Nasya Collyer dikenal sebagai fashion desainer dengan spesialisasinya pada kain Tapis. Sebagai seorang perancang busana, selain produktif berkarya Nasya rajin ikut pagelaran busana. Kiprahnya tidak hanya di dalam negeri melainkan mendunia. Namanya pun dikenal hingga ke negeri Amerika.

Hari itu dalam acara Grand Opening Amigos Salon & Clinic, Kuningan City, yang dihelat beberapa waktu lalu, Nasya unjuk karya dengan koleksi terbarunya, Raya Collection. Koleksi ini bertema Ramadhan. Menampilkan 7 koleksi berupa gaun – gaun muslim berbahan kaftan.  Kain kaftan dipilihnya dengan berbagai warna, dari putih, coklat, silver hingga toska dan warna tone. Lalu ada kerudung sebagai kombinasi. “Temaku kali ini sesuai dengan yang lagi happening yaitu bulan puasa,” katanya kepada KABARI.

Nasya tak butuh waktu lama untuk menyiapkan koleksinya ini. “Saya mulai gerak cepat karena waktunya mepet, owner Amigos Salon & Clinic kasih tahu saya cuma satu bulan.  Jadi saya mulai gerak cepat buat baju cuma tiga minggu persiapan semuanya.”

Pargelaran pun dilaksanakan dengan sukses. Koleksi Nasya diperagakan oleh muse yang kebetulan adalah kawan-kawannya sendiri. Nasya disini berkolaborasi, saling mengisi kegiatan, saling memperkenalkan diri ke audiens yang hadir. Tujuannya satu, yaitu memperluas dan memperkuat relasi.

Tapis Nasya Collyer

Yup! Wanita bernama lengkap Nasya Samidin Collyer ini cinta mati dunia fashion. Menggambar dan menjahit jadi hobinya. Untuk mendalaminya,  Nasya mengambil pendidikan khusus fashion design di ESMOD.

Setelah lulus dari ESMOD, Nasya memberanikan diri membuat koleksinya sendiri. Namun tak asal membuat busana, ia melakukan riset terlebih dahulu, apa yang menurutnya belum banyak diekspos desainer, dan apa tantangannya. Dari hasil riset tersebut, Nasya kemudian mantap mengambil kain tapis asal Lampung sebagai tema dan bahan dasar rancangannya.

“Kebetulan saya dari Lampung, lalu saya pikir kenapa ga kain Tapis aja, kain Tapis kan bagus, memang dia berat karena benang-benangnya asli, disitulah tantangan saya untuk memulai, awalnya dari kain Tapis berupa sarung dipotong-potong lalu ditempelin, ternyata kain Tapis bagus untuk dibikin gaun-gaun malam, lebih glamour, glamour-nya dapet, terus warnanya juga warna kesukaan saya, warna gold,” terang Nasya.

Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung yang berbentuk kain sarung terbuat dari tenun benang kapas dengan motif atau hiasan bahan sugi, benang perak atau benang emas dengan sistem sulam. Dengan demikian yang dimaksud dengan Tapis Lampung adalah hasil tenun benang kapas dengan motif benang perak atau benang emas dan menjadi pakaian khas suku Lampung.Jenis tenun ini biasanya digunakan pada bagian pinggang ke bawah berbentuk sarung yang terbuat dari benang kapas dengan motif seperti alam, flora dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Dengan brand atas namanya sendiri. Nasya Collyer, produk yang dibuat antara lain gaun, sepatu, dan tas. Menurut Nasya, keistimewaan produknya adalah otentik, kualitas bagus, dan eksklusif.

Untuk menunjukkan kehadiran dan konsistensinya sebagai seorang fashion designer, Nasya pun memberanikan diri aktif mengikuti berbagai fashion show. Mulai dari Indonesia Creative Week (ICW), Indonesia Fashion Week (IFW), dan Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF), serta masih banyak lagi acara fashion show yang telah digelarnya, baik solo maupun gabungan dengan desainer lain.

Nasya bahkan berhasil membawa rancangannya dalam ajang bergengsi di New York, yaitu ASC Fashion Week dan Fashion Culture di KJRI New York pada awal 2018. Di ASC Fashion Week, Nasya Collyer memilih kain tapis dari Lampung sebagai ciri khas desainnya. Dengan tema Tapis Berseri, Nasya menampilkan 12 rancangan yang dibawakan oleh 12 model. Koleksi fashion Nasya ini sekaligus mempromosikan budaya Indonesia ke kancah internasional. Selain di New York, rancangan Nasya juga pernah tampil dalam acara fashion show di Chicago dan di Singapura.

Pada 2020 lalu,  Nasya meluncurkan koleksi terbarunya di Negeri Paman Sam. Koleksi Spring Summer 2021 yang bertemakan ‘Freedom’  diluncurkan di Gallery Archipelago New York, Amerika Serikat, melalui digital show. Tema yang dipilih Nasya ini terinspirasi dari aktivitas kesehariannya sejak Pandemi melanda tanah air. Jakarta mulai menerbitkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), meski demikian tak menyurutkan semangat Nasya untuk terus berkarya dan beraktivitas dari rumah atau work from home (WFH) dengan berpakaian senyaman mungkin.

Nasya memiliki keinginan untuk memperkenalkan produk Indonesia kepada dunia, Menurutnya, Indonesia pun bisa bersaing di kancah internasional. Oleh karena itu, Nasya tertarik untuk bergabung dan mengikuti ajang mode tersebut  yang digelar di New York.

Mimpi Nasya

Bicara soal mimpi, Nasya memiliki banyak impian. “Saya rasa semua orang ingin mimpi yang besar. Intinya kita jangan pernah menyerah, terus bermimpi, tapi juga harus bangun, kerjarlah mimpimu agar menjadi nyata.”

“Kalau saya bermimpinya seperti ingin memperluas dan mengembangkan brand dari Nasya Collyer itu sendiri, membantu kebutuhan – kebutuhan orang untuk kebutuhan pakaian, kebutuhan gaun – gaun yang mereka butuhkan. Sebagai orang seniman di dunia fashion kita mau membantu memenuhi kebutuhan orang untuk membuat pakaian.”

Harapannya di dunia fashion semoga semakin banyak desainer – desainer baru bertumbuh atau yang sudah berkecimpung di dunian ini semoga menjadi lebih untuk berkembang.

“Semoga dunia fashion khususnya desainer bisa lebih banyak memberikan karya – karya dan menghasilkan pemasukan untuk pelaku fashion itu sendiri atau memberi keuntungan bangsa dan negara karena apa, dari per piece yang kita jual itu ada hak orang lain yang harus kita salurkan. Semoga fashion kedepannya lebih baik dan bersinar sukses terus.”

Artikel ini juga dapat dilihat di Majalah Digital Kabari 187

Simak wawancara Kabari dengan Nasya Collyer dibawah ini.