Berawal dari kekhawatiran seorang ibu terhadap minimnya pengetahuan anak-anaknya tentang budaya asli Indonesia, khususnya budaya Jawa dan Yogyakarta, lahirlah sebuah inisiatif yang kini dikenal sebagai Artine Kain.

 Erli Faniwati, sosok di balik brand ini, melihat fenomena di mana anak-anak muda lebih mengenal budaya luar negeri dibandingkan budaya mereka sendiri. Internet memang telah menjadikan budaya antar bangsa semakin mudah diakses, namun di sisi lain, budaya lokal sering kali terlupakan.

Dengan latar belakang tersebut, Erli Faniwati memulai brand lokal yang memiliki misi untuk mengangkat cerita dan filosofi budaya Indonesia melalui motif kain. Artine Kain menjadi manifestasi dari upaya ini, menghadirkan fashion anak muda yang tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga sarat dengan nilai-nilai budaya Yogyakarta. Melalui fashion, anak muda dapat tetap tampil trendy sambil mengenal dan menghargai budaya mereka.

Inspirasi utama Artine Kain adalah kekayaan budaya Indonesia, terutama Yogyakarta yang dikenal sebagai kota budaya. Erli tergerak untuk menyebarkan nilai-nilai positif dari setiap cerita dan tradisi yang ada di Yogyakarta melalui kain bermotif dan fashion yang unik serta indah.

Budaya dan sosial masyarakat yang penuh makna menjadi sumber inspirasi tanpa batas bagi Artine Kain dalam menciptakan tema-tema unik di setiap koleksinya. Diharapkan, melalui fashion yang trendy, anak muda bisa lebih mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri.

Ciri khas Ana Artine terletak pada motif kain yang bercerita. Setiap musim, Artine Kain mengangkat satu budaya untuk diceritakan melalui motif yang mereka ciptakan. Salah satu contohnya adalah koleksi terbaru mereka, “PARIBASAN,” yang mengangkat tema peribahasa Jawa.

 Peribahasa seperti “Becik Ketitik Ala Ketara” mengandung pesan mendalam yang menanamkan nilai kejujuran dan integritas diri. Lewat fashion ini, Artine Kain berupaya untuk kembali mengangkat nilai-nilai budaya yang sering kali terlupakan oleh generasi muda.

Artine Kain pun telah merilis berbagai koleksi kain motif yang sarat akan cerita dan filosofi. Kain-kain ini kemudian dijadikan produk fashion yang bekerja sama dengan berbagai brand lokal dan perusahaan untuk produksi terbatas. Produk-produk seperti bucket hat, scarf, jaket bomber, dress, dan kulot, menjadi bagian dari rangkaian fashion yang ditawarkan Artine Kain.

Bahkan, produk handbag khas Jogja dari Ana Artine sering dijadikan sebagai souvenir eksklusif oleh beberapa instansi, berkat keunikan dan cerita di balik motifnya yang menjadi representasi kota Yogyakarta.

Setiap koleksi yang dikeluarkan oleh Artine Kain selalu membawa nilai-nilai filosofis yang mendalam. Sebagai contoh, saat UNESCO menetapkan sumbu imajiner Kota Yogyakarta sebagai warisan dunia, Artine Kain merilis koleksi bertema “SUMBU IMAJINER II,” melanjutkan tema “SUMBU IMAJINER I” yang dirilis pada tahun 2019. Koleksi ini mengangkat nilai kehidupan dan garis hayal yang ada di Kota Yogyakarta, menggambarkan hubungan antar manusia dengan sesama, lingkungan, dan Tuhan. Filosofi ini menjadi cerminan dari identitas masyarakat Yogyakarta yang kaya akan budaya dan makna.

Proses kreatif di balik setiap koleksi Artine Kain tidaklah sederhana. Setiap musim baru melalui proses analisis mendalam, mulai dari menggali makna di balik cerita yang ingin diangkat, hingga visualisasi cerita tersebut menjadi motif yang unik dan khas. Proses ini melibatkan banyak tahapan, mulai dari pembuatan motif dengan tangan yang kemudian didigitalisasi, hingga tahap perancangan dan realisasi produk akhir.

Artine Kain menyasar semua kalangan, terutama anak muda yang diharapkan dapat mengenal dan mencintai budaya mereka melalui fashion. Tantangan terbesar bagi Artine Kain adalah mengedukasi anak muda tentang pentingnya mencintai budaya lokal, serta menyadarkan mereka bahwa produk lokal memiliki kualitas yang tidak kalah dengan brand luar.

Pelanggan Artine Kain sangat menghargai keberadaan brand ini, yang dinilai sangat berperan penting dalam menjaga nilai budaya dalam jangka panjang. Kualitas produk Artine Kain tidak perlu diragukan lagi, mulai dari alat printing khusus, bahan katun asli, hingga warna yang awet tanpa luntur, semuanya memberikan rasa nyaman bagi para pengguna.

Media sosial memegang peranan penting dalam strategi pemasaran Artine Kain. Meskipun bukan yang utama, kehadiran media sosial membantu brand ini untuk memperluas jangkauannya dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai yang diusung oleh Artine Kain.

Pesan utama yang ingin disampaikan Artine Kain melalui setiap koleksinya adalah pentingnya mengenal budaya dan mencintai negeri sendiri. Melalui fashion, Erli berharap anak muda Indonesia akan lebih mengenal dan mencintai nilai-nilai baik yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka, dan menjaga identitas mereka di tengah budaya global yang semakin tanpa batas.

Sumber foto: Artine Kain

Baca Juga: