Tatum Maya adalah diaspora Indonesia yang tinggal di Skara, Swedia. Skara adalah kota yang penuh sejarah dan seni. Senyawa dengan Tatum yang melihat seni menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dirinya. Dunia kreatif pun demikian, menjadi bagian yang sangat penting untuk Tatum berekspresi. Pameran Seni, Tertanda adalah banyak hal yang terlahir dari dirinya.

Tatum dibesarkan di keluarga seniman dan desainer, membuat ketertarikannya akan seni menjadi tinggi. Ayahnya seorang arsitek dan kakaknya desainer interior, Tatum mengikuti jejak keduanya untuk belajar desain komunikasi visual di Universitas Trisakti.

Setelah lulus kuliah pada tahun 2006, Tatum bekerja di bidang desain dan agensi kreatif. Tahun 2010, melanjutkan perjalanan kreatif dan pindah ke Swedia untuk mendalami dunia desain. Berada di negara yang penuh dengan kebebasan berkreasi dan perbekalan warisan budaya Indonesia yang dimilikinya memberikan satu keunikan tersendiri dan memperlebarkan pandangannya terhadap seni. Ketertarikan akan dunia kreatif mengantar Tatum bekerja pada dunia agensi kreatif selama lebih dari 15 tahun, baik di Indonesia dan Swedia.

Tahun pertama tinggal di Swedia dirinya sempat mengalami syok budaya, tapi perlahan dapat beradaptasi dan menganggap Swedia adalah rumah keduanya. Di tahun kedua, Tatum memutuskan pulang ke Indonesia dan bertemu dengan sang suami di Indonesia. Setelah menikah dan dikarunia anak, Tatum memutuskan untuk kembali lagi ke Swedia dan tinggal di kota kecil bernama Skara, yang terletak di sebelah barat Swedia.

Di samping bekerja sebagai Social Media Manager di sebuah perusahaan E-Commerce Swedia, Tatum tidak melupakan seni dan kreatif dan tetap aktif di komunitas seni baik di Swedia maupun di Indonesia.

Pada tahun 2020 Tatum bergabung dengan organisasi untuk budaya di Indonesia bernama Sacred Bridge Foundation, terpilih menjadi Outreach and Communication. Bersama dengan Sacred Bridge Foundation dan Konstmuseet Skövde sebuah museum seni di Swedia, mereka mengerjakan sebuah proyek bernama Intra-Chromatic, suatu program lintas-budaya antara Nusa Tenggara Barat dan Swedia.

Selain aktif di organisasi seni, Tatum juga mengembangkan merek desainnya di Swedia bernama tatummaya yang menjual produk-produk interior dan fashion aksesoris.

“Untuk di Indonesia berdua dengan partner bisnis saya, kami mengembangkan merek desain bernama Tertanda. Tertanda adalah suatu wadah untuk para seniman lokal Indonesia untuk berkarya dan menjual hasil karya mereka di pasar nasional dan internasional,” tuturnya kepada KABARI.

Skara dan Pameran Seni

Skara terletak pada bagian barat Swedia. Skara adalah kota penuh dengan sejarah, seribu tahun lalu Skara adalah menjadi pusat perdagangan tempat dimana agama Kristen diakui di Swedia pada awal abad 11. Gereja Katedral yang berada di tengah kota Skara adalah gereja nomor 3 tertua di Swedia. Gereja Katedral yang bergaya Gothic dengan jendela yang tinggi, menjadi pusat gereja di seluruh Swedia dan lokasi Bishop Swedia. Pada tahun 1304, Skara Katedral menemukan bukti sejarah yaitu duri dari mahkota kristus dan Skara dijadikan jalur peziarah umat Kristen sejak abad pertengahan.

Selain dari gereja bersejarah, perpustakaan tua di Skara ditemukan buku tertua di Swedia bernama Skara Misalle. Pemandangan alam di sekitar Skara menjadikan kota kecil ini sangat indah, danau Hornborga (sekitar 15 menit dari kota Skara) adalah danau terpenting di Swedia, dimana ditemukan hampir 300 tipe burung, Pada musim semi danau Hornborga menjadi tempat turis wisata dari seluruh Eropa dan dunia, karena pada musim ini beribu-ribu burung bangau datang melakukan atraksi yang dikenal dengan burung berdansa.

