Bakti sosial dan Melina Alaydroes seperti mata uang yang tak dapat dipisahkan, melalui Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help). Melina yang dikenal dengan sebutan Bunda ini kerap melakukan kegiatan bakti sosial hingga ke penjuru nusantara. Bagi dirinya, menebar kebaikan merupakan kebahagiaan yang hakiki yang Melina rasakan saat membantu mereka yang membutuhkan.

Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help) yang telah berdiri selama 6 tahun dengan membantu banyak orang tentu saja ada cerita yang bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.

Saat itu, menjelang sore dan cuaca Jakarta sangat bersahabat. KABARI mendapat kesempatan istimewa berbincang bersama Melina di kediamannya di Jalan Bangka, Jakarta Selatan.

Memulai perbincangan kami, Melina berkisah awal mulanya mendirikan Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help).

Melina mengatakan kegiatan bakti sosial sudah dilakukan sejak lama sebelum mendirikan Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help). Sebelum terbentuknya Yayasan, dirinya sudah melakukan kegiatan bakti sosial (baksos) yang diberi nama Baksos Bangka.

“Sebenernya Yayasan ini berdiri sejak agustus 2017, tapi jauh sebelum berbentuk Yayasan kita sudah melakukan kegiatan bakti sosial (baksos) dengan nama pada saat itu adalah Baksos Bangka, “ ungkap Melina.

Kerap melakukan kegiatan baksos membuat Melina merasakan suatu kebahagiaan kemudian ingin memiliki komunitas sosial. Apa alasannya?

Diceritakan Melina dahulu kerap melakukan baksos sendirian, namun saat melakukan kegiatan baksos tersebut, ia banyak menghadapi kesulitan karena tentunya melakukan kegiatan baksos tidak bisa sendirian, sehingga akhirnya Melina membentuk kelompok/tim baksos dengan alasan untuk bisa bahu membahu melakukan kegiatan yang mulia ini.

“Setelah kita menjalani satu tahun lebih, saya merasa donatur – donatur ini kan dananya perlu kita pertanggung jawabkan sehingga dibentuklah Yayasan sosial di tahun 2017 sampai saat ini, sehingga kita punya badah hukum yang jelas dan semua bantuan yang diberikan para donatur bisa dikelola secara profesional, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan setiap tahunnya,” terangnya.

Tujuan utama dari pendiran Yayasan itu adalah bagaimana bisa membantu warga – warga yang kurang beruntung, warga- warga yang terkena bencana, anak-anak di panti, anak-anak yang memiliki kekurangan secara fisik. Dimana focus utamanya yaitu kepada anak-anak, maka kegiatan baksos yang dilakukan setelah berdirinya Yayasan saat itu adalah pegi ke panti-panti asuhan untuk mengunjungi anak – anak dan memberikan bantuan. Termasuk mengunjungi anak-anak sekolah dan memberikan bantuan berupa “Sarapan Sehat” untuk anak – anak disekolah.

“Jadi saat itu kita melakukan kegiatan baksos Sarapan Sehat di sekolah seminggu dua tiga kali, dimana dalam kegiatan itu, kami memberikan makanan sehat kepada anak-anak seperti bubur kacang, telur, susu dan paket snack kepada anak-anak. Selain itu, di hari Jumat kami juga melakukan kegiatan yang diberi nama “Jumat Berkah”, dimana dalam kegiatan ini kita membagikan nasi kotak untuk pemulung,ojek online, tukang gerobak, anak jalanan maupun para petugas kebersihan jalan. Untuk kegiatan ini biasanya yang kaami tuju adalah daerah pinggiran kota, kami mencari warga yang tinggal dipinggiran kota Jakarta,” tambah Melina.

Visi misi Melina melalui Yayasan Ibnu Sina Peduli Hands For Help adalah untuk memberikan bantuan kepada anak-anak, namun dengan berjalannya waktu banyak permintaan – permintaan di luar anak- anak. Seperti misalnya ada orang yang terlantar, tidak punya rumah, tidak punya keluarga bahkan tidak punya KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan KK (Kartu Keluarga) tetapi mereka membutuhkan bantuan sehingga kami menggandeng dinas sosial pada saat itu untuk membantu warga – warga yang terlantar.

“Fokusnya memang adalah anak -anak jadi kalau ada bencana yang pertama kali kita cari pasti anak- anak, kalau kita ke perkampungan yang kita cari pasti anak – anak, kita ke kampung nelayan juga pasti yang kita cari anak – anak, kita juga pernah memberikan bantuan smartphone selama pandemi Covid- 19 kepada anak-anak untuk membantu anak-anak tetap belajar,” tutur Melina.

Menurut Melina, setiap kali dirinya melakukan kegiatan baksos yang terasa oleh dirinya dan teman- teman adalah suatu kebahagiaan.

“Apa yang diberikan itu kembali kepada kita sehingga pada saat membantu orang kebahagiaan mereka itu kita juga merasakannya, semua terbayar dengan melihat orang – orang yang dibantu itu hatinya senang dan bahagia, anak – anak menjadi ceria. Kita memberikan mainan, makanan, buku untuk mewarnai, dan lainnya, “ kata Melina.

Dan itulah yang Melina rasakan selama 6 tahun ini, bagaimana hidup menjadi lebih bersyukur dengan semua kegiatan sosial yang dijalaninya saat ini.

Melina bercerita soal pengalamannya saat pergi ke daerah tidak jauh dari Jakarta, letaknya dibelakang bandara Soekarno Hatta, Cengkareng untuk memberikan Paket Sembako saat Pandemi Covid-19. Disana Melina melihat bnayak rumah yang sangat sederhana dan bersebelahan dengan kandang kambing. Di dalam benak Melina bagaimana mereka bisa hidup dengan keadaan seperti itu dan mereka tidak punya kamar mandi, jadi mereka harus keluar untuk ke kamar mandi harus jalan lewati pematang sawah.

“Kita saat menuju daerah itu melewati medan yang cukup lumayan, naik turun, licin, kemudian harus melewati sawah, melewati rawa – rawa luar biasa perbedaannya yang kita lihat padahal itu masih terbilang masih wilayah Jakarta. Kehidupan mereka disana sangat memprihatinkan dengan pakaian yang istilahnya juga mungkin sederhana, rumahnya juga sangat sederhana. Anak – anak dan orang tuanya juga tidur di tempat dan makan juga disitu dan itu sangat menyentuh kami, sehingga kalau kesana kami membawa kasur, bantal, guling, kain, sprei dan segala macam yang lebih layak untuk anak

– anak itu tidur. Selain itu, Melina juga membawakan makanan dan sembako karena sembako buat mereka sangat dibutuhkan”. Ujar Melina

Pada masa pandemi Covid-19, Kami juga membantu anak -anak yang waktu itu mereka belajar harus daring, karena tidak bisa sekolah tatap muka.

Melihat keadan seperti itu tercetus di benak Melina untuk mengumpulkan donatur agar bisa membeli handphone untuk anak – anak yang sangat membutuhkan serta orang tua dengan ekonomi yang terbatas. Dan kemudian Melina memberikan ratusan handphone untuk anak – anak yang tidak memiliki handphone supaya mereka bisa belajar dengan sistem daring pada saat masa pandemi.

Melina juga mengungkapan, pihaknya sangat bersyukur karena saat ini pihaknya sedang melakukan pembangunan Rumah Tahfidz/Rumah Panti Asuhan di Tapos, Cimanggis Depok, sehingga pihaknya juga memohon dukungan dan doa agar semua proses pembangunan berjalan dengan baik.

“Saat ini kami sedang membangun Rumah Tahfidz/Rumah Panti Asuhan di Tapos, untuk namtinya dipergunakan sebagai sentra oembelajaran Alquran bagi anak-anak yatim, dhuafa dan lain-lain. Tim kami di Makassar Sulawesi Selatan juga dalam waktu dekat akan melakukan hal yang sama, dengan demikian kami mohoh dukungan dan doa agar semua program ini berjalan dengan baik dan sukses,” tutur Melina.

Sebagai ketua umum Yayasan, Melina tentunya berharap, Yayasan Ibnu Sina Peduli (Hands For Help) ini bisa memliki cabang di seluruh Indonesia.

“Saya juga ingin Hands For Help ini memiliki cabang di seluruh Indonesia. Saat ini kami sudah punya cabang di Makassar, Sulawesi Selatan, semoga di kota-kota lain juga segera dibentuk. Saya selalu berharap Hands For Help ini semakin baik, semakin besar, semakin amanah dan akan semakin banyak para donatur yang terketuk hatinya yang percaya kepada Hands For Help sehingga kita akan lebih banyak lagi membantu saudara – saudara kita yang membutuhkan,” katanya.

Selain itu, Melina juga ingin mewujudkan impiannya membuat rumah Hands For Help untuk Lansia yang tidak punya keluarga dan jika lansia yang punya keluarga Melina akan membuat program – program sehingga rumah lansia itu bisa diberdayakan dan menjadikan rumah tinggal yang nyaman bagi para lansia yang kesepian.

“Itu adalah mimpi yang saya tidak tahu sampai kapan bisa terwujud cuma yang saya tahu bahwa niat

baik, perbuatan baik, InsyaAllah akan dimudahkan oleh Allah SWT,” pungkas Melina.

[Apabila Bapak/Ibu ingin berpartisipasi sebagai donatur, dapat memberikan donasinya melalui rekening Yayasan Ibnu Sina Peduli, pada : Bank BRI No: 2114-01-000265-306.]

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 189

Simak wawancara KABARI bersama Melina Alaydroes disini.