Dunia Denny Darko seperti gado-gado. Campur aduk isinya, di satu sisi Denny dikenal sebagai pesulap papan atas Indonesia. Di banyak sisi dia adalah youtuber dengan jutaan subscriber. Kontennya bergizi dengan isinya menarik untuk ditonton. Peramal yang sering meramalkan sesuatu viral yang menghiasi pemberitaan nasional. Bahkan menjadi pemecah rekor. Tak hanya sekali menyabet gelar MURI melainkan sampai dua kali.

Ya! KABARI berkesempatan “main-main” ke rumah Denny di wilayah Jakarta Selatan pada bulan ini. Lawatan yang bukan sembarang kunjungan melainkan berbincang panjang lebar mengenai dunianya yang penuh isi layaknya gado-gado di salah satu ruangan tempat kerjanya. Mulai dari menjadi seorang pesulap sampai raihan MURI yang berhasil didapatkanya bareng adiknya, Chintya Akemi Keirayuki.

Menjadi Pesulap

Dunia sulap “menghipnotisnya” sewaktu Denny masih duduk kelas 5 SD. Melihat suatu keajaiban di umurnya yang masih belia adalah kesenangan tiada tara. Apalagi dilihat di depan mata bukan di layar televisi atau layar lebar.

“Waktu kecil mungkin kita tidak sadar kenapa suka sulap tetapi setelah dewasa sulap ini seperti ibu-ibu nonton sinetron, mereka berharap kehidupan di sinetron terjadi pada dirinya. Ada harapan disitu tentang keajaiban yang terjadi dan pemecahan sebuah permasalahan,” tuturnya.

Sulap menjadi suatu hal yang menurut Denny adalah inti dari manusia selama ini. Manusia ingin bagaimana caranya agar bepergian tidak capek, ditemukanlah roda, kemudian ada sepeda, mobil, kereta api lalu pesawat terbang. Sulap ini adalah sebuah dasar dari sifat manusia yang ingin selalu mempermudah segala hal dalam kehidupannya dan hal ini terjadi dengan ajaib. Itulah alasan mengapa Denny menyukai sulap.

Waktu umur belasan tahun sampai 30-an Denny menyukai sulap yang berbau ilusi. Tetapi sejalan dengan umur, hal-hal yang sifatnya ajaib dengan pengetahuan orang ternyata lebih powerfull dimana saat lebih mengetahui dibanding orang yang tidak tahu itu menarik bagi dirinya. Denny mulai menyukai dan menekuni ilmu sulap bernama mentalism atau mentalisme. Ilmu memanipulasi pemikiran manusia menggunakan kekuatan manusia.

Di anak cabang itu ada meramal, mengendalikan pemikiran orang lain dan lainnya. Mentalism baginya adalah sulap yang paling sakti karena seoarang mentalis tidak membutuhkan peralatan, ibarat dengan telanjang sekalipun bisa mengendalikan orang lainnya. Berbeda dengan sulap lain yang membutuhkan media untuk menunjukkan keajaiban kepada para penontonnya.

Peluang karir yang menjanjikan

Menjadi seorang pesulap profesional adalah sesuatu yang menjanjikan. Denny pernah menjadi dosen di salah satu univeritas di Indonesia bahkan jenjang karir akademisnya sampai strata dua. Namun dunia sulap lebih menarik. Denny selalu teringat dengan perkataan almarhum ibunya. Yang pertama adakah kerjaan segala hal melebihi ekspektasi dari orang yang menginginkan pekerjaan kita.

Kalau ingin mendapatkan lebih dan berbeda dari orang lain dapatkan, maka lakukan sesuatu dengan lebih berbeda dan cara untuk melakukan sesuatu agar mendapatkan yang lebih itu lakukannya dengan keras, dispilin dan konsisten.

Denny mengatakan menjadi pesulap itu pesaing sedikit. Untuk menjadi yang terbaik tidak sesulit menjadi dokter, pilot, dan profesi lainnya. Pesulap di suatu kota mungkin hanya 1-3 ornag yang professional dan jika dihitung dalam satu negara paling hanya ada seratus orang. “Pesulap bagi saya adalah peluang karir yang menjanjikan dan jika anak yang ingin menjadi pesulap jangan dihalang,” tuturnya.

