Dan untuk melengkapi kekecewaanku, dengan tenangnya Hendra memperkenalkan gadis itu,”Sofie, kenalin ini Fara sahabatku sejak kecil yang baru kembali dari Amerika” dan kamipun berjabatan tangan, disertai sikap angkuh dan tidak perduli dari mahluk bernama Fara itu. Yang segera menarik Hendra ngeloyor entah kemana, tanpa sempat pamit padaku karena ditarik dengan manja dan sedikit memaksa. Betapa hari yang menyenangkan!

Belum lama aku tertegun dalam rasa jengah, seakan tidak percaya akan apa yang baru terjadi. Feby dengan polosnya membawa buku komik yang biasanya akan selalu membuat kita bersemangat untuk membaca lanjutannya. Namun kini yang ada dibenakku cuma galau membayangkan adegan-adegan lanjutan yang akan terjadi antara Hendra dan Fara! Ergh..memang banyak yang menyukai Hendra, tapi tidak pernah ada yang menggandeng dengan semanja itu lho. Sesudah ini mau kemana mereka, ngobrolin apa, puisi seperti apa yang akan dibuatkan oleh Hendra untuknya? Semua ini mengaduk-ngaduk hati dan pikiranku. Sehingga aku terduduk dengan lesu tanpa mengindahkan Feby yang sedang bersemangat mendapatkan seri baru komik kegemaran kita.

“Sofie, kenapa sih..abis dapet SMS apalagi, koq jadi lemes gini?”

“Bukan SMS Feb, barusan aku ketemu Hendra, tapi..” dengan lirih aku ceritakan semua yang baru saja terjadi.

“Wah, kalo soal itu kan kamu memang harus siap, kan kamu juga selalu bilang kalo Hendra itu memang banyak fansnya.”

“Iya sih, kadang aku juga berpikir kenapa ga sukanya sama Ferry aja ya, dia type cowok yang bisa bikin tenang kayaknya”

“Nah, apa aku bilang juga. Mending kapan2 ikut kelas Yoga, dia kan asisten pelatih, orangnya sabar dan perhatian”

“Memang sih aku tertarik koq untuk ikutan kelas Yoga” Jawabku sekenanya, sekedar menipu nurani..meronta dari kenyataan.

Sore itu hari mendung, entah sudah berapa kali ku klik tombol refresh pada HP ku, dengan perasaan campur aduk antara cemburu, kesal dan kangen. Saat hujan rintik mulai turun, hatikupun turut merasa sejuk karena sebuah puisi yang begitu indah baru saja merasuk ke dalam hatiku.

“Dia yang di sana

Membuat semua di sini indah

Lebih dari semua yang dapat kutatap dan kujamah

Kurasakan seperti degup jantung

Karena hati kecil tak bisa berdusta

Akan bisik kecilnya yang manis merdu

Bahwa ia rindu..rindu dirinya

Yang kini menggenggam hatiku

Dengan rasa di hatinya”

“Aduh, dasar playboy kelas kakap nih” Gumamku lirih dalam hati, meskipun wajah tersenyum. Entah apa sih sebenernya yang dia mau. Banyak wanita di sekelilingnya, tapi masih aja sempet mengirimkan aku Puisi Cinta. Meskipun tak bisa kupungkiri semua ini membuatku merasa senang, tapi semoga aja ini semua bukan cuma rayuan gombal belaka. Terlebih lagi sejak kejadian tadi, setidaknya sudah tidak dapat lagi kubendung rasa untuk minta sedikit kejelasan mengenai hubungan aneh kita ini.

Memang sejak pertama kali berkenalan enam bulan yang lalu, tidak banyak yang kita bicarakan. Karena dia sangat sibuk dengan aktifitasnya. Itupun kalau bukan karena aku yang nekad memberanikan diri untuk minta nomor hpnya, semua ini tidak akan pernah terjadi. Kita hanya betemu sebatas tegur sapa di sekolah, juga pernah pergi ke toko buku bersama. Itupun bukan berduaan, tapi bersama dengan Feby dan Ferry. Malem minggu besok akan jadi kencan pertama kita berduaan dan rasanya waktu yang tepat buat mengungkapkan rasa ingin tahu yang selama ini hanya bisa kupendam. Hmm..juga mengenai hubungannya dengan Fara yang terus terang membuatku sangat cemburu karena kecantikan dan kemesraannya dengan Hendra. (by. Billy Kurniadi)

Bersambung…

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?67797

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

____________________________________________

Supported by :

Hosana