Gerakan Masak Daging Qurban (GMDQ) tahun ini memasuki tahun ke-7 dan kembali digelar di kota Pelajar, Yogyakarta, pada 10 dan 11 Dzulhijah.

Tahun lalu, GMDQ berhasil memasak untuk sekitar 300 penerima daging kurban, dan tahun ini, berbagai menu unggulan kembali disiapkan untuk memanjakan lidah para penerima manfaat.

Dalam wawancara bersama Kabari, Jawel Husin, penggagas gerakan ini, menjelaskan bahwa GMDQ lahir dari keprihatinan terhadap maraknya transaksi jual beli murah daging qurban yang seharusnya dinikmati oleh yang berhak.

“Gerakan masak daging Qurban ini berawal dari keprihatinan saya melihat terjadinya transaksi jual beli murah daging qurban yang didapat orang yang seharusnya menikmati daging tersebut,” ujar Jawel.

Banyak penerima qurban tidak mampu mengolah daging tersebut karena berbagai alasan, seperti keterbatasan dana, ketiadaan fasilitas penyimpanan yang memadai, kurangnya keterampilan memasak, atau peralatan yang memadai.

“Daging qurban yang didapat bisa menjadi beban karena mereka tidak punya cukup uang untuk mengolah, tidak memiliki penyimpanan yang baik, tidak punya keterampilan mengolah, atau peralatan yang memadai,” jelas Jawel.

GMDQ tahun ini akan dimulai pada hari pertama pukul 13.00 hingga selesai, dan hari kedua dimulai lebih pagi. Acara ini melibatkan chef dari hotel dan restoran ternama, termasuk dari luar DIY seperti Jakarta, Surabaya, dan Bali.

“Chef-chef yang terlibat tahun ini berasal dari beberapa hotel dan restoran, termasuk dari luar DIY seperti Jakarta, Surabaya, Bali, dan beberapa kota lainnya,” ungkap Jawel.

Selain itu, GMDQ juga melibatkan mahasiswa pertukaran budaya dari beberapa negara serta calon ahli kuliner dari sekolah kuliner seperti SMK 6 Jurusan Boga Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan Prodi Bisnis Jasa Makanan, dan Budi Mulia 2.

“Tahun ini, mahasiswa pertukaran budaya dari beberapa negara akan terlibat sebagai tenaga bantu chef dalam memasak, bersama calon ahli kuliner dari sekolah-sekolah kuliner,” tambah Jawel.

Meski ada rencana ekspansi ke kota-kota lain seperti Lombok, Jakarta, dan Solo, kegiatan tahun ini tetap diadakan di Masjid Gede Kauman Yogyakarta karena beberapa kendala.

“Rencana besar kami adalah melaksanakan kegiatan ini di beberapa kota lain, seperti Lombok, Jakarta, dan Solo, namun karena terkendala beberapa hal, kami kembali ke Masjid Gede Kauman Yogyakarta,” kata Jawel.

Setiap tahunnya, GMDQ berupaya menghadirkan inovasi dengan mengganti menu, desain atribut, dan tim chef. Tahun ini, lima menu utama yang akan disajikan adalah tongseng, semur, sate goreng, gulai, dan empal gentong.

“Kami selalu mencoba membuat gerakan ini lebih asik dan membahagiakan, mulai dari menu baru hingga desain atribut, namun tetap berpegang pada kuliner Nusantara,” tegas Jawel.

Harapan Jawel Husin melalui GMDQ adalah agar semakin banyak penerima manfaat yang dapat menikmati masakan daging qurban dari chef profesional, semakin banyak dukungan dari berbagai pihak agar kegiatan ini dapat dilakukan di seluruh Indonesia, dan menjadikan GMDQ semakin keren serta mempopulerkan masakan Indonesia di semua kalangan usia.

“Harapan kami adalah semakin banyak masyarakat menikmati masakan daging qurban yang langsung dari tangan chef, dan kami siap berkolaborasi untuk menjadikan masakan Indonesia berjaya di semua kalangan usia,” tutup Jawel.

Sumber foto: istimewa

Baca Juga: