KabariNews – Bertepatan dengan Hari Perdamaian Dunia 21 September,  Organisasi Induk Masyarakat Betawi atau yang lebih dikenal dengan Bamus Betawi meminta ASEAN untuk lebih berperan aktif dalam bersikap terhadap krisis kemanusiaan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar.

Etnis Betawi di Indonesia dan Rohingya di Myanmar merupakan bagian dari kumpulan besar bangsa-bangsa yang telah terhimpun dalam ASEAN, dimana seharusnya ASEAN bisa menghapuskan permusuhan dan pertikaian antar etnis.

Bamus Betawi pun menghimbau kepada Sekretaris Jenderal ASEAN untuk:

  1. Mengedepankan sekaligus menjadikan keberadaan ASEAN sebagai kawasan regional yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.
  1. Mengambil langkah yang diperlukan guna tegaknya kemanusiaan dan kedamaian bagi etnis Rohingya di Myanmar.
  1. Membentuk lembaga persaudaraan non-pemerintah antar etnis ASEAN guna peningkatan “civil society” dan sekaligus mencegah berulangnya kembali pertikaian, kekerasan, penindasan dan diskriminasi antar etnis.
  1. Mendorong terciptanya ratifikasi Anti Diskriminasi Ras dan Etnis di negara-negara anggota ASEAN sebagaimana yang telah berlaku di Indonesia sesuai dengan amanat Undang-undang  Republik Indonesia No. 40 Th 2008.

Terkait dengan bantuan kemanusiaan yang telah diberikan oleh pemerintahan Indonesia, Bamus Betawi memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas upaya kemanusiaan yang sudah dilakukan Presiden Joko widodo.

“Namun bukan hanya kewajiban pemerintah saja, tapi kewajiban kita semua sebagai anak bangsa untuk berpartisiasi aktif dalam memelihara perdamaian. Hal ini sesuai dengan dengan amanat pembukaan Undang-undang dasar 1945 yang isinya turut memelihara keamanan dan ketertiban dunia berdasarkan pada perdamaian abadi dan keadilan sosial” kata Ketua Umum Bamus Betawi, H. Zainuddin

“Bamus Betawi berharap penderitaan etnis Rohingya segera berakhir dan mereka bisa membangun masyarakatnya untuk lebih sejahtera daam suasana Myanmar yang aman, sejuk, dan damai. Kedepannya, semoga tidak terjadi lagi pertikaian etnis, terlebih antara etnis yang berkuasa dengan etnis minoritas. “ tambahnya.