KabariNews – Beberapa waktu yang lalu Kreavi menggelar sebuah gerakan independen untuk menampung usulan rancang ulang maskot Asian Games 2018 melalui kompetisi Kreavi Challenge : RE-DRAW-A-MASCOT, sebagai respon kekecewaan sebagian masyarakat terhadap maskot resmi yang diluncurkan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (KEMENPORA) bernama Drawa.

Kreavi bertujuan berkontribusi dan memperlihatkan bahwa tidak sedikit kreator visual Indonesia yang memiliki kualitas internasional, dan lebih dari itu mereka mau bersama berkolaborasi dan berkontribusi untuk mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Kompetisi yang diselenggarakan dari tanggal 5 Januari – 3 Februari 2016 ini berhasil menjaring 345 karya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti Papua, Lampung, Malang, Medan, Bandung, Bantul, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Sidoarjo, Semarang, Bali, Banten, Gresik, Banyuwangi, DKI Jakarta dan banyak kota lain di Indonesia. Pada 4 Februari 2016 diumumkan 20 karya terbaik yang kemudian disaring lagi menjadi 10 karya terbaik untuk di-voting oleh masyarakat dan dinilai oleh 17 juri dari profesional di berbagai bidang, seperti marketing, komik, akademisi, desain, urban art, toy dan komik, teknologi, hingga media.

Adapun hasil akhir proses kompetisi RE-DRAW-A-MASCOT dimenangkan oleh maskot buatan Hendy Setiawan Santoso dari Surabaya sebagai juara pertama,  Yudianto Rahardjo dari Surabaya sebagai juara 2, Lutfi Herdiansyah dari Yogyakarya sebagai juara 3 dan Amirul HHF dari Solo sebagai kreator dengan karya yang paling banyak divoting publik. Para pemenang akan mendapatkan hadiah uang senilai total 30 juta rupiah, serta exclusive toy dari Glitch Network dan  figure dari JTOKU.

“Saya pribadi senang Kreavi.com berinisiatif membuat kompetisi terbuka untuk merespon kasus Maskot Asian Games 2018 kemarin. Dan hasilnya terbukti, kreator-kreator Indonesia memang banyak yang potensial. Harapannya dengan diadakannya RE-DRAW-A-MASCOT, hasilnya bisa di manfaatkan oleh KEMENPORA. Semoga kedepannya untuk hal-hal berbau kreatif, pemerintah bisa selalu berkolaborasi dengan kreator dan komunitas kreatif di indonesia ini,” sebut Faza Meonk yang menjadi salah satu juri Kompetisi usulan ini dan sehari-hari berkedudukan sebagai CEO Pionicon, perusahaan aktifasi intelektual properti lokal.

“Maskot yang menjadi finalis sudah menunjukan kualitas global dan ini adalah bukti kreatifitas yang dimiliki para designer lokal kita yang tergabung di Kreavi. Harapan saya pemerintah sebaiknya bekerja sama dengan pihak Kreavi untuk bisa menggunakan maskot yang sudah dihasilkan ini,” sebut Andi Martin, CEO Kratoon yang merupakan Co-Founder POPCON ASIA, event pop culture yang fokus mensupport kreator lokal.

“Maskot yang baik bukan saja yang secara design harus ikonik dan relevan, namun juga harus memiliki faktor ‘merchandise-able’. Semoga pemenang kali ini bisa mencakup semua hal diatas,” sebut Dennis Adishwara, CEO Layaria yang juga menjadi juri dalam RE-DRAW-A-MASCOT. (1009)