Tips menjadi pesulap

Denny membagikan tips untuk menjadi pesulap professional. Yang pertama adalah jangan mendedikasikan sesuatu kepada sulapnya karena sulap itu tidak perlu dedikasi tetapi dedikasikan pada sesuatu yang ingin kita tekuni. Denny mencontohkan ada pesulap yang juga seorang dokter gigi. Jadi dia melakukan sulap agar anak-anak tidak takut saat datang ke dokter gigi. Atau ada pengacara yang mempelajari mentalism. Dia lebih mengerti kliennya itu berbohong atau tidak. Jadi jangan mempelajari ini sebagai sebuah seni tapi terapkan pada saat ini pada apa yang kita tekuni sehingga hal ini akan berguna tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga orang lain.

Denny mengatakan banyak akhirnya orang menekuti sulap menghabiskan wakt , biaya dan tenaga mengumpulkan alat sulap yang pada akhirnya ini tidak akan pernah selesai. Dalam dunia sulap itu biasanya orang tidak mengenal dia sebagai pesulap.

“Apakah Deddy Corbuzier berhenti sulap, sebenarnya tidak karena dia sampai sekarang tetap menjadi seorang mentalis hebat di Indonesia. Bahkan dalam setiap konten dia menggunakan mentalism, youtubenya banyak yang nonton, penonton pada percaya dan lainnya dan Deddy masih tetap seorang mentalis sejati. Jadi tirulah Deddy, untuk melakukan sulap tanpa menjadi seorang pesulap saja tetapi lakukan ini dalam kehidupan,” kata Denny.

Seperti Deddy, Denny juga memiliki channel youtube dengan subscriber gendut. Sampai hari ini sekira 2 jutaan orang telah menjadi subcribernya. Denny membangun channelnya dari tahun 2016 namun baru benar-benar serius setelah ada salah satu adik kelasnya di ITB mengajak dirinya untuk membangun channel youtube dengan lebih serius.

Di tahun 2019 mulailah Denny serius dengan youtube dan memproduksi konten-konten yang menarik. Sejalan waktu, konten youtubenya semakin banyak dilihat dan memberikan benefit melimpah terlebih saat zaman pandemi.

Meraih MURI

Pada awal tahun ini Denny berhasil meraih penghargaan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), atas karyanya membuat lukisan tokoh pemeran film Ant-Man and the Wasp: Quantumania.

Berkolaborasi dengan Chintya Akemi Keirayuki, Denny meraih rekor MURI karena berhasil membuat lukisan dari susunan kubus rubik terbanyak. Total sebanyak 1705 buah kubus rubik yang digunakan untuk menggambarkan tiga karakter di film itu yaitu Scott Lang, Hope Van Dyne, dan Kang The Conqueror.

“Itu sebenarnya bukan MURI pertama, rekor muri pertama saya di tahun 2018 waktu itu memecahkan rekor membuat rubik untuk Metropolitan Mall. Satu perusahaan property meminta saya membuat monumen yang ada di Bekasi, buatnya di Ancol pas ulang tahun mereka. Setelah pandemi kebetulan saya mengelola perusahaan bareng adik saya dan mendapatkan tantangan dari distributor film di Indonesia saat itu yang ingin mempromosikan film yang berjudul Ant-Man and the Wasp: Quantumania. Bisa tidak memecahkan rekor dengan rubik yang lebih banyak, kami pun mengiyakan dan menerima tantangan itu,” tutur Denny.

Lukisan dengan rubik ini hampir sebagian besarnya dilakukan oleh Chintya. “Total pembuatannya selama 21 jam, tapi terpecah di beberapa hari, dan sebagai seorang fans Marvel, merupakan suatu kebanggaan tersendiri bisa menciptakan karya seni yang terinspirasi oleh Marvel Studios Ant-Man and The Wasp: Quantumania, terlebih lagi karya ini memecahkan rekor MURI yang tentu merupakan pencapaian sendiri untuk kami berdua,” tambah Denny.

Penyerahan sertifikat MURI kepada Denny Darko dan Chintya Keirayuki dilakukan pada Jumat, 17 Februari 2023 menjadikannya sebuah kolaborasi yang yang tak terlupakan bagi Denny dan Chintya.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 195

Simak video wawancara Kabari dengan Denny Darko dibawah ini.