Bersamaan dengan Hari Musik Nasional yang jatuh pada tanggal 9 Maret lalu, musisi cilik multitalenta Nathasia Djong berkolaborasi bersama Aksi Cinta Indonesia (ACI) merilis Indonesia Inspirasiku yang berisi medley tiga lagu, yakni Di Timur Matahari, Satu Nusa Satu Bangsa, dan Tanah Airku.

Aksi Cinta Indonesia (ACI) ini adalah gerakan mengajak anak-anak menemukan kembali identitas sebagai orang Indonesia. Nathasia berharap sekaligus mengajak agar anak-anak Indonesia selalu maju kreatif dan selalu berkarya.  Sesuai dengan cita-cita Nathasia yang ingin menginspirasi anak-anak Indonesia

“Bisa berkolaborasi karena Nathasia anak ACI dan terkait MDR 1 (Musikal Dari Rumah dimana Nathasia berperan sebagai tupai. Indonesia Inspirasi ini nantinya akan sebagai trademark Nathasia,” kata Sang ibunda Nathasia, Lidiana Bunyamin kepada KABARI.

Lidiana mengaku Nathasia excited karena project ini di dalamnya mencakup semua talenta yang Nathasia bisa seperti ballet, piano, drum sampai biola dalam 1 project ini.

Bakat Nathasia yang multitalenta mulai tumbuh sejak dalam kandungan. Setiap harinya sudah ikut dirinya mengajar musik klasik dan itu terjadi setiap hari. Lalu di usia 2 tahun mulai menunjukkan ketertarikan piano kemudian Lidiana mendampinginya bermain piano sampai akhirnya satu demi satu alat musik Nathasia minta belajar termasuk ballet.

Nathasia pun bercerita saat dirinya berusia dua tahun, di mana tahun itu adalah tahun pijakannya menunjukkan minatnya pada piano.

“Aku pertama kali lihat kakak-kakak latihan piano dan bagus sekali, jadi aku seneng, ingin bisa juga. Saat itu aku baru main asal-asalan, belum bisa membaca, tetapi mami kemudian punya cara, ” kata Nathasia.

Nathasia kemudian mengikuti kompetisi pertamanya saat  umur 3 tahun di Indonesia National Piano Festival. Di usia yang sama juga Nathasia pertama kali nya mengikuti kompetisi di Negeri Singa dan menghantarkan dia sebagai Winner di kategori Toodler Below 6. Serta menjadi Tamu untuk Winners concert di Esplanade Singapore.

Lidiana mengatakan untuk mengasah bakatnya, khusus piano Nathasia dilatih secara khusus oleh Lidiana. Pada usia lima tahun, Nathasia pertama kali mengambil ujian piano di The Associated Board of the Royal Schools of Music, London. Nathasia menjadi peserta ujian termuda yang dicatat Indonesia dengan Level Grade 5. Grade ini setara dengan kemampuan pengajar piano tahap awal.

Untuk drum belajar mulai usia 6 tahun belajar di lembaga musiknya, Purwacaraka.  Untuk ballet dipercayakan di D’Ballet studio. Biolanya belajar di Jakarta International Music Academy.

Nathasia, sambung Lidiana bisa dibilang anak yang sangat beruntung  karena saat pandemi Covid-19 Nathasia diberi kesempatan keliling dunia untuk ikut dalam kompetisi di banyak negara secara online. Di antaranya Hongkong, Chicago, Italy,  Eropa, Spain, Thailand, Malaysia dan lainnya.

Nathasia pernah ikut dalam kompetisi World Championship of Performing Arts (WCOPA) ke-25 di Anaheim, Amerika Serikat. WCOPA ini adalah kompetisi internasional ini sering disebut sebagai “Olimpiade Bakat” Resmi untuk calon artis dan penghibur.  Seleksi untuk kontestan resmi diadakan di Amerika Serikat, Kanada, Karibia, Amerika Tengah dan Selatan, Eropa, Asia dan Afrika Selatan. Kompetisi ini diikuti oleh anak-anak dari 70 negara.

Nathasia saat itu berkompetisi bersama Arsy, yang tak lain, adalah putri dari Anang Hermansyah dan Ashanty. Mereka beserta anak Indonesia lainnya mengharumkan nama Indonesia di kancah bakat Internasional itu.

Di WCOPA yang dihelat pada Agustus tahun lalu Nathasia berhasil membawa pulang  dua mendali emas untuk piano. Satu medali emas untuk ballet dan dua medali perak untuk drum dan satu medali perak untuk dance serta 2 championship overall winner untuk bidang piano. Nathasia merupakan peserta termuda di kontingen Indonesia dalam ajang tersebut.

Baca Juga