Di tengah geliat pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung, berdirilah Kampung Joglo, sebuah oase budaya Jawa yang menghadirkan suasana tradisional dalam nuansa modern.

Dibangun sejak 2016 oleh pasangan Andrew James dan Rimigy Rihasalay, kawasan seluas 8.000 meter persegi ini bukan hanya menjadi destinasi wisata, tetapi juga ruang kreatif untuk seniman dan komunitas budaya.

Mengusung konsep rumah adat Jawa, Kampung Joglo menghadirkan enam bangunan Joglo autentik yang masing-masing memiliki nilai sejarah tinggi, dengan usia bangunan mencapai 100 hingga 300 tahun. Rumah-rumah joglo ini diberi nama tokoh pewayangan seperti Gatotkaca, Bima, Srikandi, Dewi Khunti, Arjuna, dan Nakula.

“Dari awal, rumah joglo ini bukan sekadar tempat wisata. Ini adalah ajakan untuk mencintai dan mempertahankan budaya Indonesia. Kami ingin rumah ini punya jiwa, bukan hanya sekadar bangunan untuk duduk-duduk, tapi bisa diisi dengan aktivitas seni dan edukasi,” kata Rimigy, yang bersama suaminya berjuang membawa potongan rumah-rumah Joglo dari Jepara ke tanah Banten.

Ia menambahkan, Kampung Joglo bukan hanya ruang komersial. Di sini masyarakat bisa mengikuti kelas-kelas seni secara gratis, mulai dari melukis, membuat pot dari tanah liat, hingga mendaur ulang sampah botol menjadi karya seni.

“Kita ingin memperkenalkan budaya Indonesia melalui seni, dari hal-hal yang sederhana namun berdampak besar bagi generasi muda,” ujarnya.

Andrew James, yang jatuh cinta pada arsitektur tradisional Indonesia, menekankan bahwa desain Kampung Joglo sepenuhnya mengusung unsur alami dan lokal.

 “Semua kayu adalah ukiran asli dari Jepara. Kami ingin tempat ini tetap natural, bukan fancy tapi justru otentik. Arsitektur tradisional Indonesia sudah sangat indah dan layak diapresiasi,” kata Andrew.

Kehadiran Kampung Joglo menjadi warna baru dalam geliat pariwisata Banten. Di samping menjadi pusat edukasi budaya, tempat ini juga terbuka untuk berbagai acara seperti pernikahan, konser musik, hingga pameran seni.

“Kampung Joglo ini kami persembahkan untuk Indonesia. Jika kami bisa membangun sesuatu yang bermanfaat dan tetap menjaga warisan budaya, kenapa tidak? Harapan kami, tempat ini bisa menginspirasi banyak orang untuk mencintai dan melestarikan budaya Indonesia,” pungkas Rimigy.

Sumber Foto: Istimewa

Baca Juga: