Java Jazz Music Festival tahun ini kembali menghadirkan Marcell Siahaan. Gelaran musik jazz yang kini memasuki tahun ke-19 ini mengangkat tema Embracing Unity Through Music.

Dengan tema tersebut, salah satu festival musik tertua di Indonesia ini menjadikan musik sebagai bahasa universal yang mampu mendorong kebersamaan dan menyatukan masyarakat dari berbagai kalangan.

Setelah partisipasi pertamanya di Java Jazz Festival 2005, Marcell mengaku bersyukur dan terhormat telah diberi kesempatan untuk tampil lagi di pentas Java Jazz tahun ini.

“Java Jazz itu sakral. Bisa manggung di sana itu kayak kehormatan,” ujarnya. Suami Rima Melati Adams ini bahkan mengibaratkan Java Jazz sebagai sebuah tolok ukur pencapaian bagi para musisi di Tanah Air. “Setiap manggung di Java Jazz, kayak dapat trofi lagi. Begitu terus,” imbuhnya.

Dalam penampilannya kali ini, Marcell banyak meyajikan lagu dari album pertamanya sehingga membawa nuansa nostalgia ke awal tahun 2000an.

Marcell mengawalinya dengan Ketika Kau Menyapa, dilanjutkan dengan Bumi Berputar – Jiwa Yang Hilang, dan Mau Dibawa Ke Mana.  

Juga tak ketinggalan, Peri Cintaku sebagai salah satu lagu yang membesarkan namanya dan top favorit di kalangan penggemarnya.

Kali ini, Marcell tidak sendiri. Ia juga berkolaborasi dengan beberapa musisi muda, seperti Teza Sumendra dan Oslo Ibrahim baik dalam format duet maupun trio. Bersama Teza, Marcell membawakan lagu Firasat, sementara dengan Oslo mereka menyanyikan Hanya Memuji.

Dalam formasi trio, mereka tampil dengan lagu Semusim dan Mendendam. Kolaborasi tersebut indah, namun, tentu tidak mudah lantaran setiap musisi memiliki gaya dan pengaruh mereka  sendiri sehingga menghasilkan kombinasi genre musik dalam satu kesatuan.

Marcell berhasil menyatukan karakternya dengan Teza dan Oslo dalam sinergi yang apik, terbukti dari apresiasi para penggemar yang memadati Sosro Hall malam itu.

Sumber foto: Stanley Chandra

Baca Juga: