Kabari News – Tak dipungkiri bahasa adalah jendela dunia. Sebab, melalui bahasa kita bisa melongok ke berbagai jendela budaya, sosial, jendela ilmu dan pengetahuan. Nah, di Indonesia ada satu komunitas unik yang begitu concern terhadap bahasa, yaitu Komunitas Polyglot Indonesia. Komunitas ini merupakan wadah dimana kita yang ikut di dalamnya dapat berkreasi dan mengeksplor kemampuan bahasa yang kita kuasai, terutama bahasa asing.

Mira Zakaria, Direktur Eksekutif Polyglot Indonesia mengatakan kepada kabarinews.com beberapa waktu lalu, Komunitas Polyglot Indonesia ini terbentuk sekitar dua tahun lalu. Sebelum Polyglot Indonesia ini didirikan, pada tahun 2010 sudah ada di Polyglot  Yogyakarta. Polyglot Yogyakarta ini dibentuk oleh dua mahasiswa sastra prancis yang ingin membuat sebuah grup atau wadah praktek bahasa untuk kegiatan kuliahnya. Mereka adalah Monis Pandhu dan Sandya Rani Kartosengodjo, yang mengadakan pertemuan Polyglot kali pertamanya di bulan Agustus 2010.

Akan tetapi, kata Mira, kegiatan aktivitas Polyglot Yogyakarta itu terhenti karena mereka harus berangkat ke luar negeri. Pada 2011 tanpa mengetahui telah terbentuknya PolyglotYogyakarta, Arradi Nur Rizal yang berdomisili di Stockholm, Swedia, juga memiliki ide untuk mengadakan pertemuan antar teman yang gemar belajar banyak bahasa. “Singkat kata dibentuklah wadahnya secara online dan grupnya perlahan sudah mulai ada.”kata Mira

mira zakariaPada awal tahun 2013, diadakanlah kopi darat di Jakarta dan dari situ  berkumpullah teman-teman yang bisa bahasa lain dan ingin mempraktekan dari yang bisa bahasa Turki, German, Rusia, Perancis dan yang bahasa lainnya. Dari kegiatan pertama itulah,  setiap bulannya diadakan pertemuan atau meet-up dan kemudian semakin berkembang di Jakarta, lantas semakin berkembang lagi di kota-kota lainnya dengan koordinator yang ada di setiap kota seperti di chapter Bandung, Surabaya, Semarang bahkan sampai Aceh.

Mira mengatakan rata-rata koordinator di polyglot memiliki kemampuan menguasai tiga bahasa asing atau lebih. Namun untuk anggota atau siapapun yang ingin bergabung dengan komunitas ini, Polyglot Indonesia tidak mematok berapa banyak bahasa yang dia kuasai. “Tapi jika mereka menguasai satu bahasa asing yang ingin dilatihnya tetapi dengan level fluency  yang cukup bagus dan jika sudah bisa berdiskusi dengan bahasa yang dikuasainya itu sudah cukup bagus dan dapat bergabung di Polyglot” kata Mira.

Saat ini fokus Polyglot Indonesia tetap pada pertemuan meet-up untuk memfasilitasi regular laguange  practice pada saat  pertemuan / meet up, koordinator polyglot memberikan bantuan melatih bahasa para peserta atau anggota sekaligus mempertahankan kemampuan bahasanya. Dan Mira menambahkan pada setiap pertemuan itu selalu ada tema yang ingin dibicarakan supaya orang-orang datang dapat mempersiapkan terlebih dahulu. Contohnya saja yang pernah dilakukan adalah membuat tema jamu. “Sebelum itu kita mempelajarinya vocubulari-nya untuk membuat jamu, cara meraciknya dan yang lainnya” kata Mira.

Dan pada  saat pertemuan terdapat berbagai meja dengan bahasanya masing-masing, misalnya meja Italia, meja German, meja Mandarin, jadi dalam pertemuan itu, para peserta atau anggota menjelaskan kembali dengan bahasa sesuai dengan mejanya. “Dalam pertemuan itu kita memberikan peserta waktu 15 menit untuk presentasi, kenapa harus presentasi? karena  semakin kita sering menggunakan bahasanya akan semkin mudah untuk menguasainya” kata Mira.

Latar belakang para anggotanya beraneka ragam mulai dari pelajar sampai pegawai. Bahkan ada koordinator-nya Poligiot yang telah memiliki anak, dan anaknya itu mampu berbicara asing juga dan mereka juga ikut dalam kegiatan juga. “Cukup menarik mengingat latar belakang mereka yang berbeda-beda.” Imbuh Mira.

Selain rutin melakukan meet-up, Polyglot Indonesia juga melakukan kegiatan lain. Seperti misalnya yang di dilakukan oleh chapter polyglot di Surabaya. Disana, mereka yang tergabung dalam chapter ini  bekerja sama dengan rumah bahasa yang difasilitasi oleh pemerintah setempat. “Secara sukarela mereka mengajarkan bahasa di rumah bahasa tersebut” Katanya. Dan Mira berharap suatu saat nanti jika Polygot Indonesia semakin berkembang, komunitas ini dapat menjadi tempat dimana orang dapat mencari atau mendapatkan informasi perihal bahasa dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?68934

Untuk melihat artikel Serba-Serbi lainnya, Klik disini

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini
____________________________________________

Supported by :

lincoln