Alexander Farrel Rasendriyo Haryono (22) membuktikan keterbatasan bukan halangan untuk berhasil dalam pendidikan. Penyandang tuna netra ini menjadi salah satu dari 1.609 mahasiswa UGM yang di wisuda di Grha Sabha Pramana UGM.

Bahkan Farrel lulus dengan predikat cumlaude dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,74 di Fakultas Hukum.  “Senang sekali rasanya bisa selesai tepat waktu, empat tahun,” kata anak sulung dari tiga bersaudara asal Klaten ini.

Farrel bercerita  ia tidak mengalami banyak kendala selama mengikuti perkuliahan karena para dosen selalu mengirim soft file saat kuliah daring. Lalu, saat  berlanjut kuliah tatap muka, ia selalu rajin mencatat apa yang disampaikan dosen di depan kelas.

“Kebetulan dosen-dosen selalu membagi materi pembelajaran. Selama kuliah, saya mencatat,” ujarnya.

Saat ujian, kata Farrel, ia ditempatkan dalam ruangan khusus. Melalui sebuah aplikasi khusus, ia bisa mengetahui soal-soal ujian yang ditanyakan,  selanjutnya ia mengerjakan jawabannya dengan cara mengetik di laptop.

Begitu pun dengan pengerjaan tugas skripsi. Farrel mengaku melakukan hal yang sama dengan mahasiswa lainnya seperti riset dan wawancara langsung dengan responden. “Sama dengan mahasiswa yang lain, saya menulis, riset, dan wawancara,” katanya.

Adapun tema skripsi yang dipilih Farrel berkenaan soal hukum pajak penghasilan bagi penyandang disabilitas.

 “Kesimpulan dari skripsi tersebut adalah diperlukan ketentuan khusus penerapan pajak penghasilan bagi penyandang difabel. Sebab secara ekonomi mereka memiliki pengeluaran lebih besar dibanding dengan non difabel,” paparnya.

Bagaimana mobilitasnya saat empat tahun kuliah di Fakultas Hukum UGM? Farrel bersyukur banyak dibantu oleh rekan kuliahnya. Dari rumah ia memesan ojek daring untuk berangkat ke kampus. Bila sudah sampai di pintu gerbang, rekan kuliahnya sudah menunggu untuk mengantarnya masuk ke dalam kelas.

“Sampai kampus janjian sama teman sudah ada yang jemput. Lalu saya diantar ke kelas. Begitu juga janjian dengan dosen, selalu diantar,” kenangnya.

Sang Ibunda, Emil Tri Ratnasari, mengaku senang dan bangga anak sulungya berhasil menyandang gelar sarjana. Selama prosesi wisuda, ia menangis haru saat melihat Farrel dari kejauhan menerima ijazah.

“Aduh, mewek terus di atas (balkon). Pokoknya bangga. Perjuangannya sungguh luar biasa, semoga sukses terus kedepannya,” harapnya.

Sumber foto: ugm.ac.id

Baca juga: