Semarang yang dikenal dengan bangunan-bangunan kuno yang indah kini menambah deretan tempat wisatanya dengan Kampung Pelangi. Kampung warna-warni ini bukan lahir dari bangunan kuno tapi dari bangunan-bangunan kumuh yang disulap menjadi tempat yang tidak hanya indah tapi unik, inovatif, serta edukatif. Sekaligus tempat wisata baru di tengah kota.

Kampung yang berlokasi di jalan Dr. Sutomo, Semarang Selatan ini tidak jauh dari salah satu tempat wisata paling terkenal di Semarang yaitu Lawang Sewu. Ini menjadi salah satu kenyamanan jika hendak mengunjunginya. Berada di tengah kota dengan transportasi umum yang mudah. Sebelum menjadi Kampung Pelangi, kampung ini dulunya perkampungan kumuh di bantaran pinggir kali Semarang dengan tata letak yang tak beraturan. Persis di belakang pasar bunga Kalisari.

Pasar bunga Kalisari cukup populer di Semarang karena letaknya yang berderet sehingga para pembeli mendapat banyak pilihan dalam satu tempat. Pasar bunga ini di renovasi tahun lalu menjadi lebih rapi, bersih, teratur dan kemudian ditetapkan menjadi Pasar Kembang Kalisari. Dengan bangunan baru berlantai dua dan jajaran rangkaian bunga yang cantik, pasar ini jadi jauh berbeda dengan kampung dibelakangnya. Karena itulah muncul gagasan dari Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, serta dukungan oleh warga sekitar untuk mengubah kampung yang terlihat kumuh menjadi kampung yang layak pandang dan saling menyatu keindahannya dengan pasar bunga didepannya.

Mengubah sebuah kampung tentunya tak mudah dan murah. Tetapi karena mendapat banyak dukungan dari warga Semarang maka terkumpullah dana yang didapat dari sumbangan banyak pihak termasuk CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan-perusahaan serta sumbangan pribadi. Sehingga terwujudlah sebuah kampung warna-warni yang kemudian menjadi tempat wisata baru. Kampung Pelangi ini dapat disebut yang terbaru meski bukan yang pertama, karena terdapat juga kampung pelangi di Ambarawa, Yogyakarta, Malang, Gresik, Surabaya, Banyuwangi, Balikpapan, Lubuk Linggau, juga di Jakarta.

Kampung ini terus berdandan mempercantik diri. Menurut ibu Yuli, kampung pelangi masih dalam tahap awal tapi akan terus berkembang. “Rencananya bertahap mulai dari merampungkan mengecat ke seluruh rumah, menambah mural yang edukatif, memiliki homestay atau tempat penginapan para turis baik domestik maupun mancanegara serta menata dan membersihkan kali Semarang yang mengalir di depan perkampungan,” tuturnya. Ibu Yuli ini merupakan salah satu penduduk yang juga turut andil menerima dan mengenalkan kampung ini ke pengunjung yang datang. Rumah yang ada di kampung ini berjumlah lebih dari 500 rumah yang dibangun di lereng dengan tatanan tangga yang curam dan berliku. Pastinya memang butuh waktu untuk mengecat dan merenovasi.

Jika tahapan berjalan lancar, maka kampung ini akan menjadi tempat wisata yang sangat menarik karena kita dapat berkeliling kampung, nongkrong di warung atau angkringan, berfoto di mural-mural serta menginap di rumah penduduk. Uniknya kampung ini lebih dikenal dari postingan para pengunjung di media sosial yang berfoto di sana. Media sosial seperti Facebook dan Instagram menjadi ajang populernya kampung ini. Pengunjung tidak hanya bebas berfoto tapi juga dapat meminjam gratis properti seperti topi, papan tulisan, kacamata yang disediakan oleh penduduknya. Ide yang menarik. Satu lagi menurut ibu Yuli nantinya kalinya akan dikeruk dan dibersihkan sehingga airnya bersih dan lancar sehingga perahu-perahu kecil dapat beroperasi menambah daya tarik wisatanya. (teks&foto :1004)