Beberapa waktu lalu KABARI berkunjung ke salah satu tempat wisata di Bogor namanya Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup. Lokasinya berada di jalan  Alfred Turangan, Pasir Mukti, Kec. Citeureup.  Lokasinya tak sulit untuk dijangkau. Terletak diantara Desa Tajur, Pasirmukti, dan Gunung Sari.  Dari Jakarta hanya beberapa jam saja untuk sampai ke lokasi. Ada dua akses jalan yang dapat dipilih. Pertama, dari tol Jagorawi kemudian pilih pintu keluar di pintu tol Citereup-Cibinong. Kedua dapat diakses melalui via sirkuit Sentul.

Sesampainya disana, kami berkeliling dari satu titik ke spot lainnya dan sampai pada ke satu kesimpulan bahwa Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup ini memiliki daya tarik yang cukup bervariasi, mulai dari wisata alam, edukasi pertanian, wisata keluarga, sampai ke wahana yang cukup beragam. Kami pun mewawancarai Pemilik Kebun Wisata Pasir Mukti, Hibran Turangan, untuk menggali lebih dalam informasi mengenai Kebun Wisata ini. Berikut kutipannya.

Nama tempat ini Kebun Wisata Pasir Mukti, bisa dijelaskan?

Kebun Wisata Pasir Mukti diambil dari nama desa di lokasi kita yaitu Desa Pasir Mukti, jadi nama itu diambil dari Desa Pasir Mukti menjadi Kebun Wisata Pasir Mukti. Kebun Wisata ini berdiri sejak tahun 2002 secara legalitasnya, tetapi sebelum itu sudah berkecimpung di dunia wisata sekitar 4 sampai 5 tahun. Di tahun 2002 lah dibuat  legalitasnya menjadi PT. Kebun Wisata Pasir Mukti dan trademark kita dikenalnya sebagai Kebun Wisata Pasir Mukti sebagai obyek wisata.

Menginisiasi Kebun Wisata, seperti apa ide awalnya?

Kebun Wisata ini adalah ide dari orang tua saya khususnya Ibu saya. Beliau lulusan pertanian dari UGM kemudian menjadi Ibu rumah tangga dan memiliki lahan di Desa Pasir Mukti ini. Awalnya hanya lahan kecil aja, beliau sekitar tahun 1990-an menginisiasi Kebun Wisata ini pernah bertanjya ke keponakannya, atau anak – anaknya termasuk saya, ditanya apakah ingin jadi petani? Tidak ada yang mau jadi petani, sementara beliau kan lulusan dari Insinyur pertanian.

Ditambah lagi kita tertimpa krisis di tahun 1997/98, negara kita agraris tapi justru kita mengimport banyak bahan – bahan makanan karena pertanian kita tidak kuat. Kita hanya konsentrasi ditanaman pangan saja, oleh karena itu Ibu berpikiran bahwa kalau merubah pemikiran daripada orang dewasa itu sulit. Untuk merubah cita -cita mereka untuk menjadi seorang petani, oleh karena itu Ibu berpikir bahwa akan lebih baik kalau merubah pemikiran itu dimulai dari anak kecil, bagaimana caranya? Caranya yaitu lokasi kebun yang cuma kecil ini dikelola sedemikian rupa

Visi dan misi dari Kebun Wisata?

Visi misinya kami ingin meperkenalkan dunia pertanian kepada wisatawan, sehingga wisatawan yang berkunjung kesini mereka bisa mengerti apa itu pertanian, apa itu jenis – jenis tanaman yang mereka makan atau mereka gunakan di dalam rumah mereka yang mereka konsusmsi sehari –hari karena banyak pengunjug disini terutama anak -anak masih belum mengerti mereka makan nasi itu awalnya dari mana, lalu terus kemudian buah – buah yang mereka makan itu asalnya dari mana, sayur mayur itu dari mana. Jadi konsep daripada wisata Argo itu kami memperkenalkan dunia pertanian melalui edukasi dan entertainment.

Berapa luas kebun ini?

Luas kebun obyek wisatanya sendiri itu ada sekitar 15 hektar, kami keluarga memiliki lahan hampir sekitar 20 hektar dan yang dijadikan obyek wisata itu 15 hektar, dimana di dalamnya itu ada tempat pertaniannya karena lokasi kita disebut obyek wisata Agro sehingga 80 persen itu pertanian. Mulai dari tanaman pangan seperti sawah, ada kebun singkong, kebun jagung terus kemudian hortikultura seperti tanaman buah Rambutan, Manggis, Jambu. Dan juga ada tanaman hias Anggrek, kemudian pemeliharaan ayam. lalu ada contoh perkebunan juga didalamnya sini. Jadi di dalam lokasi 15 hektar itu 80 persen pertanian dan sisanya baru fasilitas pendukung seperti penginapan, Restoran, lalu gedung pertemuan, kolam renang, tempat parkir dan lain sebagainya.

Untuk paket kebun wisata seperti apa?

Jadi paketnya kami sebelum Covid cukup banyak, mulai dari paket umum lalu kemudian TK, SD, SMP, SMA sampai anak -anak kuliah punya paket yang berbeda. Lalu kemudian ada paket untuk Corporate juga mereka team building tetapi basicnya semua melalui pertanian. Dengan adanya Covid kami sudah mulai melakukan efisiensi paket -paket yang kami rasa belum waktunya untuk di launching lagi kami tiadakan dulu. Kami kembali ke paket basic yaitu hanya untuk pengenalan pertanian bagi anak -anak sekolah dan umum saja seperti kaya seminar, outbond mungkin itu masih sangat sedikit animonya setelah Covid ini, jadi paket yang kami pertahankan adalahwisata Argo dan kemudian ada paket camping.

Untuk range harganya?

Untuk range harga itu tergantung paket yang diambil, kalau untuk harga tiket masuk sendiri yang  tidak perlu pakai grup hanya family perorangRp. 25 ribu, sudah termasuk mereka bisa keliling kebun mereka bisa melihat pertaniannya tanpa pemandu mereka jadi bisa keliling, kami sediakan sepeda gratis, mereka bisa gunakan untuk keliling kebun, lalu ada permainan anak – anak, taman bermainnya anak -anak itu juga kami sediakan gratis itu fasilitas yang mereka bisa dapatkan.

Kami juga buka tempat makan yang sederhana, Lalu untuk paketnya sendiri mulai dari angka Rp. 60 ribu untuk paketnya. Biasanya itu 60 ribu dengan minimum 30 orang mereka sudah mendapatkan pemandu, makan siang, lalu keliling kebun, dengan pemandu yang memberikan edukasi tentang pertanian, mereka juga dapat seperti basecampnya yang bisa menampung barang -barang, lalu mereka makan siang di lokasi basecamp tersebut.

Nah basecampnya itu bukan lahan terbuka tetapi kaya Saung / Gazebo yang cukup luas tergantung daripada tamunya, Gazebonya sendiri juga bisa memuat sampai 200 orang, 100 orang jadi kami ada beberapa Gazebo. Lalu juga ada paket camping mereka boleh sewa lahan, atau mereka boleh camping dengan kita siapkan tenda juga ada.

Apakah ada hasil pertanian di Kebun wisata yang diekspor?

Obyek wisata Agro kami cukup unik, kita punya display semua 5 unsur pertanian, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan darat, tapi sebagai display dan sebagai area produktif untuk kita jual, lebih kearah display kepada tamu – tamu lalu kemudian hasilnya sendiri kadang -kadang kita jual untuk tamu – tamu pengunjung tapi belum ada yang kita jual ke luar.

Nah, waktu masa Pandemi kemarin karena kami terpaksa harus tutup. Saya sudah mulai mengalihkan fungsi lahannya, lahan – lahan kami tidur untuk kami tanam Butternut Squash, butternut itu saya lihat cukup menjanjikan, butternut kami tanam cukup banyak dan hasilnya kami ekspor.

Jadi Kebun Wisata Pasir Mukti ini semenjak masa Covid juga kami ekspansi sudah melakukan ekpsor beberapa produk mulai dari Ubi Madu, Ubi Ungi lalu Butternut (Labu Madu), Jeruk Pomelo, tetapi lebih ke arah packingnya disini kami mengumpulkan dari petani – petani yang berada disekitar dan kami juga membeli dari daerah – daerah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, lalu kemudian kami ekspor ke Chili.

Untuk kebutuhannya atau hasil dari produksi kami sendiri juga belum cukup karena ekspornya cukup besar jadi kalau misalnya memang kebetulan kami lagi panen ya kami ikut sertakan untuk kita ekspor. Tetapi yang rutin ekspor tetap kami pengadaannya kami beli dari luar. Saya ekspor ke beberapa negara, mulai dari Singapura, Malaysia, Hongkong, yang rutin sekarang itu ke Singapura dan Hongkong.

Rencana ke depannya?

Rencana kedepannya kami akan membuka dan memperbaiki fasilitas – fasilitas yang kami tutup akibat Covid. Karena lahan sudah tidak bertambah lagi jadi kami  konsentrasi mungkin ada penambahan fasilitas yang lain, perbaikan – perbaikan fasilitas yang lain disamping untuk ekspornya juga kami mencari buyer – buyer dari negara lain untuk supaya ekspornya menjadi income dari Kebun Wisata Pasir Mukti.

Artikel ini juga dapat dilihat di Majalah Digital Kabari 187

Simak wawancara Kabari dengan Hibran Turangan dibawah ini.