Kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan 5 gerakan penghematan energi juga diterapkan di Istana Negara, Jakarta. Disampaikan presiden, usai memberi sambutan pada acara penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2011 dari Badan Pemeriksaan Keuangan (30/5), kini kompleks Istana juga memberlakukan penghematan listrik. “Saya ingin memberitahukan, di kompleks lembaga Kepresidenan berbeda dengan hari sebelumnya, sudah banyak lampu dipandamkan,” kata SBY.

SBY memberikan contoh penghematan listrik yang dilakukan oleh pemerintah Jepang di saat menghadapi masa sulit, yaitu pembangunan Jepang usai Perang Dunia II dan bencana alam tsunami yang melanda Jepang pada 2010 lalu.

“Kota Tokyo pernah gelap gulita di malam hari, hanya dua gedung yang lampunya menyala, yaitu kantor Perdana Menteri dan pejabat terasnya. Mereka bekerja keras untuk memulihkan ekonominya, itu yang saya dengar,” paparnya.

Presiden pun bercerita saat ia berkunjung ke Jepang pada 2010 usai bencana tsunami. “Waktu bertemu dengan Perdana Menteri Naoto Kan dan Kaisar. Saat santap malam saya diajak jalan dan beliau pun bercerita tidak semua lampu dihidupkan karena harus berhemat sampai semuanya pulih. Saya juga bertemu Kaisar Akihito, kala itu saya diterima di tempat lain dengan alasan penghematan listrik,” ucap Presiden.

Dengan pelajaran itu, SBY menegaskan, apa yang dilakukan Jepang patut ditiru, terutama saat menghadapi krisis. Ini adalah langkah yang baik untuk mengamankan perekonomian dan anggaran negara dengan menjalankan gerakan penghematan di jajaran pemerintahan.

_____________________________________________________

Supported by :