Industri fashion di Indonesia terus berkembang pesat, menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan terbesar di Asia Tenggara. Namun, di balik pesatnya pertumbuhan ini, muncul tantangan besar terkait dampak lingkungan. Mayoritas produk fashion di pasar massal masih menggunakan bahan polyester, yang membutuhkan lebih banyak air, bahan kimia, dan energi dalam proses produksinya serta sulit terurai di alam. Tren global menunjukkan peningkatan kesadaran akan fashion berkelanjutan, tetapi di Indonesia, penerapan konsep ini masih terbatas.

Menjawab tantangan ini, TONIQUE hadir sebagai brand fashion lokal yang mengusung konsep eco-friendly dengan harga terjangkau, menawarkan solusi bagi konsumen yang ingin tampil stylish sekaligus peduli terhadap lingkungan.

Didirikan pada tahun 2022, TONIQUE berkomitmen untuk menghadirkan pakaian berbahan 100% katun tanpa campuran polyester, sehingga lebih ramah lingkungan. Tidak hanya itu, seluruh kemasan produk juga dibuat dari material daur ulang.

“Sebagian besar industri fashion masih bergantung pada polyester karena biayanya lebih murah, tetapi ini memberikan dampak lingkungan yang besar. Kami ingin membuktikan bahwa menciptakan produk fashion yang eco-friendly tidak harus mahal,” ujar Malik Thariani, Co-Founder dan Director TONIQUE.

Ia menambahkan, “Kami ingin mengubah paradigma bahwa produk berkelanjutan itu hanya untuk kalangan tertentu. Di TONIQUE, kami menghadirkan pakaian yang fashionable, terjangkau, dan tetap mengedepankan nilai keberlanjutan.”

Selain itu, penggunaan bahan katun dalam produk TONIQUE juga mampu menghemat hingga 2.000 liter air dalam proses produksinya dibandingkan dengan produk berbahan polyester. Dengan beralih ke bahan yang lebih ramah lingkungan, TONIQUE turut berkontribusi dalam mengurangi polusi serta dampak negatif terhadap lingkungan.

TONIQUE didirikan oleh Malik Thariani, bersama dengan Co-Founder, Monica Suseno, serta rekannya Smejo Chacko. Mereka berbagi visi yang sama: menciptakan fashion berkelanjutan yang bisa diakses oleh semua orang.

“Kami melihat adanya celah di industri fashion Indonesia. Kesadaran terhadap fashion berkelanjutan belum seketat di Eropa, tetapi kami percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari sekarang. Kami ingin menginspirasi industri ini bahwa menciptakan produk yang ramah lingkungan itu mungkin dan tidak mahal,” kata Smejo Chacko, Komisaris TONIQUE.

TONIQUE juga mengutamakan inklusivitas dalam desain mereka. Produk-produk mereka dirancang agar dapat diterima oleh berbagai kalangan, dengan gaya yang universal dan cocok untuk semua orang.

Sebagai bagian dari komitmennya terhadap inovasi, TONIQUE menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses desain fashion dan grafis. Dengan otomasi dalam pembuatan pola pakaian, desain sampel, dan pengolahan material, mereka terus mencari solusi baru untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi limbah produksi.

Tak berhenti di situ, TONIQUE juga tengah menjajaki berbagai peluang kolaborasi dengan berbagai komunitas untuk semakin memperkuat ekosistem fashion berkelanjutan di Indonesia.

Sebagai langkah nyata dalam mendukung lingkungan, mulai Maret tahun ini, TONIQUE akan meluncurkan inisiatif “One Tree Per Order”, di mana satu pohon akan ditanam untuk setiap pembelian yang dilakukan oleh pelanggan.

“Kami ingin TONIQUE tidak hanya menjadi brand fashion, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan global menuju industri yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan,” tutup Malik Thariani.

Produk-produk sendiri TONIQUE tersedia di berbagai e-commerce besar, serta hampir 40 outlet store di Indonesia. Dengan jangkauan yang luas, TONIQUE siap merevolusi industri fashion dengan menghadirkan gaya hidup ramah lingkungan yang dapat dijangkau oleh semua orang.

Sumber Foto: Istimewa

Baca Juga: