Penelitian yang baru-baru ini dilakukan oleh AAA Foundation for Traffic Safety menemukan bahwa pengemudi remaja berumur 16 sampai 17 tiga kali lebih beresiko dibanding orang dewasa untuk terlibat kecelakaan mobil yang berujung kematian. Menurut rilis penelitian itu, periode antara Memorial Day dan Labor Day adalah saat-saat paling sering terjadi kecelakaan mobil remaja tiap tahun. Selama lima tahun terakhir, lebih dari 1.500 orang menjadi korban meninggal dari kecelakaan yang pengemudinya adalah remaja tak berpengalaman.

Saat musim panas, anak sekolah libur dan lebih banyak mengemudi, sehingga angka kecelakaan meningkat tajam. Peneliti mengatakan bahwa faktor ketidakpengalaman dan banyaknya remaja mengemudi adalah kombinasi maut. Penelitian terbaru ini menganalisa semua pengemudi dan kecelakaan per mil. Penelitian menemukan bahwa untuk tiap mil mengemudi, remaja berumur 16 sampai 17:

• Dua kali lebih beresiko dibanding pengemudi berumur 30 sampai 59 untuk terlibat kecelakaan maut.

• Lima kali lebih beresiko dibanding pengemudi berumur 30 sampai 59 untuk terlibat kecelakaan.

• Enam kali lebih beresiko dibanding pengemudi berumur di atas 18 untuk terlibat kecelakaan maut.

• Sembilan kali lebih beresiko dibanding pengemudi berumur di atas 18 untuk terlibat dalam kecelakaan mobil.

Dibandingkan data dari tahun sebelumnya, peneliti menemukan bahwa jumlah remaja yang terlibat kecelakaan mobil berujung maut meningkat sebesar lebih dari 10 persen. AAA mendesak orang tua di seluruh Amerika untuk membantu mengurangi angka ini dengan cara berbicara dengan anak-anak remaja mereka tentang perilaku mengemudi yang berbahaya dan mengambil langkah untuk membatasi waktu mengemudi remaja saat musim panas. Peneliti berharap orang tua dapat menjadi teladan yang baik dalam hal perilaku berkendara yang baik. Peneliti mengatakan bahwa orang tua sebaiknya mematuhi batas kecepatan, tidak memakai telepon saat mengemudi dan selalu memakai sabuk pengaman, sebagai teladan yang baik.

Ada beberapa faktor yang turut menyebabkan tingginya kecelakaan maut di kalangan remaja. Faktor pertama adalah teralihkannya perhatian, yang menyebabkan sekitar 60 persen dari semua kecelakaan mobil remaja. Mengobrol dengan penumpang, memakai ponsel dan makan minum saat mengemudi adalah pengalih perhatian paling umum bagi remaja. Di 60 persen kecelakaan maut yang melibatkan remaja, mereka tidak memakai sabuk pengaman. Sekitar 30 persen kecelakaan maut remaja terjadi saat mereka mengebut. Peneliti AAA menemukan bahwa mengebut adalah satu kecelakaan yang paling sering dilakukan remaja. Hal ini dikonfirmasi guru menyetir mereka saat para remaja belajar mengemudi. Jika para orang tua di manapun berada peduli dan bergerak untuk membuat anak-anak mereka menyetir dengan lebih aman, maka jalan raya akan lebih aman bagi semua orang.