Di Jakarta ada satu tempat wisata sekaligus cocok buat yang ingin belajar batik. Namanya Rumah Batik Palbatu. Letaknya di pusat kota, persisnya berada di  di Jalan Palbatu IV, Nomor 17, Menteng Dalam, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.   

Rumah Batik Palbatu merupakan sebuah tempat yang dikembangkan untuk melestarikan dan mengembangkan batik. KABARI pun beberapa waktu berkesempatan untuk mengunjungi Rumah Batik ini dan melakukan wawancara dengan Budi Dwi Hariyanto, Founder Rumah Batik Palbatu. Berikut kutipannya.

Bisa diceritakan mengenai Rumah Batik Palbatu?

Sebetulnya 2013 namanya Rumah Batik Palbatu yaitu tanggal 2 Oktober bertepatan dengan hari Batik Nasional, namun mengapa kami buat namanya Rumah Batik Palbatu, sebetulnya di tahun 2011 kami membuat namanya Kampung Batik Palbatu. Kami berharap di Jakarta di kota besar seperti ini memiliki salah satunya basis budaya di kampungnya atau wilayahnya yaitu khususnya di Batik. Namun dengan berjalannya waktu dari 2011 hingga 2013 belum banyak dukungan sehingga kami rasa lebih tepat menggunakan nama Rumah Batik Palbatu

Lalu seperti apa ide awalnya mendirikan Rumah Batik ini?

Ide awalnya di 2011 dengan teman -teman ingin mengadakan kampung batik di Jakarta agar pelestarian budaya berjalan maka kami merasa, terutama saya pribadi merasa kenapa Jakarta katanya punya Batik Betawi atau Batik Jakarta tetapi tidak ada pengrajinnya. Nah ini yang menjadi salah satu ingatan kami dengan teman -teman, yuk kita melahirkan pembatik di Jakarta.

Dengan mengedukasi warga sehingga warga Jakarta bisa membedakan mana batik yang asli yang dibuat lewat proses dan Batik yang tiruan yang kadang -kadang di Batik Printing. Banyak sekali ternyata warga Jakarta belum mengetahui mana yang batik asli mana yang batik tiruan, dan kita coba edukasi dengan memperkenalkan bagaimana batik ini di buat atau prosesnya.

Apa program di Rumah Batik?

Program kami yang pasti mengedukasi siapapun, baik warga Palbatu karena kami juga search kepada lingkungan yaitu warga Palbatu belajar batik secara cuma – cuma sehingga mereka lebih mengenal Batik lewat lingkungan yang terdekat. Kami juga mengedukasi teman – teman diluar Palbatu siapapun, masyarakat luas termasuk yang di luar Jakarta, kadang -kadang dari Sumatera, Sulawesi dari Kalimantan yang ingin belajar atau bahkan malah tamu – tamu asing

Selanjutnya?

Yang kedua kami juga mengedukasi selain masyarakat umum adalah kepada teman -teman disabilitas, anak -anak berkebutuhan khusus juga harus diberi kesempatan untuk bisa mandiri untuk bisa setara dengan kita yang non disabilitas.  Nah, itu yang kami lakukan mulai dari tahun 2017, namun dengan berjalannya waktu sampai tahun 2019 pun kami melakukan kepada teman -teman pejuang kanker. Programnya kami kembangkan lagi dengan program Beasiswa membatik, artinya kami tidak mengenakan biaya sepeserpun kepada yang ingin belajar batik khususnya para disabilitas dan para pejuang kanker agar mereka lebih dipermudah dalam hal ini

Kami memberikan keleluasan siapapun yang belajar atau yang ingin membatik khususnya anak -anak muda karena kami juga sasar anak muda agar terus melanjutkan batik dan terus menghadirkan batik muda. Kami berikan kebebasan tetap menggunakan unsur – unsur tradisional juga mereka boleh memodifikasi, ya motifnya tidak melulu seperti yang sudah ada mereka memiliki kesempatan menciptakan motif batik dan ini memperkaya motif -motif batik yang ada di Indonesia.

Bagaimana respon yang ikut belajar membatik?

Banyak sekali, macam-macam responnya ada yang merasa memang ini solusinya buat mereka yang mungkin butuh kegiatan khusus pada waktu – waktu tertentu di liburan atau di kegiatan yang mungkin dia senggang pada saat di Jakarta.

Nilai positif yang kami rasakan dari para pengunjung dan sekaligus juga menjadi solusi buat teman- teman yang masih belajar khususnya yang masih sekolah maupun kuliah, mereka butuh media atau tempat bagaimana mereka punya tugas atau punya hal – hal yang harus dia buat lewat kuliah atau sekolahnya mereka bisa penuhi disini kadang -kadang ada tugas membatik yang harus dia selesaikan bisa atau yang mungkin malah mau buat skripsi mereka mau mencari suatu tempat yang menajdikan tempat mereka menyelesaikan tugas akhir ini menjadi salah satu solusi juga ternyata.

Pencapaian apa yang sudah didapatkan sejauh ini ?

Saya merasakan bersyukur jauh sekali di luar ekpetasi saya, saya pikir Tuhan ijinkan saya mengenal proses membatik saya bisa memahami sedikit -sedikit dan bertahap akhirnya saya paham bagaimana akhirnya kain bisa diproses akhirnya saya harus menularkan kepada generasi selanjutnya dan apalagi saya bisa berbuat buat orang lain dan ini menjadi nilai yang tidak ternilai dalam bentuk materi tetapi sebuah kepuasan yang di batin saya rasakan dan sekaligus juga menjadi salah satu nilai ibadah buat saya secara pribadi

Rencana di 2023 ini?

Selain produksi batik juga saya melibatkan teman -teman seperti tahun lalu saya punya program 1000 kain yaitu 1000 harapan dan 1000 mimpi yang kami tampilkan dalam bentuk kain. Sekarang 2023 kami naikan yaitu sesuai tahunnya yaitu 2023 kain yang harus kami produksi dengan harapan kami bisa melibatkan lebih banyak lagi teman -teman ayo yang memproduksi atau yang membuat kain lewat membatik Palbatu. Rumah batik Palbatu di Jakarta dan sangat strategis kalau menurut saya dan siapapun bisa terlibat dalam bagian ini, dan saya harap apa yang saya rasakan juga teman – teman lain rasakan, harapan saya seperti itu.

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 186

Simak wawancara Kabari dengan Budi Dwi Hariyanto disini.