Sudah beberapa hari ini tidak ada pesan yang masuk darinya. Entah apakah ia sedang sakit, sibuk atau jangan-jangan sedang dekat dengan cewek lain. Hmm.. Hendra, kakak kelasku itu memang telah merebut hatiku. Karena selain orangnya tampan dan baik hati, ia juga pandai menulis puisi dan bermain gitar. Namun justru karena hal-hal itu tadi, terlalu banyak cewek lain yang juga suka sama dia. Aku cukup merasa beruntung karena mendapat perhatian lebih darinya. Apalagi meskipun boleh dibilang tergolong cewek yang manis, aku tidak sebegitu populer seperti Hendra atau sahabatku Feby yang merupakan seorang Cover Girl. Tapi entah mengapa, aku sedang dekat dengan Hendra dan ia sering mengirimi aku pesan baik berupa puisi ataupun beberapa penggal kata yang selalu saja membuat hatiku merasa nyaman.
Untuk kesekian kalinya aku tekan tombol refresh pada HP ku, dengan hati berdebar mengharapkan pesan darinya. Akhirnya, masuk juga sebuah pesan yang amat kunanti:
“Detik kini, berbeda dengan yang lalu. Karena suara dihatiku berkata lain. Dia yang tersenyum. Membuat saat ini berarti”
Serangkaian kata yang sederhana, namun membuatku melupakan seluruh kesulitan serta masalah yang harus aku hadapi. Ya, memang kehidupan seakan tidak memihak pada diriku. Aku bernama Sofie, seorang anak tunggal yang tinggal bersama ibu, dengan keadaan ekonomi yang pas-pasan. Untuk mendukung kehidupan keluarga aku harus bekerja sambilan sebagai seorang penyanyi. Namun keadaan ibu yang kini sakit-sakitan membuat kami hidup serba dalam keprihatinan. Perlakuan istimewa Hendra terhadapku sungguh merupakan setetes embun dalam melalui hari. Bahkan aku tidak perduli berapa banyak cewek lain yang dekat dan memujanya. Ia selalu sopan dan memperlakukanku dengan baik dan akupun tak berdaya selain mengalir, entah kemana hubungan ini akan membawa kita.
“Hei, ngelamun aja..senyum senyum koq sama HP” goda sahabat cantikku Feby “
Feb, udah selesai ngedance nya?”
“Udah, koq cerah amat wajahnya, abis baca puisi ya..”
“Nggak bisa sering nulis puisi dia, kan sibuk ama fansnya” ucapku sambil tersenyum
“Lagian kenapa ga sama Ferry aja sih, dia tipe setia tu.. dan segitunya ama kamu”
“Tapi aku ga ada rasa sama dia”
“Mendingan atuh non, dari pada nanti baru tau rasa ama si Hendra playboy” Goda Feby
“Udah ah, yang penting malem minggu kita janji mau makan malem bersama. Aku cuma sekedar mau menikmati saat bersama dia. Ga serius amat juga koq..”
“Iya, mana mau serius dianya”
“iihhh..dasar ni, emang cocoknya sama kamu ya, sama2 ga bisa serius kalo punya pasangan” jawabku sambil mencubit gemas lengan Feby.
Sahabat terbaikku sejak SD yang orangnya memang ceria dan suka menggodaku. Lalu kamipun beranjak dari sekolah dan mampir ke toko buku langganan untuk mencari komik dan beberapa buku pelajaran.
Belum lama memasuki toko buku, hatiku menjerit kecil saking gembiranya. Hendra, cowok idamanku ada di toko buku itu. Dengan hati berdebar, kuhampiri dia,
“Hendra, lg ngapain?”
“Sofie, koq bisa kebetulan..aku masih nunggu balesan SMS kamu lho” ucapnya sambil tersenyum.
Aduh tatapannya, sinar matanya, aku rela meninggalkan planet ini beserta seluruh isinya asal bisa terus menikmati sesosok pribadi ini.
“Iya, tadi baru mau bales, eh..diajak jalan sama Feby.
Napa, kangen ya kak?” Ucapku menggoda,
Tiba-tiba sebuah adegan yang sangat tidak terduga segera membuyarkan suasana indah yang baru saja terjadi. Seorang cewek cantik dengan wajah khas blasteran, yang tidak kalah cantiknya dengan Feby, menggandeng tangan Hendra dengan mesra disertai tatapan sinis pada diriku. Ergh..menyebalkan sekali.
