Rosalynn Tamara, atau yang akrab disapa Miss Rosa, adalah sosok inspiratif di balik berdirinya Montessori Haus Asia (MHA), sebuah institusi pendidikan anak usia dini berbasis Montessori yang telah memberikan dampak besar di Indonesia sejak didirikan pada tahun 2018.
Sebagai seorang ibu dari tiga anak sekaligus pendidik yang berdedikasi, Miss Rosa mengabdikan hidupnya untuk mengenalkan metode pendidikan Montessori kepada masyarakat Indonesia.
Dalam wawancara, Miss Rosa mengungkapkan bahwa motivasi mendirikan MHA berasal dari keprihatinannya terhadap praktik pendidikan yang sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan anak.
“Saya melihat banyak praktik pendidikan yang merendahkan anak, sehingga tidak memberikan perubahan signifikan. Hal ini menyebabkan kemiskinan, kebodohan, dan ketertinggalan terus berlanjut,” ujar Miss Rosa.
Melalui MHA, ia bertekad menciptakan perubahan dengan fokus pada pendidikan berbasis anak. “MHA hadir sebagai solusi untuk membangun pendidik berkualitas dengan taraf internasional di Indonesia, sekaligus mendukung transformasi cara pandang orang dewasa terhadap anak sesuai dengan filosofi Montessori,” tambahnya.
Metode Montessori yang diusung MHA menekankan pada pemahaman kebutuhan anak serta memberikan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang mereka. Prinsip utama Montessori adalah kebebasan yang terarah.
“Anak membangun dirinya melalui kebebasan yang berbatasan jelas. Mereka menyerap segala hal dari lingkungannya, sehingga penting bagi orang dewasa untuk menjadi contoh yang baik,” jelas Miss Rosa.
Dalam metode ini, guru berperan sebagai fasilitator, pemandu, dan pengamat, berbeda dengan pendekatan tradisional yang berpusat pada guru.
“Di Montessori, pendidikan berpusat pada anak. Lingkungan belajar disusun dengan material nyata, keteraturan, dan struktur yang jelas, sehingga anak dapat berkembang secara mandiri,” paparnya.
Menurut Miss Rosa, disiplin dalam Montessori bukanlah hukuman, melainkan kesadaran yang muncul dari dalam diri anak. “Kedisiplinan ini dibangun melalui lingkungan yang teratur dan perilaku teladan dari orang dewasa,” kata Rosa. Dengan pendekatan ini, anak belajar untuk memahami apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan secara alami.
Selain mendirikan MHA, Miss Rosa juga aktif berbagi ilmu melalui buku. Pada tahun 2021, ia menerbitkan buku pertamanya, A-Z Tanya Jawab Montessori-Parenting, yang menjadi panduan bagi orang tua untuk mengenal metode Montessori.
Setahun kemudian, ia meluncurkan buku keduanya, 365 Days Montessori dan Exercise of Practical Life, yang berisi berbagai aktivitas praktis untuk anak.
Melihat perjalanan MHA yang kini memasuki tahun ketujuh, Miss Rosa optimis terhadap masa depan institusinya.
“Kami berencana memperluas jangkauan MHA ke seluruh negeri dan membawa metode Montessori ke tingkat internasional,” ujarnya penuh semangat.
Artikel ini juga dapat dibaca di Majalah Digital Kabari Edisi 208