Liku-liku hidup Arifatulloh, S.Pd., Gr., bisa dibilang tak mudah. Tapi suratan takdir menghatarkan menjadi guru Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Batang.

Menjadi guru tak pernah terbesit dalam dirinya. Malahan impiannya menjadi seorang tentara.

Sosok sederhana yang lahir di Banjarnegara, 11 Agustus 1993 ini mengatakan, “Jadi tentara itu gagah, bisa ikut berjuang membela bangsa,” begitu katanya.

Namun, apa daya sang Ibu Rusmi, tak merestui cita-cita Arifatulloh. Wanita lulusan SD yang sehari-harinya berjualan ayam petis dan lupis di pasar ini punya alasannya sederhana.

Sejak suaminya Rebon Abidin meninggal pada 2008 akibat kecelakaan bus di Sigandul Wonosobo, naluri keibuannya tak menginginkan anak-anaknya pergi jauh-jauh daai dirinya.

Dengan menjadi tentara, pastinya akan berpindah-pindah tugas. Apalagi, Arifatulloh masih punya adik yang butuh bimbingannya.

Akhirnya Arifatulloh menuruti keinginan sang ibu dan membelokkan arah cita-citanya dengan menjadi guru di SD Negeri 2 Merden selama 3 tahun, dan SD Negeri 3 Gumiwang selama 2 bulan.

Honornya tidak seberapa sebagai guru wiyata, tapi Arifatulloh tak patah semangat. Ia ‘nyambi’ menjadi player organ. Side job ini dilakukan di luar kegiatan sekolah. Bakat seni sebagai pemusik, tumbuh karena binaan salah satu gurunya di SMP 1 Purwanegara, Bapak Sigit Subagyo.

“Bapak Sigit inilah guru SMP yang mengajari instrumen keyboard dengan tulus kepada saya,” kenangnya.

Berbekal keyboard pertama yang diperoleh dari hasil penjualan kolam, perlahan kiprahnya sebagai pemain keyboard dikenal dan mendapat job manggung keliling kampung.

Tentunya hal ini memberikan kontribusi yang signifikan pada ekonomi keluarganya. Apalagi ia juga tengah mengambil kuliah S1 di Universitas Terbuka yang juga butuh biaya.

Pada tahun 2022, Pemerintah mengadakan seleksi untuk Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan. Arifatulloh tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Setelah dinyatakan lolos serangkaian seleksi, ia dan peserta lainnya menempuh PPG di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta selama setahun.

Selama kuliah, Arifatulloh berhasil meraih IPK sempurna 4 dan menjadi perwakilan program studi untuk menerima sertifikat pendidik dari Rektor UNS, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

“Kiat saya sederhana, fokus mengerjakan tugas tepat waktu, dan aktif di kelas, Apalagi kami mendapatkan beasiswa jadi saya termotivasi untuk lebih giat,” beber Arifatulloh

Melalui tes seleksi ASN PPPK pada Desember 2023, Arifatulloh menjemput keberuntungannya. Ia dinyatakan lulus dengan jabatan ahli pertama guru kelas di Kabupaten Batang.

Dalam ranah organisasi, Arifatulloh pernah menjabat sebagai ketua Dewan Kerja Cabang Banjarnegara masa bhakti 2015-2020. Kini, ia menjadi Andalan Bina Muda Kwartir Ranting Purwanegara.

Kecintaannya paga Gerakan Pramuka telah memotivasi dan mengajarkan kemandirian serta kepemimpinan. Selain itu, ia juga aktif dalam komunitas seni, sebagai anggota ASSIK BARA (Asosiasi Single Keyboard Banjarnegara), dimana ia mendapatkan julukan “Bontot” karena masuk paling terakhir ketika komunitas tersebut baru berdiri.

Kini Arifatulloh alias “Mas Bontot” telah sampai pada titik pencapaian yang membuat dirinya dan orang tuanya bangga. Rusmi sujud syukur menyaksikan perjalanan anaknya mengukir memperjuangkan masa depannya.
Kepada anaknya ia selalu menanamkan pengertian bahwa kemiskinan bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan dan cita-cita yang tinggi.

“Siapapun yang menghadapi kesulitan ekonomi, janganlah mudah menyerah, karena hidup harus diperjuangkan, dengan Izin Allah semua ada kemudahan,” pungkasnya dengan berapi-api.

Sumber foto: banjarnegarakab.go.id

Baca Juga: