Masjudi Yudhie adalah seorang yang perfeksionis. Kerja tanggung tak pernah ada dalam kamus hidupnya. RUMAH KLASIK pun menjadi buah karya dari pribadinya yang penuh kesempurnaan. RUMAH KLASIK menjadi satu-satunya konsultan arsitektur dan kontraktor di Indonesia yang mengadopsi gaya klasik Romawi dan Yunani yang sebenarnya.

Siang itu, KABARI menyambangi kantor RUMAH KLASIK yang berada di Kota Deltamas, Kabupaten Bekasi. Sejurus dengan namanya, kantor itu seperti layaknya bangunan rumah klasik yang megah dan mewah, sehingga terlihat berbeda dari area sekitarnya dengan dominasi warna putih yang menjadi ciri khas RUMAH KLASIK.

Kami berbincang santai dengan Masjudi Yudhie yang tak lain adalah pemilik dari perusahaan RUMAH KLASIK, konsultan arsitektur dan kontraktor spesialis rumah/bangunan mewah bergaya klasik Romawi. Ditemani beberapa stafnya, Masjudi bercerita RUMAH KLASIK sudah berdiri sejak tahun 1997.

Menyadari hunian bergaya klasik dikenal di Indonesia sejak dahulu kala dan banyak digunakan, Masjudi melalui RUMAH KLASIK mengusung konsep rumah yang desainnya tak lekang oleh waktu.

“Intinya saya orang yang perfeksionis. Berangkat dari itulah saya kalau mengerjakan sesuatu tidak mau tanggung-tanggung. Berusaha memberikan yang terbaik. Karena kita memberikan yang terbaik dan bagus, otomatis cost productionnya kita tinggi sehingga harga jualnya pun tinggi. Kalau harganya tinggi, kita di RUMAH KLASIK menyasar pasar properti untuk kalangan atas. Saya tidak mau buat rumah yang biasa-biasa saja.” kata Masjudi

“Kenapa kok maunya di pasar kalangan atas, karena ya berangkatnya dari saya adalah orang yang perfeksionis.”

Dari awal berdiri, Masjudi ingin membuat segala sesuatu yang bernilai seni. Rumah Klasik baginya adalah bangunan yang memiliki nilai seni tinggi. Pun dengan Rumah Klasik yang sifatnya tak lekang oleh waktu. Sepanjang masa akan tetap bagus.

Masjudi mengatakan rumah klasik berbeda dengan rumah tradisonal seperti Rumah Joglo, Rumah Gadang dan lainnya. Rumah klasik yang dimaksud adalah bangunan arsitektural yang berkiblat pada bangunan Romawi dan Yunani.

“Segala sesuatunya kita adopsi. Dan kita menjadi satu-satunya yang menerapkan gaya klasik Romawi yang sebenarnya,” imbuhnya.

Akan halnya dalam mendesain dan membangun rumah klasik, ada pakem-pakem yang harus sesuai dengan kaidah dari arsitektural Romawi. Kaidah-kaidah gaya rumah klasik dari Romawi dan Yunani yang sudah dibakukan adalah bentuk pilar, proporsi, mahkota dan lainnya.

“Kita tidak tidak pernah melenceng dari kaidah yang ada atau mencampurkan langgam lain dalam desain Rumah Klasik, jadi originalitas gaya rumah klasik Romawi dan Yunani yang kita aplikasikan,” tutur Masjudi.

Salah satu ciri khas terpenting dalam rumah klasik adalah desainnya yang proporsional dan simetris. Oleh karena itu setiap elemen pada rumah klasik seperti pilar, mahkota, lisplang dan

lainnya dianalogikan seperti tubuh manusia, dari mulai kaki sampai dengan kepala proporsinya harus memiliki rasio yang tepat untuk mencapai kesempurnaan dari sebuah bangunan bergaya klasik.

“Desain klasik itu desainnya susah. Proporsi betul-betul harus diperhatikan misalnya yang pertama adalah pagar ketika ukuran pagar yang tidak sesuai dengan presisisnya itu sudah campuran dari gaya modern. Kedua dari proporsi pilar kalau tebal dari bawah sampai atas beda, semakin mengerucut. Juga dengan ketebalannya. Dan yang terakhir adalah tangga,kita sesuaikan dan sematkan dengan fengsui dan kaidah muslimnya.” tutur Masjudi.

Masjudi meyakini rumah klasik sepanjang masa akan tetap bagus, tetap digemari dan nilai investasinya akan semakin tinggi seiring dengan berjalannya waktu. Semakin tua rumah klasik kalau dijual nilainya akan semakin mahal.

“Kalau kita punya rumah selain rumah bergaya klasik itu 10-15 tahun kedepan dijual akan turun harganya. Berbeda dengan rumah klasik, nilai investasinya semakin tinggi dan tidak ada patokan menjual rumah klasik. rumah selain gaya klasik kalau dijual banyak pesaing, jika harga kemahalan orang tidak akan mau beli, tetapi kalau rumah klasik saingannya tidak banyak dan itu sifatnya seni,”kata Masjudi.

Artikel ini juga dapat dilihat di Majalah Digital Kabari 187

Baca Juga: