung bahan-bahan lokal Nusantara.
Berdiri sejak 2022 di Melawai, Jakarta Selatan, Lokaholik merayakan dua tahun keberadaannya sebagai pionir dalam memuliakan budaya minuman fermentasi Indonesia dan memberi ruang bagi para artisan lokal.
Joshua Simandjuntak, pendiri Lokaholik, menyebut perjalanan ini penuh tantangan. “Banyak yang skeptis di awal. Mereka pikir kami tidak akan bertahan atau malah beralih menggunakan produk impor. Padahal minuman lokal kita berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan produk internasional,” ujar Joshua.
Budaya minuman fermentasi Indonesia sebenarnya telah tercatat sejak abad ke-7. Catatan I-Tsing, seorang peziarah Dinasti Tang, mengungkapkan bagaimana masyarakat Kalingga memproduksi arak dari bunga kelapa. Namun, Joshua menyayangkan bagaimana budaya ini kerap dipandang sebelah mata.
“Para artisan kita sering tidak dihargai, padahal produk mereka adalah harta karun budaya yang luar biasa,” tambahnya, sambil menunjukkan deretan botol karya artisan lokal yang menjadi koleksi Lokaholik, seperti Cap Tikus, Haten Wine, dan Iwak.
Lokaholik menjadi “rumah” bagi 13 merek minuman lokal yang kini juga merambah pasar internasional. Langkah ini diambil meski tidak jarang mendapatkan stigma dari tamu yang memandang rendah sajian lokal.
“Banyak yang berharap minuman lokal harus murah, padahal kualitasnya setara bahkan lebih baik dari produk impor,” jelas Joshua.
Ida Ayu Puspa Eny, pencipta Iwak Arumery, menyebut Lokaholik sebagai pahlawan bagi artisan muda. “Kami pernah menjadi suvenir G20 tanpa memiliki tempat tetap. Lokaholik memberi kami ruang untuk berkarya dan mengenalkan budaya ini,” ujar Ida Ayu.
Lokaholik juga menjadi wadah bagi mixologist muda seperti Panji Mulyadi, head bartender Lokaholik, yang menciptakan racikan cocktail dengan cita rasa lokal. “Saya ingin membuat minuman yang bisa dinikmati tamu internasional tanpa kehilangan keunikan rasa Nusantara,” kata Panji.
Ketua Gerakan Fermentasi Nusantara (Fermenusa), Bambang Britono, turut memberikan apresiasinya. “Kami berharap Lokaholik menjadi inspirasi bagi industri bar dan restoran di Indonesia,” ujarnya.
Dalam perayaan ulang tahunnya, Lokaholik merangkul pengunjung dengan sajian khas seperti cocktail Kembang Desa, yang menjadi simbol keberanian Lokaholik mengangkat budaya lokal.
“Ke depan, saya ingin Lokaholik menjadi ruang bagi pemikir kreatif yang ingin berbagi cita dan rasa Nusantara,” tutup Joshua sambil menikmati semangat para pengunjung malam itu.
Dua tahun perjalanan Lokaholik adalah bukti bahwa anak singkong Indonesia tidak perlu menyamar menjadi anak keju. Dengan keberanian dan idealismenya, Lokaholik berdiri sebagai rumah minum Nusantara yang pertama di Indonesia, sekaligus menghidupkan kembali budaya minuman fermentasi lokal yang nyaris terlupakan.
Sumber Foto: Istimewa
Baca Juga:
- Perempuan dalam Industri Konstruksi sebagai Wujudkan Semangat Kartini Modern
- Lady Vien: Semangat Kartini Hidup dalam Perempuan Masa Kini yang Mandiri, Tangguh, dan Menginspirasi
- Mengenal Kampung Joglo Tanjung Lesung, Oase Budaya Jawa di Tanah Banten
- Hadirkan Kembali Acara “Dazzle Your Day with Prilly Latuconsina” di Botani Square Bogor, The Palace Jeweler Adakan Fan Meeting, Games, hingga Challenge Seru
- Eva Belisima: Kartini Bukan Sekadar Pahlawan, tapi Role Model Sepanjang Zaman