Dan untuk melengkapi kekecewaanku, dengan tenangnya Hendra memperkenalkan gadis itu,”Sofie, kenalin ini Fara sahabatku sejak kecil yang baru kembali dari Amerika” dan kamipun berjabatan tangan, disertai sikap angkuh dan tidak perduli dari mahluk bernama Fara itu. Yang segera menarik Hendra ngeloyor entah kemana, tanpa sempat pamit padaku karena ditarik dengan manja dan sedikit memaksa. Betapa hari yang menyenangkan!
Belum lama aku tertegun dalam rasa jengah, seakan tidak percaya akan apa yang baru terjadi. Feby dengan polosnya membawa buku komik yang biasanya akan selalu membuat kita bersemangat untuk membaca lanjutannya. Namun kini yang ada dibenakku cuma galau membayangkan adegan-adegan lanjutan yang akan terjadi antara Hendra dan Fara! Ergh..memang banyak yang menyukai Hendra, tapi tidak pernah ada yang menggandeng dengan semanja itu lho. Sesudah ini mau kemana mereka, ngobrolin apa, puisi seperti apa yang akan dibuatkan oleh Hendra untuknya? Semua ini mengaduk-ngaduk hati dan pikiranku. Sehingga aku terduduk dengan lesu tanpa mengindahkan Feby yang sedang bersemangat mendapatkan seri baru komik kegemaran kita.
“Sofie, kenapa sih..abis dapet SMS apalagi, koq jadi lemes gini?”
“Bukan SMS Feb, barusan aku ketemu Hendra, tapi..” dengan lirih aku ceritakan semua yang baru saja terjadi.
“Wah, kalo soal itu kan kamu memang harus siap, kan kamu juga selalu bilang kalo Hendra itu memang banyak fansnya.”
“Iya sih, kadang aku juga berpikir kenapa ga sukanya sama Ferry aja ya, dia type cowok yang bisa bikin tenang kayaknya”
“Nah, apa aku bilang juga. Mending kapan2 ikut kelas Yoga, dia kan asisten pelatih, orangnya sabar dan perhatian”
“Memang sih aku tertarik koq untuk ikutan kelas Yoga” Jawabku sekenanya, sekedar menipu nurani..meronta dari kenyataan.
Sore itu hari mendung, entah sudah berapa kali ku klik tombol refresh pada HP ku, dengan perasaan campur aduk antara cemburu, kesal dan kangen. Saat hujan rintik mulai turun, hatikupun turut merasa sejuk karena sebuah puisi yang begitu indah baru saja merasuk ke dalam hatiku.
“Dia yang di sana
Membuat semua di sini indah
Lebih dari semua yang dapat kutatap dan kujamah
Kurasakan seperti degup jantung
Karena hati kecil tak bisa berdusta
Akan bisik kecilnya yang manis merdu
Bahwa ia rindu..rindu dirinya
Yang kini menggenggam hatiku
Dengan rasa di hatinya”
“Aduh, dasar playboy kelas kakap nih” Gumamku lirih dalam hati,
Meskipun wajah tersenyum. Entah apa sih sebenernya yang dia mau. Banyak wanita di sekelilingnya, tapi masih aja sempet mengirimkan aku Puisi Cinta. Meskipun tak bisa kupungkiri semua ini membuatku merasa senang, tapi semoga aja ini semua bukan cuma rayuan gombal belaka. Terlebih lagi sejak kejadian tadi, setidaknya sudah tidak dapat lagi kubendung rasa untuk minta sedikit kejelasan mengenai hubungan aneh kita ini.
Memang sejak pertama kali berkenalan enam bulan yang lalu, tidak banyak yang kita bicarakan. Karena dia sangat sibuk dengan aktifitasnya. Itupun kalau bukan karena aku yang nekad memberanikan diri untuk minta nomor hpnya, semua ini tidak akan pernah terjadi. Kita hanya betemu sebatas tegur sapa di sekolah, juga pernah pergi ke toko buku bersama. Itupun bukan berduaan, tapi bersama dengan Feby dan Ferry. Malem minggu besok akan jadi kencan pertama kita berduaan dan rasanya waktu yang tepat buat mengungkapkan rasa ingin tahu yang selama ini hanya bisa kupendam. Hmm..juga mengenai hubungannya dengan Fara yang terus terang membuatku sangat cemburu karena kecantikan dan kemesraannya dengan Hendra. ( by Billy Kurniadi)
Bersambung ke edisi selanjutnya…
Untuk share artikel ini, Klik www.KabariNews.com/?67100
Mohon beri nilai dan komentar di bawah artikel ini