KabariNews – Pembegalan kendaraan bermotor akhir-akhir ini menjadi fenomena sosial. Tidak hanya terjadi di Jakarta, namun juga terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Para pelaku begal banyak yang meregang nyawa dihabisi massa, tak jarang pula yang tertangkap.

Psikolog UGM Prof. Kwartarini Wahyu Yuniarti, M.Med.Sc., Ph.D. , mengatakan menjebloskan pelaku begal remaja ke dalam penjara bukanlah solusi yang tepat untuk membina para tersangka. Menurutnya pemberian hukuman dengan memenjarakan para tersangka tidak banyak berpengaruh mengubah perilaku mereka.

“Belum ada bukti keberhasilan hasil dari pembinaan di penjara, yang timbul hanya efek jera saja,” katanya seperti dilansir dari laman ugm.ac.id, Jumat, (20/3).  Kwartarini menyebutkan penanganan pelaku begal remaja bisa dilakukan dengan menyalurkan energi positif yang ada pada diri mereka kedalam hal-hal yang positif. Misalnya saja di bidang olahraga ataupun kemiliteran.

“Para pelaku ini memiliki karakter positif yakni memiliki keberanian tinggi. Hal inilah yang sebaiknya ditangkap, karakter positifnya ditangani untuk diarahkan ke hal-hal yang baik seperti tinju, sepak bola, atau kegiatan militer,” urainya.

Apabila hal tersebut dilakukan, ia meyakini nantinya tidak akan timbul kembali aksi-aksi negatif yang meresahkan masyarakat. “Tidak akan ada waktu lagi untuk berpikiran negatif karena seluruh energi telah difokuskan dalam hal-hal yang baik,” tandasnya.

Sementara itu untuk menghindari munculnya tindakan negatif remaja, Kwartarini meminta kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan dan melakukan pengawasan terhadap anaknya. Pasalnya, para remaja berada dalam masa yang tidak stabil dan di fase pencarian jati diri. Sehingga saat anak tidak memperoleh perhatian keluarga mereka cenderung akan mencari di luar rumah.

“Mereka mendapatkan informasi yang over load dari kiri-kanan. Ditambah lagi tidak ada pengawasan dari orang tua dan guru sehingga tindakannya tidak terkontrol,”jelasnya.

Kebanyakan remaja bermasalah, kata dia, berasal dari keluarga yang tidak memfasilitasi mereka untuk tumbuh menjadi pribadi yang dapat mengelola dirinya sendiri. Ditambah lagi dengan lingkungan luar yang tidak mendukung mereka untuk tumbuh menjadi individu yang baik.“Ada kesalahan dalam parenting sehingga parental education menjadi sangat diperlukan saat ini,” ujarnya. (1009)

Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/75761

Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini

______________________________________________________

Supported by :

Allan Samson

 

 

 

 

kabari store pic 1