Badminton tidak dipungkiri menjadi  salah satu jenis olahraga yang banyak digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Olahraga ini tidak mengenal batas usia dan golongan sosial. Dimainkan di lapangan terbuka,  gang-gang perumahan sampai lapangan indoor yang disewakan. 

Di Jakarta banyak bersemai Perkumpulan-perkumpulan Bulutangkis atau biasa yang kita kenal dengan singkatan PB. Dan salah satu PB yang mencoba unjuk gigi dan eksis mengukir prestasi adalah PB Pondok Kopi.

Jamalludin.SH.MH selaku Pembina PB Pondok Kopi mengatakan  PB Pondok Kopi telah berdiri selama 2 tahun. Kendari baru berdiri,minat dan peserta putra-putri yang mendaftar plus bergabung di PB ini sudah mencapai lebih dari 35 orang.

“Anak-anak didik PB Pondok Kopi selama dua tahun berdiri ini sudah melaksanakan berbagai turnamen baik internal maupun eksternal terakhir dilakukan di kelas sirkuit se Jakarta Timur yang diikuti 54 PB dan hampir 700 peserta kalau tidak salah 665 peserta yang dilakukan oleh PBSI Jakarta Timur untuk persiapan menjelang Kejuraan propinsi yang mungkin akan dilaksanakan mungkin setelah lebaran nanti bagi anak,” tutur Jamalludin.

 PB Pondok Kopi melakukan berbagai pembinaan dan yang paling utama adalah untuk kesehatan jasmani  kemudian  mengantarkan baik dari pelatih terhadap anak didik supaya memiliki prestasi. Selain itu PB Pondok Kopi ingin anak-anak didik sehat tidak saja dari segi Jasmani melainkan Rohani

“ Anak didik kita ada beberapa yang sudah menjuarai turnamen baik turnamen sirprop maupun Kejuraan propinsi, walaupun memang belum mendapatkan juara 1 tetapi sudah ada juara 2 dan turnamen – turnamen lain juga sudah selalu tampil untuk menyumbangkan u atlet ke perwakilan dari PB Pondok Kopi dan Alhamdulillah semuanya hasilnya memuaskan dan maksimal,” katanya.

Nah, bagi  yang berminat ingin masuk dan bergabung untuk meraih prestasi di PB Pondok Kopi, Jamal mengatakan PB ini memiliki GOR yang difasilitasi oleh kelurahan setempat untuk pembinaan atlet – atlet.

“Kita memang tulus dan ikhlas membantu anak -anak kita yang nota bene jauh lebih murah ketimbang administrasi PB yang mungkin sudah berkelas, tapi kita tidak kalah gengsi dengan masalah mutu dan kualitas pelatih kita, di PB Pondok Kopi sendiri mayoritas kita kerjasama dengan universitas Jakarta (UNJ),” imbuh Jamal.

Untuk latihannya, PB Pondok Kopi semakin giat berlatih dan maksimal. Dulunya hanya seminggu dua kali sekarang ditingkatkan menjadi seminggu tiga kali dengan durasi per hari selama 4 jam.  Selain itu juga ada  pola permainan yang sifatnya lebih privat jadi ada jadwal tersendiri yang bagi anak-anak untuk memiliki peningkatan dalam pelaksanaan olah raga atau teknis.

Jamal optimis dengan adanya  PB Pondok Kopi ini baik dari sisi pengurus maupun secara legalitas yang tuntas, PB Pondok Kopi dapat semakin maju dan berkembang baik dari segi manajemen pola pelatihan.

“Teknis dan cara kerohanian juga kita tingkatkan supaya lebih fokus niat dan mencari prestasi anak – anak  untuk ikut bergabung kepada PB Pondok Kopi karena ini adalah kegiatan positif buat anak -anak kita,” pungkas Jamal.

Artikel ini juga bisa dilihat di Majalah Digital KABARI 188

Simak wawancara KABARI bersama Jamalludin.SH.MH disini.