Neby Bags merangkul kebutuhan pasar dengan menghadirkan desain tas yang unik dan modis, terinspirasi dari minat dan keinginan pelanggan.

Namsyah Ali Bisyir , pemilik Neby Bags, mengungkapkan bahwa observasi terhadap tren dan permintaan di pasar menjadi sumber inspirasi utama dalam menciptakan desain tas reptil yang memukau.

Pemilihan bahan-bahan berkualitas menjadi fokus utama Neby Bags. Mulai dari kulit buaya yang diambil dari Papua, kulit ular atau piton dari perairan Sumatera, hingga kulit biawak dari Jawa Barat, setiap bahan dipilih dengan teliti untuk memastikan kualitas yang terbaik. Selain itu, kulit Kambing dan Sapi juga menjadi bahan yang sering digunakan dalam koleksi tas Neby Bags.

Nemy menjabarkan soal pemilihan bahan – bahan dan yang pertama itu ada Buaya, Buaya itu diambil dari Papua dan disamaknya di Jogja baru dikirim ke Jakarta. Dan itu makan waktu satu bulan. Yang kedua adalah kulit Ular atau Ular Piton yang diambil di perairan Sumatera, Jambi, Riau, itu memakan waktu satu minggu.

“Dan kalau untuk kulit Biawak kita bisa ambil di daerah Jawa Barat dan itu juga memakan waktu satu minggu juga. Dan kulit kambing serta Sapi. Kalau kulit Kambing, Sapi itu dua hari atau tiga hari itu sudah sampai,” tuturnya.

Nemi menjalin kerja sama dengan lebih dari 20 pengrajin lokal dari berbagai daerah di Jawa Barat. Mereka bekerja sama dalam memproduksi beragam produk, mulai dari tas hingga aksesori seperti sabuk dan dompet, sehingga mendukung perekonomian lokal sambil memastikan kualitas produk tetap terjaga.

Proses produksi tas di Neby Bags dimulai dari perencanaan yang matang hingga pengiriman produk yang berkualitas. Setiap tahapan, mulai dari pembuatan SPK (Surat Perintah Kerja), pemilihan bahan, hingga tahap penyelesaian, diawasi secara ketat untuk memastikan setiap produk memenuhi standar kualitas yang tinggi.

“Produksi tas dilakukan itu pertama kita buat SPK dulu baru kita kasih ke tukang kemudian di pola dan di jahit itu membutuhkan waktu tergantung dari kesulitan tasnya bisa dua hari, tiga hari atau lima hari, setelah itu di QC dikontrol oleh staf kami setelah itu baru pengiriman. Ada customer yang ambil sendiri atau ada yang kita kirim,” jelasnya Nemi.

Selain tas, produk yang dibuat adalah sabuk yang terbuat dari kulit Kambing atau Sapi, lalu buat dompet kecil untuk koin, dompet kecil untuk pria dan wanita, dan juga membuat selop atau sepatu / sandal wanita.

Neby Bags terus berinovasi dengan menambahkan fitur-fitur baru dan meningkatkan kualitas produknya. Nemi juga menegaskan pentingnya memberikan layanan purna jual yang baik kepada pelanggan, sehingga dapat mempertahankan loyalitas pelanggan.

“Kita harus meningkatkan kualitas dan meningkatkan produksi, dan biasanya saya self after service, biasanya kita mengikat klien kita itu dengan cara kalau misalnya kita ada komplainan kita perbaiki dan kita kasih service yang baik untuk mereka,” kata Nemy.

Neby Bags tidak membuat produk yang menengah ke bawah dan fokus di pasar menengah ke atas atau premium end. Alasannya? karena market menengah ke bawah itu pesaingnya terlalu banyak, sementara kualitas menjahit Neby Bags bersifat premium art jadi lebih konsentrasi di premium art untuk premium end.

Selain fokus pada bisnis, Neby Bags juga memiliki misi sosial untuk memberdayakan wanita. Melalui pelatihan pembuatan tas, Nemi berusaha memberikan keterampilan kepada wanita agar dapat menjadi lebih produktif dan mandiri, serta meningkatkan rasa percaya diri mereka.

Neby Bags memiliki rencana untuk memperluas pasar ke luar negeri, khususnya ke Malaysia dan Korea. Dengan cita-cita memiliki toko sendiri di negara-negara tersebut, Neby Bags berkomitmen untuk terus memberikan produk berkualitas tinggi yang dapat dinikmati oleh lebih banyak orang.

Tak ketinggalan, Neby Bags mengimplementasikan konsep zero waste dengan memanfaatkan limbah dari proses produksi untuk membuat produk-produk lain, seperti aksesori dan barang-barang kecil. Hal ini tidak hanya mendukung praktik ramah lingkungan, tetapi juga membantu memperluas jangkauan produk Neby Bags.

Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 199

Simak wawancara Kabari bersama Namsyah Ali Bisyir dibawah ini.