KabariNews – Menyikapi artikel yang berjudul Waiting in the White House lobby oleh Dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London, Michael Buehler pada tanggal 6 November 2015. Duta Besar RI, Budi Bowoleksono buka suara dan menegaskan, spekulasi yang menyatakan bahwa pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan Presiden Obama difasilitasi oleh lobbyist sangat tidak berdasar.

Dalam siaran persnya, Budi menjelaskan sejak pertemuan pertama Presiden Jokowi dan Presiden Obama di Beijing di sela-sela pertemuan APEC pada Nopember 2014, Presiden Obama telah mengundang Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat.

Selain itu, Presiden Obama melalui suratnya tanggal 16 Maret 2015 telah secara resmi menulis surat kepada Presiden Joko Widodo dan mengundang secara resmi untuk berkunjung ke Amerika Serikat. Presiden Joko Widodo pada tanggal 19 Juni 2015 membalas undangan Presiden Obama dan menyatakan akan berkunjung ke Washington DC pada tanggal 26 Oktober 2015 setelah kedua negara menyepakati waktu yang sesuai bagi Kedua Kepala Negara.

Sejak Nopember 2014, sesuai instruksi Menlu RI, KBRI Washington DC telah mempersiapkan kunjungan Presiden RI ke Amerika Serikat baik menyusun program maupun memastikan hasil yang konkrit dari kunjungan. Untuk menciptakan momentum Presiden RI, KBRI memfasilitasi berbagai kunjungan Pejabat Indonesia ke Amerika Serikat maupun Pejabat AS ke Indonesia termasuk kunjungan 7 anggota Kongres AS dan 4 Senator Senior AS. KBRI memfasilitasi tidak kurang dari 6 kunjungan bisnis dari berbagai perusahaan besar di Amerika Serikat ke Indonesia. Duta Besar telah bertemu setidaknya dengan hampir 100 anggota Kongres dan Senator AS untuk menjelaskan arti penting kunjungan dan meminta dukungan suksesnya kunjungan Presiden RI.

Senada dengan Budi, Duta besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr. juga membantah  kabar adanya makelar yang mengatur pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Presiden Barrack Obama di Gedung Putih, beberapa waktu lalu. Ada laporan tentang perusahaan melobi yg mengatur perjalanan Presiden @jokowi ke AS. Laporan itu tidak benar. – #DuBesBlake,” tulis Blake di akun Twitter U.S. Embassy Jakarta, Minggu (8/11).

Sementara itu, Dr Michael Buehlerm seperti dikutip  www.bbc.com, Minggu, (8/11) menegaskan  “Yang saya tulis dalam artikel saya pada prinsipnya ada kontrak bahwa seseorang membayar uang ke Pereira Limited di Singapura yang kemudian diberikan kepada perusahaan di Las Vegas, R&R Partners, US$80.000 untuk pekerjaan konsultasi dalam hubungan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat,” jelasnya

Dia mengatakan sumber dari tulisan itu adalah dokumen yang bisa dibuka untuk umum, dan link untuk dokumen tersebut disertakannya dalam artikelnya yang pertama kali dimuat di sebuah situs tulisan tentang Asia Tenggara, New Mandala. “Sumber tempat saya mendapatkannya adalah open access, jadi semua orang bisa mendapatkannya.” (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/80979

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

jason_yau_lie

 

 

 

 

 

kabari store pic 1