isyah Setyawati (42) adalah pengrajin tas, dompet dan pernak pernik lainnya. semua produknya terbuat dari bahan daun pandan dan rotan. Berangkat dari hobi, Aisyah biasa ia disapa membuka galeri di rumahnya yang diberi label House of Thalita rumah putih kreasi untuk berkreasi dan berkarya pada tahun 2016 yang lalu.

“Emang belum banyak orang menggunakan teknik ini, waktu itu saya mencoba membuat tas yang waktu itu saya pergunakan sendiri,  dan ternyata banyak yang berminat dan memesan,” kata Aisyah saat wawancara bersama Kabari di rumahnya, Jalan Palem Putri  III  No.16 Perumahan Yasmin sektor V, Bogor Barat, Kota Bogor.

Produk yang dibuat merupakan ciri khas yang terbuat dari bahan alami, lanjut dia, “Produk yang sudah dibuat ada dua kategori, pertama adalah produk fashion terdiri clutch bag dan suvenir, contohnya seperti kipas yang bisa dijadikan suvenir dan untuk kategori kedua adalah home dekor adalah menggunakan media kayu dan kain,” imbuhnya

Diakui Aisyah, House Of Thalita ini banyak memproduksi barang dompet dan tas, menurut dia wanita Indonesia sangat menyukai keindahan, untuk itu dia memadukan motif bunga dan untuk yang etnik dia lebih memilih motif batik dan tenun. Dan untuk proses  pembuatannya membutuhkan waktu 1 hingga 2 hari, barang yang diproduksinya banyak diminati konsumen, menurut dia hal ini  memberikan makna back to nature karena terbuat dari bahan pandan dan rotan.

Menjalani bisnis UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) bagi Aisyah itu tidak mudah, banyak hal yang ia temui mengenai kendalanya seperti pada pemasaran dan produksi.

“Kendala pasti banyak, biasanya kita ada kendala di pemasaran juga, banyak mengikuti pameran untuk memperluas pemasaran, di luar dari pemasaran yang mandiri juga seperti  jualan online, karena ini sangat membantu, karena media sosial itu paling cepat orang melihatnya,” ujar Aisyah. Lebih lanjut ia menambahkan, “Kalau untuk kendala diproduksi karena memang saat ini kami bekerja sama dengan pengrajin, kendala itu pasti ada,” imbuhnya.

“Saat ini yang saya lakukan sebanyak mungkin bekerjasama  dengan pengrajin, saya pikir dengan bekerja sama dengan pengrajin, kita saling bisa membantu juga sesama UMKM,” katanya.

Bangun UMKM seperti ini harus tekun, dari mulai mencari modal sendiri hingga merekrut karyawan untuk membantu diproduksi, dan juga bekerjasama dengan pengrajin lain, hal ini yang kadang menjadi sebuah perjuangan menjalani usaha ini.

Selain itu, lanjut dia, “Kalau untuk sukanya kalau produk kita  disukai dan biasanya untuk oleh-oleh dan setidaknya kita lebih semangat lagi untuk berkarya,” katanya.

Aisyah pun berharap, produk yang dia buat lebih banyak dikenal di masyarakat, selain itu ia juga ingin mewujudkan impiannya dengan membuka galeri.