Pada pameran seni yang kedua di Swedia, dirinya mulai memperkenalkan sedikit demi sedikit tentang Indonesia melalui karya-karyanya.

“Tidak banyak yang tahu tentang Indonesia, tetapi keingintahuan masyarakat Swedia tentang Indonesia sangatlah tinggi, ini yang menginspirasikan saya untuk membuat satu pameran seni yang bertemakan “Intercultural between Nusa Tenggara Barat, Indonesia dan Skara, Swedia tahun 2021 dengan tujuan memperkenalkan Indonesia melalui seni budaya,” tuturnya.

Pameran bertemakan “Intercultural Nusa Tenggara Barat dan Skara” ini disambut baik oleh masyarakat Skara. Wakil dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Stockholm, Direktur Kebudayaan Skara dan para pengamat seni dari berbagai museum seni Swedia hadir meriahkan upacara pembukaan yang dilangsungkan bertepatan pada hari nasional Swedia tanggal 6 Juni 2021. Pameran ini diliput beberapa kali oleh koran berita lokal dengan judul utama Skara membuka pintu persahabatan sebesar-besar dengan Indonesia.

Sumbawa dan Sumber Inspirasi

Bagi Tatum seni adalah sebuah pertualangan, dimana kita tidak bisa berhenti pada satu titik. Tatum menemukan satu kepuasan sendiri untuk berani mencoba medium baru dan selalu keluar dalam zona nyaman. Karena kreativitas seni bukan sesuatu yang statis seperti hal hidup yang terus berjalan, setiap harinya kehidupan memberikan sesuatu yang baru untuk kita belajar.

“Besar di lingkungan multi budaya membuat saya mencari jati diri. Kerumitan perjalanan mencari jati diri terkadang membuat kita kehilangan arah. Di tengah pencarian jati diri tersebut saya selalu merasa dekat dengan budaya ibu saya, tanah kelahiran saya Sumbawa, dimana saya menghabiskan masa kecil berumur 7 tahun di Sumbawa Besar,” tuturnya.

Dalam lingkungan budaya Sumbawa, Tatum belajar tentang hal-hal seperti norma, kepercayaan, kerohanian dan saling menghargai. Pertualangan mencari jati diri dengan keluar dari zona nyaman, membuat dirinya belajar mengolah expresi jiwa dan belajar untuk merangkul warisan budaya sebagai akar dari jati diri. Dan sekarang tinggal di negara asing membuat dirinya lebih menghargai identitasnya sebagai orang Indonesia. Dan menjadi salah satu kekuatan karena Tatum melihat sesuatu hal dari lingkup yang lebih luas.

“Warisan budaya menjadi sumber utama inspirasi saya dan tinggal di kota kecil yang indah membuat kehidupan saya sangat dekat alam. Kedekatan saya dengan alam selalu memberikan saya ide baru dalam berkarya. Setiap karya saya adalah gambaran dari budaya, perasaan dan hubunganya dengan alam semesta, kata Tatum.

Sebagai orang yang sangat terinspirasi akan budaya, Tatum ingin untuk bisa terus men-support acara-acara budaya. Selalu ada ilmu baru dan persahabatan baru yang didapat dengan ikut terlibat dalam acara-acara seni budaya.

Seperti Indonesia Finland Festival yang belum lama digelar, suatu inisiasi kebudayaan yang luar biasa baginya karena digelar dengan tujuan memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Finlandia. Masyarakat Finlandia dapat merasakan kuliner Indonesia serta menyaksikan tarian dan musik tradisional dari berbagai pulau di Indonesia. Walaupun pertama kali diadakan tetapi antusias masyarakat Finlandia dan diaspora Indonesia sangat tinggi, sangatlah bangga dapat menjadi bagian dalam festival budaya Indonesia di Finlandia.

“Saya ingin tetap terus berkarya mengenalkan Indonesia kepada masyarakat Internasional. Bersama dengan Sacred Bridge Foundation proyek pertukaran budaya Nusa Tenggara Barat dan Swedia dapat terlaksana sebagai wadah perkembangan manusia, pembangunan yang berkelanjutan dan memupuk kebudayaan lokal menjadi global,” pungkasnya.