Dunia fashion dan Leny Rafael seperti dua mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Berkutat di bidang ini sudah puluhan tahun. Tak terhitung lagi berapa banyak karya dan prestasi yang berhasil ditorehkan. Pun rancangannya telah dipakai oleh kalangan ternama dan para selebriti Indonesia. Di titik ini,  Leny Rafael tidak berniat untuk berhenti berkarya dan akan terus melangkah. Masih ada mimpi-mimpi yang ingin diwujudkannya sebagai seorang fashion designer.

Saat itu, KABARI menemui Leny di wilayah Bintara, Bekasi. Disana kami berbincang bersamanya panjang lebar mulai dari awalnya menjadi fashion designer.  Leny  mengatakan  karir di dunia fashion dimulai saat usianya umur 19 tahun.  Singkat cerita, ia mengambil sekolah fashion design di Lembaga Pengajaran Tata Busana Susan Budiharjo di tahun 2000-an.

“Sebenarnya masuk sekolah fashion design  itu tidak sengaja karena waktu itu saya ingin jadi dokter tetapi karena suami melihat saya mampu di dunia kreatif dan kebetulan saya  punya garis keluarga usaha garmen, akhirnya saya memilih sekolah fashion design,” kata  Leny.

Setelah lulus sekolah design di tahun 2000-an, Leny diterima bekerja di salah satu usaha tekstil ternama. Di tempat usaha tekstil itu, Leny banyak menempa ilmu. Membuatnya lebih mengenal dunia fashion secara luas. Selama 10 tahun berkarir, Leny kemudian memberanikan diri untuk membuka usaha dengan brand Leny Rafael.

“Saya memang suka di dunia fashion dan lifestyle, sehingga dari kesukaannya itu dapat menunjang karir saya sehingga bisa berkembang karena saya begitu mencintai dan menyenangi dunia lifestyle,” tuturnya kepada KABARI.

Leny memulainya  dengan membuat kebaya. Kenapa memilih Kebaya ? menurutnya, “Kebaya merupakan salah satu identitas Indonesia, pesta, pergi kemanapun adalah kebaya, namun sekarang kebaya sudah modern, maksudnya ada perkembangan-perkembangan setiap tahun pasti itu berbeda-berbeda dan juga semakin banyaknya yang berhijab pun juga berganti lagi fashionnya.”

Usaha fashion Leny pun semakin berkembang. Banyak beragam produk yang dibuat dari mulai kebaya, wedding either, high heels, kemudian busana ready to wear, bride untuk pengantin, baju pesta, dan juga ada modest wear hijab, mukena hingga jaket jeans dan denim.

Wanita yang menggunakan nama anak pertamanya pada labelnya tersebut mengatakan keistimewaan dari semua produknya adalah memiliki identitas juga memiliki loyalitas terhadap pelanggan. Menurutnya pembuatan produknya dikerjakan dengan penuh kreatif dan cinta.

 “Dibuat penuh cinta dengan penuh kreatif, kita rata-rata handmade semuanya dan memang dibuat dengan tim yang kreatif. Kita menciptakan produk fashion dari sebuah cinta kita, karya kita untuk menjadi yang terbaik,” ungkap Leny yang pernah tampil di ASC New York Fashion Week 2019 menggandeng Batik Warisan.

Berkecimpung dalam dunia fashion dituntut harus selalu kreatif. Leny  pun mengiyakannya. “Kita harus terus kreatif, terus semangat mencari ide baru. Tidak usah kuatir kalau karya kita dicontek. Hal ini berarti kita harus kreatif lagi dan tetap eksis dengan cara mengikuti event – event yang ada di Indonesia atau pun di luar negeri, jadi karya kita jangkauannya lebih luas.”

Sejurus dengan upaya brand awareness, Leny selalu rajin mengikuti event dan  pameran. Tak hanya yang sifatnya offline saja, online pun dirambahnya.  “Sekarang kita harus mengerti dunia digital. Harus punya tim kreatif sendiri. Dengan paham dunia digital, market kita tambah luas dan sebagai eksistensi kita mempertahankan dan mengembangkan brand ini secara online dan offline. Selain juga bekerjasama dan berkolaborasi hingga jangkauan marketnya jadi lebih luas dan produk kita juga akan jadi lebih banyak,” imbuh wanita bernama asli Leni Anggraeni ini.

Ya! Leny  tak ingin hanya menjadi seorang fashion designer biasa saja.  Ia ingin bermanfaat dan menciptakan lapangan kerja, alih-alih ingin menjadi orang yang memancarkan positif vibe yang bisa bermanfaat untuk teman – teman atau sekitarnya. Dengan Leny Rafael Fashion Preneur Class, sebuah program internship, ia membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan siswa SMK untuk magang di butiknya.

“Harapannya yang belum terwujud adalah menerima anak magang di luar fashion. Hanya baru ada beberapa saya ingin ada beberapa kejuruan yang bisa bergabung mungkin di kemudian hari kita akan menerima dari beberapa jurusan.  Dikelilingi anak muda setiap hari, berdiskusi dengan mereka, membuat saya lebih memahami beragam karakter anak muda zaman sekarang. Saya juga punya mimpi, Leny Rafael ada di beberapa titik diseluruh Indonesia mungkin juga toko offline store nantinya,” pungkasnya.

Artikel ini dapat dilihat di Majalah Digital Kabari Edisi 190

Simak wawancara KABARI dengan Leny Rafael dibawah ini.